Ia pernah berdiri...
Namun kau hindari...Ia pernah memeluk...
Namun malah kau tusuk...Ia pernah mempercayai...
Namun kau perdayai...Ia pernah membahagiakan...
Namun kau lupakan...Ia pernah hadir...
Namun harus tersingkir...Ia merenungkan
Apa yang ia rasakanBerbagai pertanyaan datang
Walaupun tak diundangSemesta yang kejam?
Atau kau yang menikam?Ternyata dirinya yang tak tahu diri
Yang tetap menjalani walau tak diakuiIa memutuskan untuk pergi
Berlari mencari jati diriIa akan pergi...
Namun kau halangi...
Dengan bodohnya ia menuruti...
Dan tak jadi pergi...Kini ia tengah berdiri
Menikmati Dunia yang mencaci
Mencaci akan dirinya yang kembali
Namun ia tak peduli
Hatinya kini telah matiLihatlah ia kembali dengan buta
Ia hadir untuk cinta
Walu cinta membuatnya nestapa
Namun nyatanya kau buat dia kecewa
Untuk yang kedua kalinya
kau buat hatinya terlukaIa juga manusia
Yang akan putus asa
Ketika perjuangannya sia-siaDan kini ia benar-benar putus asa
sekarang ia tak hanya pergi
Ia telah mati
Terbunuh perasaan yang tersakiti
Tanpa pernah terobati
KAMU SEDANG MEMBACA
Thilipsi (Pelikku Olehmu)
PoetryTidak ada tangis hanya sesak di dada Tidak juga murka karena aku tak berdaya