Senin pagi ini cuaca sangat mendukung, tak panas dan juga tidak mendung. Alya beserta guru-guru yang lain berdiri menghadap tiang bendera dan mengamati anak-anak yang bertugas mengibarkan bendera.
Lebar lapangan itu pun tak sebesar lapangan upacara di sekolah Alya dulu, banyak genangan air yang menyebabkan sepatu mereka kotor.Inilah yang membuat Alya prihatin, kelasnya yang tidak memadai membuat sebagian dari mereka harus belajar di tempat lain. Apalagi tadi malam hujan mengguyur kampung ini membuat mereka harus mencari tempat lain selain di tengah lapangan yang tadi mereka pakai untuk upacara.
Alya dan Santi maju ketengah lapangan setelah pak Joko, selaku kepala sekolah di sana mempersilahkan mereka sebagai guru baru memperkenalkan diri.
Berpasang pasang mata memperhatikan kedua gadis itu.Alya memasang senyum terbaiknya untuk perkenalan pertamanya, matanya memandangi wajah-wajah polos yang haus akan ilmu pengetahuan, keadaan sekolah tak menyurutkan semangat mereka untuk belajar.
"Perkenalkan, nama kakak Anastasya Alya Handoko kalian bisa panggil kakak Alya." Alya melambaikan tangannya tanda perkenalan.
"Nama kakak Santia Salwa Akbar, biasa di panggil Santi."
Santi melakukan hal yang sama seperti Alya."Saya selaku kepala sekolah mewakili para guru yang mengajar disini mengucapkan selamat datang kepada Bu Alya dan Bu Santi, semoga selama kalian disini kami bisa melayani kalian dengan baik."
Setelah cuap-cuap panjang menyambut kedatangan mereka, para guru kembali ke aktivitas belajar mengajarnya seperti biasa.
Kelas yang awalnya sangat ramai dengan teriakan penghuninya, kembali senyap setelah Alya memasuki kelas akhir di tingkat sekolah dasar ini. Matanya menyapu wajah-wajah baru di hadapannya.
"Morning class....!!" Kalimat yang selalu Alya pakai saat memasuki kelas.
"Morning teacher.."jawab mereka bersamaan membuat gadis berwajah manis itu tersenyum.
"Okay..... Now i'm your new English teacher, i would like to know you all one by one. So who Will be the first?!" Alya berjalan menyusuri meja-meja yang hanya berjumlah kurang lebih sepuluh buah. Anak muridnya harus berbagi meja dengan yang lain, ada pula yang duduk lesehan di atas keramik yang tak utuh lagi.
Seorang gadis berambut hitam sepunggung mengangkat tangannya. Gadis itu masih berdiri di tempat duduknya.
"Emmm.... Kak, tadi itu artinya apa ya?" Gadis itu menggaruk tengkuknya salah tingkah dan kembali duduk.
Alya tersenyum senang, ia tau kalau mereka masih belum mengerti dengan kata-katanya, ia menunggu salah satu dari mereka bertanya dan hasilnya, ada juga yang bertanya arti dari kata-katanya.
Ia ingin muridnya tak takut bertanya ketika mengalami kesulitan. Alya kembali maju ke depan papan tulis kapur."Itu artinya sekarang Kaka guru bahasa Inggris baru kalian, Kaka mau kenal kalian semua satu persatu jadi, siapa yang mau maju pertama itu artinya, jadi siapa yang mau maju duluan?!".
Kembali gadis berambut hitam sepunggung itu berdiri. Ia mengangkat tangannya dan maju untuk memperkenalkan dirinya.
"Nama Saya Jesika Wulandari, biasanya dipanggil Wulan. Kata emak saya kalau di panggil Jesika ntar di kira Jesika Iskandar lagi !!"
"Hahahahh......"
Ucapan Wulan tadi mengundang gelak tawa teman-temannya tak terkecuali dengan Alya, gadis itu tak bisa menahan tawanya. Lesung pipi diwajahnya membuat wajahnya semakin terlihat manis.
***
"Bu, saya pulang duluan ya..."ucap Bu Maria salah satu guru senior di kantor.
"Oh iya Bu, hati-hati" Alya menunjukkan senyumnya, dan kembali fokus menulis di notebook yang selalu ia bawa kemanapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Strong Hero
General Fictionhanya sebuah kalimat yang menurut seorang gadis bernama Alya itu adalah omong kosong tapi, bagaimana menurut seorang pemuda bernama Bagas yang berniat mengakhiri masa depannya...?? Nantikan kisahnya....