Kakek Tua Bumi Perkemahan [2]

11 5 0
                                    

Seperti yang sudah aku tulis di Thread sebelumnya, kisah yang aku tulis ini nyata dan benar adanya. Aku benar-benar mengalami, mendengar melihat dan merasakan. Dan bagi kalian yang tak asing atau sudah banyak tau tentang tempat ini tolong jangan di sebarluaskan ya guys :")


Demi keamanan, kenyamanan dan privasi bersama :) Terimakasih. So, Happy Reading Guys!!! 💙💙💙



• ••———•• •


Zeya merasakan tubuh–nya nyeri dan sedikit kaku. Ia terdiam sebentar menatap lamat-lamat atap pendopo. Zeya melihat arloji yang menempel pada pergelangan tangan–nya Pukul 01.22 udara sangat dingin.

Zeya mengguncang tubuh Selia pelan. "Sel, selia.. " tak ada jawaban.

Ia lantas melepaskan genggaman tangan–nya dengan Selia. Ia merubah posisi tidur–nya menjadi setengah duduk dengan kaki yang masih ia luruskan tentu–nya.

Zeya mengedarkan pandangan–nya ke seluruh penjuru Pendopo dingin ini. Semua sudah tertidur lelap.


Semua–nya nampak lelah. Himgga netra Zeya bertemu dengan... Tunggu. Dia manusia atau hantu?–itu yang ada di pikiran Zeya.

Zeya melihat wanita bergaun putih dengan rambut sangat kusut berdiri mematung di sudut pendopo. Ada banyak bercak darah di sekitar gaun cantik itu.


Zeya meneguk saliva–nya kasar. Ia takut tapi juga penasaran. Mulut–nya terasa kaku dan tak bisa di geraakan sekarang.


Perempuan itu lalu duduk di pinggiran pendopo. Wajah–nya masih tertunduk. Namun kini gadis itu mulai terisak. Pelan mamun terdengar jelas bagi Zeya.


"Hiks Hiks Hiks." Kenapa dan siapa dia sebenarnya? Itulah yang ada di benak Zeya sekarang.


Hingga akhirnya, ada satu suara yang membuyarkan pikiran Zeya. "Hey? Zeya liat apa?" tanya perempuan itu yang tak lain adalah Nabila. Kakak kelas–nya.


Zeya mengalihkan netra–nya ke arah Nabila kaget. Lalu ia melirik ke arah perempuan tadi namun nihil. Bagai terhempas oleh angin sosok itu menghilang.


Dalam sekejap tanpa jejak. "Zeya? Kenapa sih?" Zeya hanya menggeleng pelan.

Nabila berjalan mendekat ke arah Zeya dengan perlahan. "Kamu kenapa bangun?" ujar–nya saat sudah berada di dekat Zeya.


"Badan Zeya sakit semua kak.. " lirih–nya. Nabila tersenyum tipis. "Gak apa yuk tidur sama Kak Nabil aja?" Zeya terdiam. Ia menimang penawaran Nabila.


"Udah yuk gak apa." Nabila menggenggam tangan Zeya. Zeya pun mengangguk lemah. Perlahan Zeya bangun dari duduk–nya dengan hati-hati.

Takut mengganggu orang yang ada di sekitar tentu–nya. Dan kini, zeya sudah berada di tengah pendopo. Tubuh-nya di apit oleh Nabila dan teman–nya.

-A Horror Thread-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang