Playlist : EXO - Walk On Memories
»»——⍟——««
.
.
.
"A-apa kau Keiv Pradipta ?."***
Keiv melepas sepasang earphone dari indra pendengarannya dan melihat keadaan di sekelilingnya. Dahinya berkerut mendapati siluman itu tidak ada di sini.
"Kemana perginya siluman wanita itu? Tiba-tiba pergi begitu saja, bahkan aku belum sempat berterima kasih padanya. Aah benar juga, ia kan siluman, siapa tahu ia berubah menjadi kadal dan merangkak pergi dari sini tanpa sepengetahuanku." Keiv tertawa kecil karena gurauannya sendiri.
Keiv menunduk dan menatap kemejanya lekat. Ia bisa mengingat betapa candunya ia pada senyuman pemilik awal kemeja ini.
"Bukankah ini sudah terlalu lama.. kamu pergi selama itu sambil membawa hatiku bersamamu." gumam Keiv lembut saat menyentuh tekstur kasar dari bordil bertuliskan sebuah nama tersebut.
***
Mellinda tiba di apartemennya dengan keadaan basah kuyup begitupun pelupuk matanya. Tubuhnya merosot terduduk di balik pintu apartemen seakan-akan tenaganya telah dikuras habis. Di sisi lain ia merasa lega karena Keiv tidak menyadari bahwa mereka baru saja bertemu setelah sekian lamanya.
Mellinda merasa benteng pertahanan yang ia bangun selama ini runtuh hanya karena menatap sepasang mata teduh dari sosok Keiv Pradipta, tatapan teduh yang pernah menjadi miliknya.
Mellinda tak segan menganggap dirinya munafik jika mengatakan bahwa ia tidak merindukan Keiv Pradipta. Sosok pelindungnya, penyelamatnya, sosok yang berarti segalanya bagi Mellinda.
***
Setelah move on dari pintu apartemennya, Mellinda membersihkan diri dan beranjak menuju rak buku yang tersusun rapi namun sedikit berdebu, ia mencari diary yang terakhir direvisinya 7 tahun silam.
Senyum Mellinda merekah saat diary tebalnya berhasil ditemukan. Dengan cekatan ia membersihkan debu-debu kotor dari diary berwarna pink nya itu. Tanpa disangka Mellinda juga menemukan alat perekam suara yang terbilang lawas dengan merk Sony M-430 MicroCassette Recorder.
Desember tahun ini, Mellinda ingin membaca ulang sebuah kisah yang telah lama usai. Melupakan kenangan tidaklah semudah itu walaupun sudah bertahun-tahun lamanya, semoga ini bisa sedikit mengobati rasa rindunya kepada Keiv. Perasaan ini biarlah tertutup rapat, tersimpan di lubuk hatinya yang paling dalam tanpa harus diketahui oleh siapapun termasuk Keiv.
Mellinda memejamkan matanya ketika cassette rekamannya mulai berputar..
***
18 Juli 2012,
SMK TELKOM SANDHY PUTRA MALANG-- Kelas X RPL 1 --
"KADAL KADAL DI DINDING DIAM DIAM MERAYAP, DATANG SEEKOR MELDA! HAP! LALU DI TANGKAP~"Duakk
"Aakk!"
"Apa-apaan sih lo kadall!!" Teriak Keiv setelah menerima pukulan samsak dari Mellinda tepat di lengan atasnya.
"KAN UDAH GUE BILANG JANGAN SAMAIN GUE SAMA KADALL!!!" Mellinda balas berteriak sambil melempari Keiv dengan spidol papan tulis bahkan ia hampir melemparkan penghapus kayu yang tentunya akan membuat kepala Keiv sedikit berisi. Bukan berarti Keiv tidak punya otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dec Rain
Teen FictionKenangan itu menancap di hatinya dan terasa sangat pahit, tetapi terlalu adiktif untuk dilupakan. Mereka suka hujan, tetapi hanya saat mereka bersama, selain itu rasanya berubah memilukan dan terasa sangat menyedihkan. started : 300620 ended :