Awan kini telah menghitam di temani taburan bintang yang gemerlap indah. Ku tatap lekat langit sembari terduduk santai dan menyeruput coklat hangat.
Hari ini, hari yang cukup melelahkan bagiku. Hari yang sangat menguras energi dan emosi tentunya.
Hanya dengan cara seperti ini aku mendapatkan ketenangan walau sejenak. Aku sangat suka hening dan sendiri.
Terlalu pusing bagiku jika harus berada dalam keramaian yang Fana. Dunia masih terlalu kejam untuk aku yang belum mengerti apa arti kehidupan yamg sebenarnya.
Aku hanya remaja yang sedang berada pada titik terlemah saat ini. Aku masih belum menerima sepenuhnya bahwa aku bisa melihat mereka yang tak kasat mata.
Awalnya, ku kira mempunyai keistimewaan seperti ini sangatlah menyenangkan karena aku bisa mengetahui banyak hal.
Namun pada kenyataannya aku salah. Ya memang terkadang ada untungnya aku memiliki keistimewaan ini, tapi itu hanya sepersekian persennya saja.
Sisanya hidupku terasa amat mencekam karena sering mendapat teror menngerikan dari beberapa hantu yang tak tenang.
Tak semuanya hantu itu bersahabat dengan manusia dan tak semua hantu pula itu jahat dan memberikan dampak negatif pada manusia.
Semua tergantung bagaimana cara kita untuk menyikapinya saja. Boleh percaya dengan hantu, namun kita jangan sampai melupakan tuhan.
Ah! Sudahlah lupakan saja. Aku sudah muak dengan semua ini. Ya walaupun masih tergolong 'Anak Baru' dalam hal per—dhemitan tapi aku sudah muak.
Masa sekolahku yang tadinya berjalan mulus, kini terlilit masalah hampir setiap hari. Banyak teka-teki yang harus ku pecahkan.
Hufftt! Terkadang aku berpikir, apa aku harus mengakhiri hidupku saja dan bergabung dengan mereka di alam sana?
Tapi ide itu terlalu gila untukku. Jikalau aku mati bunuh diri pun, aku akan merasakan sakit yang abadi bukan hanya sakit di dunia.
Hem sudahlah. Di setiap kehidupan juga pasti ada masalah bukan? Agar ada batu loncatan untuk menjadi yang lebih baik. Dan kalau hidup tidak ada masalah hanya seputar senang dan bahagia tidak akan seru.
Ibarat drama korea tak ada konflik di dalamnya. Lurus saja seperti jalan tol.
Malam semakin larut dan udara semakin dingin ku putuskan untuk segera masuk ke kamar tidurku. Ku rebahkan diri diatas kasur 'Queen Size' ku.
Ku tarik selimut hingga menutupi pundakku. Perlahan ku pejamkan mata sebagai awal perjumpaanku dengan alam mimpi yang Fana.
Namu sepertinya malam ini sedang tidak bersahabat denganku...
Tuk tuk tuk
Sayup-satup aku mendengar langkah kaki dari luar kamarku. Oh ayolah bahkan belum ada 5 menit aku memejamkan mata.
Aku mencoba berfikir logis, mungkin saja itu suara langkah kaki mamahku.
Aku mrncoba tak peduli dan tetap memejamkan mataku. Walau ada rasa takut yang kini mulai singgah, tapi tetap aku mencoba menepisnya jauh-jauh.
Dan...
Tokk! Tok! Tok!
Sepertinya ada yang mengetuk pintu kamarku sekarang. Aku membuka mataku sedikit kaget memang.
"Mamah? Masuk aja mah Pintunya gak Zeya kunci." Tak ada jawaban di luar sana. Aku pikir itu adalah mamahku.
Kini aku mulai takut! Jangan-jangan ada maling yang ingin mencuri di rumahku?! Ya Tuhan tolonglah aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
-A Horror Thread-
HorrorCerita yang saya tulis di sini adalah kisah nyata yang saya alami. Beberapa tempat dan nama tokoh saya samarkan untuk menjaga privasi dan kenyamanan bersama. So Happy Reading guys! 💙💙💙💙 Twitter : @nazzulfa_