Kita tau hari ini ,besok dan lusa kita mungkin akan menjadi sahabat sepanjang sisa hidup kita tapi mari kita berbicara seperti kita tak mengetahui perasaan satu sama lain dan mencoba untuk tidak saling menyakiti tentang perasaan kita"Jeongwoo~ya apa kabar?"
"Baik haru, kalau Lo gimana kabarnya?" Tanya Jeongwoo sedikit canggung, mereka akhirnya berani saling bertemu tapi kita tak tahu jika sebenarnya dalam hati keduanya tak sanggup untuk melihat wajah satu sama lain banyak kenangan yang mereka lalui daripada tersenyum mereka lebih ingin menangis sekarang.
"Gue juga sama kayak Lo" berusaha kelihatan lebih baik padahal gak ,lanjut Haruto dalam hati
"Kemana Wooyoung?" tanya Jeongwoo menahan sesak di dadanya saat menanyakan itu, dia ingin egois sekali saja meminta Haruto agar tak pergi darinya
"Dia ada dirumah"
Setelah itu tak ada pembicaraan lagi mereka memilih diam dan fokus pada fikiran mereka sendiri, dalam fikiran mereka jika mereka tetap saling mencintai apakah hati mereka akan tenang? Nyatanya tidak semakin mereka menginginkannya semakin sakit pula sudut hati keduanya
"Haru~ya Lo inget kalau salah satu dari kita sedih kita janji akan mengabulkan permintaannya kan?"
"Ne Jeongwoo" jawab Haruto sambil menatap Jeongwoo
"Gue sekarang lagi sedih haru maukah Lo peluk gue sebentar?"
Tanpa menjawab Haruto langsung memeluk Jeongwoo"Biarkan aku memelukmu haru agar aku tak bertindak terlalu jauh dan biar aku tak menyesal untuk membiarkanmu pergi" batin Jeongwoo
*
:
"Pagi jihoon eonni" sapa Jeongwoo"Pagi juga Jeongwoo tumben kamu datang terlambat"
"Iya eon semalam Jeongwoo gak bisa tidur, yedam eonni kemana eon?"
" Tuh dibelakang sama yeongyu kamu kesana aja"
"Iya eon" jawab Jeongwoo
"Pagi yedam eonni pagi yeongyu" Sam Jeongwoo
" Eh..gue disini gak disapa?" Protes junkyu
"Gak keliatan kalau ada Lo " jawab Jeongwoo, padahal tuh junkyu ada didepannya tapi karena malas Jeongwoo gak nyapa junkyu
"Iyaa gue maklum Lo kan gak bisa liat orang tampan" . Jeongwoo tak menanggapi ucapan junkyu, dia sedang dalam mood yang sangat jelek. Jeongwoo hanya ingin menangis,marah tapi tak tau pada siapa Jeongwoo terlalu kecewa dengan keadaan dan perasaaannya. Disisi lain orang disekitar Jeongwoo merasa bingung dengan sikap Jeongwoo tapi mereka tak berani menanyakannya,mungkin Jeongwoo butuh waktu sendiri itu yang ada dalam fikiran mereka. Tapi tidak untuk junkyu, dia merasa ada sesuatu pada Jeongwoo tanpa fikir panjang dia menarik Jeongwoo dan membawanya pergi.
Sekarang junkyu dan Jeongwoo berada di rooftop cafe, mereka saling menatap dalam diam tanpa sadar junkyu memeluk Jeongwoo
"Lo kenapa sih" tanya junkyu dengan lembut
" Gue gak apa-apa, tolong lepasin gue"
"Kalau gak ada apa-apa kenapa tatapan Lo sendu gitu"
Jeongwoo tak menjawab pertanyaan junkyu,dia hanya menangis dipeluk junkyu"Kenapa gue lemah sih, kenapa gue gak bisa relain kenyataan, kenapa hati gue rasanya sakit junkyu kenapa, kenapa?" Tanya Jeongwoo dengan suara parau, dalam keadaan seperti ini Jeongwoo hanya ingin dimengerti dan didengar mungkin terdengar egois tapi sekarang Jeongwoo hanya butuh itu
"Lo kuat Jeongwoo, Lo hanya belum bisa relain kenyataan itu wajar dan rasa sakit ini hanya sementara, kalau masih sakit Lo bisa cerita ke gue"
Setelah dirasa Jeongwoo udah sedikit membaik junkyu melepaskan pelukannya, dia menatap mata Jeongwoo sambil tersenyum
"Lo punya gue dan gue akan ada disamping Lo ketika Lo butuh gue jadi jangan menyimpan luka Lo sendiri" tegas junkyu dan hanya dibalas anggukan kecil dari Jeongwoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta ( Completed )
Fanfiction~Completed~ Jeongwoo yang jatuh cinta dengan Haruto Apa takdirnya terus seperti ini ?