[BAGIAN 02]

12 2 0
                                    

Cerah.
Satu kata yang mengisi pikiran Pavel ketika ia membuka matanya pagi ini. Ia dapat merasakan cerahnya belahan bumi Swiss dari tirai putih hotel yang nampak sedikit transparan, seolah memberi izin mata birunya untuk menembus melihat apa yang ada di baliknya. Seraya mengangkat kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah simpul senyuman yang mampu memikat kaum hawa jika melihatnya, ia berjalan pelan menuju jendela kamar yang ia tempati tersebut, lalu menyibakkan tirainya. Jarinya membuka jendela, mempersilahkan angin musim semi memenuhi kamarnya.

"Selain Jembatan Panorama Sigriswil, apa besok kau mau pergi ke Interlaken bersamaku?"

Mata biru Pavel menatap wanita di depannya dengan tatapan tak percaya. Bagaimana bisa? Mereka tidak saling mengenal dan baru bertemu dua kali, itu pun tidak disengaja. Bagaimana bisa wanita itu mudah mengajaknya begitu saja? Apa dia tidak takut jika seandainya Pavel adalah penjahat atau semacamnya?

"Kau tidak takut padaku? Aku orang asing," jelas Pavel singkat tanpa mengalihkan tatapannya.

"Kau menganggap dirimu sendiri asing, nyatanya kau dikenal di berbagai penjuru dunia," Raiden yang menjawab, membuat Pavel mengalihkan pandangan dan kini menatap Raiden.

"Maksudmu?"

"Kau Pavellsha Vrederich, Direktur Utama Z-Force Corporation. Siapa yang tidak mengenalmu? Perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, menciptakan alat-alat canggih yang didambakan dapat mengubah peradaban dunia ini."

"Lagipula kau tampak kesepian," tambah Mitsuki sehingga Pavel hanya bisa membalasnya dengan senyuman tipis, namun sarat akan luka yang teramat dalam, "Kau lari ke Swiss tiga tahun lalu pasti karena terluka. Swiss memang dikenal sebagai negara pelarian. Dia banyak dikunjungi oleh orang-orang yang putus asa. Melihat Swiss, mereka akan pulang, dengan harapan baru yang menunjukkan tunasnya."

Mitsuki benar.
Pavel pernah lari ke sini.
Ke Swiss.
Karena hatinya terluka, disakiti oleh orang yang dia cintai.

Switzerland, saksi bisu pertemuannya dengan Mitsuki.
Pavel menyadari itu.

Mengingat hal tersebut, Pavel kembali tersenyum lalu pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Ia menginap di Hotel Adler, salah satu hotel terkenal di dekat Jembatan Panorama Sigriswil. Setelah ini, ia harus bersiap pergi ke Interlaken bersama Mitsuki. Wanita itu akan menunggunya di Jembatan Panorama Sigriswil. Perjalanan dari Jembatan Panorama Sigriswil menuju Interlaken memakan waktu kurang lebih 28 menit jika ditempuh melewati Seetrasse menggunakan mobil pribadi.

Mitsuki sendiri banyak bercerita tentang dirinya. Bahwa ia pindah ke Swiss sekitar sepuluh tahun yang lalu. Salah satu neneknya memang asli Swiss.

Dering ponsel Pavel membuat pria berusia 33 tahun itu berhenti mengaduk sup yang ia buat. Matanya menatap benda canggih miliknya yang tergeletak di meja, bergetar dengan layar menyala. Ia mematikan kompornya dan bergegas menatap ponselnya tersebut.

Rifelicia Zahraza Queensha

Senyumnya mengembang begitu saja melihat siapa yang memanggilnya sepagi ini. Ia menggeser layar ponselnya dengan cepat dan menempelkannya di telinga, "Halo?"

"Hei, apa kabarmu di Swiss?" suara antusias Felicia menyerbu indra pendengaran Pavel seketika, membuat Pavel sedikit tersentak kaget karena reaksi wanita heboh itu sama sekali tidak berubah. "Aku besok berulang tahun yang ke-29. Bawakan aku oleh-oleh dari sana pulang nanti,"

"Jika aku tidak lupa," Pavel terkekeh, "Mana Athene? Aku merindukannya,"

"Tidur,"

"Tidur atau kau yang pelit tidak mau membiarkanku berbicara dengan Athene?" tebak Pavel tepat sasaran yang membuat tawa Felicia pecah seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARIS SEMESTA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang