Prolog

87 11 14
                                    

Playlist : Guns N' Roses - November Rain

»»--⍟--««

.

.

.

Buakh-

"Aakk!"

"Shitt!"

Pekik dua orang bersamaan yang menarik perhatian beberapa pejalan kaki di sekitar mereka.

"Apa kau tidak punya mata, hah?!"

"Apa kau tidak sadar kalau sudah merobek kemejaku?!" sentak seorang pria sembari mengibas kemejanya dengan kasar.

"Astaga maafkan aku.." cicit seorang wanita setengah terkejut karena sentakan dari pria di hadapannya.

"Maaf katamu? Hei Nona, tidak, maksudku siluman wanita, kau pikir permintaan maafmu itu akan memperbaiki kemejaku yang sudah terkoyak ini hah?! Gara-gara ulahmu aku bisa terlambat berangkat kerja!" sentak pria tersebut dengan nada 1 oktav lebih tinggi.

Merasa tidak setuju dengan pendapat pria di depannya membuat wajah wanita itu berubah merah padam, matanya hampir mencelos keluar dan mulutnya terbuka lebar siap beradu argumen dengan pria yang baru ditemuinya ini.

"Perlu diperjelas bahwa aku tidak sepenuhnya bersalah dan aku tidak merobek kemeja mu, aku berjalan santai tetapi tanpa aba-aba kau datang dari arah berlawanan dengan setengah marathon, selain itu apa kau tidak lihat aku terjungkal mencium tanah karena aksi ugal-ugalan mu itu hah?!" balas wanita itu berapi-api.

"Aku sungguh tidak tertarik mendengar alasanmu itu, dan aku--"

"Semua orang kaya memang sama saja. Mereka memulai sebuah drama dan pada akhirnya bertindak seakan-akan mereka adalah korban. Seandainya aku orang berada, pasti aku sudah menyumpal mulutmu itu dengan segepok dollar lalu membakarmu hidup-hidup sampai menjadi abu dan membuangnya ke lautan." cicit wanita itu sambil mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menahan air matanya agar tak turun.

Pria itu semakin bingung dengan tingkah wanita yang ada di depannya, ia hanya meminta pertanggungjawaban tetapi malah harus mendengar keluh kesah dari wanita ini. Sungguh ia harus segera pergi ke perusahaan dimana dirinya bekerja, tetapi sangat tidak mungkin ia akan mengenakan kemeja yang sudah tak layak itu. Sungguh membuang-buang waktu, dasar siluman wanita.

"Jangan menggunakan air matamu sebagai senjata, aku tidak akan terpengaruh. Aku masih punya waktu 30 menit dan kau bertanggung jawab penuh atas kemejaku ini. Cepat pikiran bagaimana caramu memperbaikinya, kemeja ini sangat berarti bagiku." seru pria itu datar.

Wanita itupun mendongak, menatap sejenak pria di hadapannya. Satu detik kemudian ia membuang tatapannya ke sembarang arah, jelas-jelas pria itu yang menabrak dirinya. Katakanlah ia bodoh, tetapi segera memperbaiki masalah lebih baik daripada merusak suasana hatinya di pagi hari yang cerah ini, ahh tidak. Pagi ini mendung dan sebentar lagi pasti turun hujan. Sial.

"Ikut aku." ajak wanita itu ke sebuah tempat laundry di dekat tempat terjadinya tragedi tadi.

"Hei siluman. Kemejaku itu sobek bukan kotor." protes pria itu dengan melipat kedua tangannya di depan dada.

Dec RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang