Mau gimana lagi gue kagak selera lagi makannya, apa lagi mereka! Iya mereka duduk di depan gue dengan sohib-sohib gue.
Ini semua gara-gara Fafa ngapain dia manggil mereka kesini, sekarang ayam gue masih utuh sedangkan punya mereka berdua udah pada tinggal tulang bersih sempurna.
"Kok ayamnya belum dimakan?" Tanya Kevin temannya Tristan.
Semua menatap kearah Zara termasuk Tristan sendiri.
Ya, sebenarnya Tristan tidak ingin bergabung dengan tiga ciwi-ciwi ini karena kedua temannya yang kagak bisa lihat perempuan terpaksa dia duduk disana.
"Heyyy, Hellooo! you can hear me?" Kevin melampai-lambai tangannya ke arah Zara.
Tepatnya Zara sekarang bengong pikirannya sedang melayang-layang ke penjuru kota Zara juga tidak mendengar atau menyimak apa yang mereka semua bicarakan dari tadi ia sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Zara!!" Fafa menepuk pundahnya sekali membuat Zara tersentak kaget.
"Hah? Iya ada apa?" ucapnya cepat setelah roh nya kembali kedalam batinnya.
"Lo kenapa begong? Lo mikir apa sih segitunya kagak sadar-sadar?" ucap Fafa membuat Zara menggarukkan tengkuknya yang tidak gatal.
"Bentar!" ucap Rio membuat semua orang menatapnya.
"Siapa namanya tadi?" lanjutnya.
"Zara Kak"jawab Stela.
Anjirr ngapain lo beritau! Jelas-jelas gue sengaja kagak beritau.
"Owh, Zara" Roi menganggukkan kepalanya lalu tersenyum manis kearanya.
"Kenalin Nama Gue Rio Dewan anggara" Rio menjulurkan tanganya kedepan Zara.
Sedangkan Zara ia sedikit ragu membalas uluran tangan dari Rio.
Karena semua menatap Zara mau tidak mau Zara harus menerima uluran dari Rio.
"Zara lovitisha audrey Kak." ucap gue sedikit cangung.
Rio tersenyum saat Zara meraih tangannya. Yang Rio rasakan kelembutan disetiap pori-sori kelapak tangan Zara hingga membuatnya tidak ingin melepaskan tangan cewek itu.
Zara menarik tangannya yang Rio pegang sangat erat, tatapan Rio masih sama, senyumnya masih belum memudar.
Plak!
Kevin memukul tangan Rio hingga keduanya terlepas tangan.
"Salaman kagak usah lama-lama juga begok!,inget yang di belakang belum dapet, korupsi aja lo!" semprot Kevin.
"Gue Kevin Pratama Anggareza. Manggil aja gue Kevin atau Reza. Atau lebih baik agar kelihatan dekat manggil. Sayang"
Kevin tertawa lepas.
"Bangke!! Modus lo kelewatan amat njirr!" Rio kagak kalah dari Kevin dia juga ikut menabok tangan Kevin sama seperti tanganya di tabok tadi.
"Heh! syirik aja lo!, iri bilang boss!"
"Yaiyalah! Main comot aja lo!"
Kok jadi mereka yang berantem?
Zara melihat keduanya yang sibuk berantem, matanya tidak sengaja menatap ke arah depannya tepatnya menatap Tristan yang sama menatapnya tajam.
Salah gue apa sampai-sampai gini cara lihatin gue?.
"Zar kayaknya Kak Kevin sama kak Rio suka sama lo deh!" bisik Fafa ke telinga gue.
"Gila lo ya! Kagak mungkin begok lagian mereka Kakak kelas kita dan juga kagak lama lagi mau S1" bales gue sama bisiknya.
Fafa menghela nafas "Emang lo pikir walaupun udah jadi Kakak kelas mereka kagak bakal suka sama adik kelas mereka?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak kelasku suamiku
Teen Fiction"kakak kok trima perjodohan ini?" ucap zara saat berdua dengan Tristan. "Memangnya kenapa? Ada yang salah?" jawab Tristan mengerutkan keningnya sambil melirik kearah zara. "Ya,ya...aneh aja sihkak. Soalnya saya adik kelas kakak, sedangkan Kakak. Kak...