Aku berpikir bahwa kamu adalah rumah. Tempat yang selalu menyambutku pulang dan meletakkan lelahku dalam pelukmu.
Aku mengandai kamulah singgasana terakhirku. Namun ternyata rasamu masih diisi oleh sisa-sisa yang kamu sebut masa lalu.
Kemudian, aku kamu anggap apa?
Aku masih selalu percaya dengan kalimat yang kamu katakan.
Aku mengiyakan meski itu adalah kebohongan manis. Tenang saja, aku tidak akan menunjukkan kekecewaanku padamu.Kamu segalanya untukku.
Seburuk apapun perlakuanmu. Atau bahkan kamu yang menaruh perasaan cinta palsu padaku.Tidak apa,
Asal kamu mau bertahan disampingku. Memegang tanganku dalam gelap hidupku.Aku tetap membanggakanmu di depan mereka. Aku tetap meminta namamu diantara dua sujudku. Aku juga akan tetap menyebutmu: 'Yang Terkasih.'
Sebab cintaku padamu tidak layak disandingkan dengan dia.
Tidak sama sekali.
Ams, 29June
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesampah Bait Gila
PoetryAku sempat menulis tentangmu, tapi kau pergi. Sekarang aku tak ingin menulis untuk siapa pun, bahkan diriku sendiri.