-08-

179 10 6
                                    

Dan sampailah mereka diresto, sungguh benar-benar tuan muda jeon pikir mingyu. Mereka memesan beberapa menu makanan hingga memenuhi meja. siapapun pasti akan heran ketika melihat mereka, mereka hanya berdua tetapi lihat pesanan mereka mungkin bisa untuk 5 bahkan 6 orang. Sebenarnya mereka sudah tidak makan berapa hari sampai seperti ini? Tidak habis pikir

"mingyu bagaimana yang ini, ah atau yang itu? Ish aku bingung" kesal jungkook, mereka berada di toko baju sekarang. Jungkook berencana membeli beberapa pasang baju dan tentunya bukan untuk dia jika kalian cermat kalian pasti tahu untuk siapa baju itu

"dia masih berandalan ulung kan? Ini sepertinya cocok" ucap mingyu yang tanpa mingyu ketahui sudah seberandalan apa orang yang dia maksud

"eummm mungkin, baiklah yang ini satu, ayo cari yang lain"

Dan berakhir dengan mereka duduk kelelahan di kursi yang disediakan mall sambil menyeruput minuman yang mereka beli

Keesokannya...

Tok tok tok

Terdengar ketukan yang berasal dari pintu rumah taehyung, beranjak dengan malas dengan rambut yang berantakan dan hanya mengenakan celana pendek tanpa atasan yang tentu memperlihatkan bentuk tubuh bagian atasnya, perut yang berhiaskan abs walaupun tidak terlalu jelas namun tetap membuatnya mempunyai pesona tersendiri

Berhenti sejenak dibelakang pintu, mengintip sedikit dari lubang yang ada di pintu dan menyeringai tampan saat tahu siapa yang datang

Taehyung membuka lebar pintu secara perlahan kemudian menyenderkan dirinya dipintu, menatap tajam ke arah pemuda kelinci didepan yang sepertinya sedang gugup sekarang.

"ada apa?" suara serak khas bangun tidur taehyung menginterupsi membuat bulu kuduk seorang jeon jungkook berdiri, untuk kali ini jungkook merutuki dirinya yang bertamu terlalu pagi

Mencoba mencerna apa yang barusan terjadi karena sejak awal dibukakan pintu pemuda kelinci ini hanya menunduk kebawah karena takut memandang singa yang sepertinya tengah kelaparan.

'hei jeon kau harus tenang rileks ok? Aaaaargh tapi aku tidak bisa, aduh bagaimana ini?' batin si pemuda kelinci

"kau tuli?" sarkas taehyung dengan tatapan sulit diartikan yang cepat mendapat pandangan kaget dari jungkook

"ti-tidak, ja-jaga ucapanmu hyung" apa apaan ini?! Dia gugup? Ya benar dan jungkook sangat malu sekarang

"ummm i-ini untukmu" ucapnya seraya memberikan beberapa paper bag ukuran besar kepada taehyung, taehyung yang bingung hanya memperhatikan tanpa ada niatan mengambil paper bag dari tangan pemuda jeon

"ambillah, aku pamit" jungkook mengambil tangan taehyung secara paksa guna memberikan paper bag lalu beranjak meninggalkan tempat taehyung dengan terburu-buru

Taehyung masuk dan menutup pintu rumahnya, berjalan menuju kamar menaruh asal paper bag itu dan merebahkan diri kembali tanpa ada niatan untuk melihat isi dari paper bag yang diberikan oleh jungkook secara paksa

"kenapa kau begitu bodoh jeon, aku tau bahwa kau sudah mengetahui semuanya tapi apa yang kau lakukan? Bersikap manis padaku? Kau bodoh jeon kau bodoh" kalimat terakhir yang taehyung ucapkan sebelum dirinya kembali menjejaki alam mimpi


Hari ini jungkook tidak ada mata kuliah yang artinya dia bebas, tidak berkutat dengan buku tebal yang membuat kepalanya pening. Entah atas dasar apa jungkook yang sekarang bukan lagi si kutu buku dengan kaca mata bulat tebal melainkan seorang yang trendi dan buku adalah hal yang lumayan ia benci sekarang.

Menjejakkan kaki dihalaman rumah, tersenyum teduh pada embun diatas daun di pagi hari. Suasana hatinya sedang baik hari ini. Tinggal seorang diri memang bukan hal yang mudah, melakukan ini itu sendiri tanpa ada yang menolong, berusaha mandiri tanpa merepotkan orang lain. Mengambil alat untuk menyiram tanaman dihalaman rumah, sedikit menyapa pada tanaman seperti bukan hal yang aneh karena jungkook melakukannya sekarang.

"Hai mawar selamat pagi, kau cantik sekali. Meski tubuhmu dipenuhi duri itu tidak melunturkan betapa cantiknya dirimu. Dengan kelopak berwarna merah sedikit gelap, uh sungguh anggun." sedikit terkikik karena merasa apa yang dilontarkan mulutnya sungguh seperti bualan anak muda

Menyiram satu demi satu bunga dihalaman rumah, dan sampai pada satu bunga matahari. Bunga yang mengingatkan pada ayahnya. Bunga yang sempat ia benci, bunga yang membawanya ke keadaan sekarang.

Berdiri mematung memandang bunga matahari tanpa ada niatan untuk menyiramnya. Dengan tangan mencengkram erat alat penyiram, memori memori buruk yang berusaha ia lupakan hadir kembali. Tidak, jungkook tidak akan menangis hanya sedikit air mata yang tertahan dipelupuk matanya.

"nak jungkook? Kau akan menyiramnya?"

"Ah i-iya bi" balasnya dengan suara serak terbata

"hei nak kau menangis?"

"a-apa? Ti-tidak bi, saya tidak menangis. Eummm kalo begitu saya permisi ke dalam. Selamat pagi bi"

"ah iya selamat pagi nak jungkook"

Jungkook berbalik, meletakkan alat penyiram disembarang tempat dan bergegas memasuki rumah. Dengan menyeka air mata yang sulit ia tahan.

Tbc.

Vote and comment guys💜

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STIGMA || TAEKOOK [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang