Tumbal Mati

23 2 0
                                    

Suasana di sekolah Zeya pagi ini cukup dingin cuaca hari ini pun sedikit mendung. Sepertinya langit sedang ingin menangis hari ini.

Sudah banyak siswa yang berlalu lalang di sana dan Zeya? Ia sedang asyik berdiri di depan balkon kelas sembari melihat sekeliling sekolah.

Zeya sangat suka suasana pagi dan sendiri. Raganya memang berada di antara ratusan orang namun jiwanya tetap hening tak ada siapapun di sana.

Zeya menatap lamat-lamat lingkungan sekolahnya, sekolah nan asri yang di kelilingi oleh sawah.

Di tambah mahluk-mahluk tak kasat mata yang sedang beraktivitas di sana. Walaupun tak banyak, namun itu bisa terlihat oleh Zeya.

Tapi Zeya mencoba tak peduli dengan semua mahluk itu, toh mereka juga tak mengganggu Zeya.

Satu tetes... Dua tetes... Tiga tetes...

Perlahan bulir air turun membasahi bumi. Terlihat di bawah sana banyak siswa yang berlarian untuk meneduh ke area gedung sekolah.

Zeya memejamkan mata perlahan di hirupnya aroma khas tanah yang bercampur dengan air hujan. Zeya sangat suka itu.

"Psssttt ppsssttt Zeya... "

Saat sedang asik menikmati suasana, Zeya di kagetkan dengan suara yang samar-samar seperti memanggil namanya.

Sontak Zeya pun langsung membuka matanya dan menengok ke arah kanan tempatnya berdiri. Dan benar saja, disana sudah ada Mara. Teman Zeya.

Zeya hanya melirik Mara sekilas dan kembali menikmati bulir air yang turun semakin deras.

"Zeya... Akan ada sesuatu hari ini... "

Zeya mendengus kesal. Mara ini selalu menghancurkan mood Zeya ketika pagi hari. Selalu berceloteh tentang hal-hal yang membosankan menurut Zeya.

"Zeya, kamu jangan dekat-dekat sama anak itu ya... " Ingat Mara. "Dia siapa?" ujar Zeya dalam hati.

"Jantungmu akan sakit, kendalikan emosimu. Akan terjadi sesuatu besar hari ini, aku tak bisa menolongmu. Bahkan Selia dan Adin pun tak bisa membantu," jelas Mara panjang lebar.

"Sesuatu apa?" Beo Zeya dalam hati. Mara hanya tersenyum tipis dan sedikit mendekat ke arah Zeya. "Tetap kendalikan tubuhmu, berdoa lah pada Tuhan, kali ini kalian akan menjadi boneka... "

Setelah mengatakan itu tubuh Mara melayang di udara lalu menghilang tanpa jejak.

"Dasar hantu aneh!"

Ya, Mara adalah teman 'Hantu' Zeya yang sudah ada sejak Zeya lahir.

Tapi baru beberapa bulan lalu ia mengetahui bahwa gadis cantik itu adalah salah satu teman dan bisa di bilang sosok penjaga yang di miliki oleh Zeya.

Karena merasa bosan dan kesal kepada Mara, akhirnya Zeya memutuskan menuju kantin sekolah. Mungkin segelas Coklat hangat bisa menghangatkan tubuhnya pagi ini.

Sesampainya di kantin, Zeya memilih duduk di pojok. Ia lantas menyumpal telinganya menggunakan earphone.

Di sruputnya segelas Coklat hangat yang sudah ia pesan, lalu ia menelungkupkan wajahnya diatas meja.

Cukup lama Zeya terdiam berkelana memirkan perkataan Mara tadi. Hingga Zeya di kagetkan dengan seseorang yang menrpuk pundaknya.

"Zeya kok sendirian?"

Sontak Zeya tertegun dan langsung melepaskan kedua earphone yang tadi menyumpal telinganya. Ternyata di depan Zeya ada Bu Eli yang tak lain adalah guru mapel kejuruan di sekolah Zeya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

-A Horror Thread-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang