Kisah ini terjadi pada beberapa tahun silam, di mana acara perkemahan yang seharusnya berjalan dengan lancar, malah berujung mala petaka. Semua itu karena ulah manusia, tak menghargai alam lain dan berperilaku tidak sopan.
Pukul 11.15 Semua peserta dan beberapa panitia kemah kini telah selesai membangun tenda. Beberapa ada yang masih sibuk merapikan barang-barang-nya, dan sebagian tengah bersantai di atas rerumputan. Termasuk Zeya, kini Zeya dan seorang teman-nya-Farah tengah bersantai.
Mereka makan 'Ciki' yang Zeya bawa sembari terebah diatas rerumputan hijau. Mata Zeya terfokus menatap pepohonan rindang di atas-nya. "Eum, Far. Gue ngerasa aneh deh dari pertama kali nginjekin kaki di sini." Zeya membuka percakapan. Farah lantas menoleh ke arah Zeya.
"maksud lo?" Zeya melirik Farah sekilas. "Gak tau gue gelisah. Dari awal berangkat kesini. Gue takut terjadi sesuatu." "Heh! Omongan lo di jaga Ze. Jangan ngomong kaya gitu. Lagian tumben banget lo gelisah gini?" Farah menoyor bahu Zeya pelan. Zeya mengedikan bahu.
"Gue juga gak tau, kenapa gue bisa gelisah gini Far." Farah terdiam sejenak. "Ish gue jadi takut tau!" Zeya menyengir kuda menanggapi Farah. "Penakut lo!" "Eh tapi, kalo lo ngerasa ada hawa-hawa mistis disini lo bisa tanya sama si Selia." Zeya mengerenyitkan alisnya.
"Selia yang satu kelompok sama kita?" Farah mengangguk pasti. "Gue denger dari anak kelas sebelah si dia Indigo." Zeya mengangguk paham. "Eh Far. Tapi kok dia ngilang ya pas kita selesai bangun tenda?" "Eh iy-" Pritrrrrrrrrrrrrr prittttttt pritttttttt
Saat Fara sedang mengobrol dengan Zeya, suara pluit dari sang ketua Ekskul terdengar di area buper. "Semua nya kumpul!!" ujar Hans-sang ketua. Lantas para siswa pun segera berlari ke sumber suara termasuk Zeya dan Farah. Padahal seharusnya sekarang adalah jam untuk sholatDzuhur.
Tapi mengapa mereka malah di perintah untuk ke tengah lapangan? Setelah para siswa berbaris rapih di tengah lapangan, Hans Mulai membuka suaran-nya. "Oke. Jadi saya hanya ingin mengigatkan, jaga etika kalian, jangan tinggalkan sholat dan melanggar aturan di sini."
Hans menjeda ucapan-nya. "Kalian tidak boleh pergi ke tower yang berada di belakang tenda 13. Jangan melewati batas tali merah di area buper. Dan kalian tidak boleh memakai toilet di belakang musholla. Paham semuanya?" "Paham kak!" seru para siswa serentak.
Para siswa membubarkan barisan dan menuju tenda masing-masing. Hanya sedikit siswa yang menuruti perkataan Hans tadi. Termasuk Zeya dan Farah. Bukannya menuju musholla mereka malah bersantai di depan tenda sambil memainkan ponsel-nya. Miris sekali!
Setelah selesai ishoma, para siswa kini berbaris di lapangan buper. Agenda siang ini adalah Haiking. Kini Zeya pun sudah bertemu Selia, yang kata Farah adalah anak Indigo. Wajahnya terlihat pucat. "Eh Sel, tadi kok lo ngilang si?" Selia menengok ke arah Zeya. "Aku sakit."
"Lo yakin mau ikut haiking? Mau gue anter ke pos kesehatan aja?" Selia mengeleng kuat. "Percuma aku ikut kemah gak ikut haiking." Zeya terdiam. Yang Selia bilang benar juga. Setelah lama menunggu giliran, kini kelompok Zeya, Farah dan Selia mendapat giliran.
Mereka mulai berjalan keluar dari area buper menuju pos yang sudah di sedia kan panitia. Untuk menjawab pertanyaan tentunya. Awalnya semua berjalan lancar, hingga di tengah perjalanan di antara 2 pohon beringin Zeya melihat sesosok berjubah hitam dan berambut panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
-A Horror Thread-
HorrorCerita yang saya tulis di sini adalah kisah nyata yang saya alami. Beberapa tempat dan nama tokoh saya samarkan untuk menjaga privasi dan kenyamanan bersama. So Happy Reading guys! 💙💙💙💙 Twitter : @nazzulfa_