1. Drop out

36K 2.8K 311
                                    

Fandra menghela nafasnya lelah, bagaimana lagi caranya untuk mendidik putrinya yang satu ini. Sungguh ia sudah sangat lelah mengomeli anak bungsunya ini. Sudah berkali-kali ia menasehati putrinya itu tapi tetap saja kelakuannya membuat orang darting. Untung saja ini putri satu-satunya kalau tidak mungkin sudah Fandra tendang Kenzi dari rumah.

"Kenzi Cristhian, lo bikin ulah apa lagi sih sampe di depak dari sekolah lo ini?" geram Fandra.

"Em, cuma dikit kok, Mi," jawab Kenzi santai dengan memainkan ponselnya. "Merekanya aja yang baperan."

Fandra mengalihkan pandanganya pada sang bungsu. "Emang apalagi Kenzi ... lama-lama gue masukin ke sekolah asrama juga lo lama-lama," tutur Fandra jengkel. Sedangkan Kenzi sudah melotot mendengar penuturan Maminya. Oh no! Ia tidak mau jika harus asrama, itu sungguh menyeramkan!

"Cuma ikut berantem, ngerjain guru, patahin bangku guru, bolos, sama nemenin temen ngerokok eh malah dikira ikut ngerokok. Udah cuma itu doang," jawab Kenzi sembari mengabsen kegiatan apa saja yang ia lakukan menggunakan jari-jari tangannya.

Mata Fandra melotot seketika saat anak bungsunya menyebutkan kesalahannya, "Cuma? Lo bilang cuma? Emang rada agak ada gila-gilaannya ini anaknya si Devan," kata wanita itu yang tampak pusing dengan tingkah ajaib putrinya. Ia kepikiran sebenarnya dulu dirinya ngidam apa sampai dapet anak modelan Kenzi.

"Bentar tapi itu anak orang gak sampe masuk IGD lagi 'kan? Bisa-bisa gak cuma didepak dari sekolah tapi di coret juga nama lo dari KK sama si Devan," tanyanya dengan tatapan tajam.

Kenzi menggeleng dengan cepat, jika sudah seperti ini ia mundur. Jujur maminya lebih menyeramkan dari pada setan-setan yang orang lain ceritakan.

"Enggak Mi ... Kenzi juga masih tau batasan kali," balasnya cepat.

"Tau bates tau bates, terus itu lo ngikut berantem ngapain pinter ... perasaan balik dari luar bukannya makin bener malah makin blansakan," ucap Fandra lelah, rasanya ia ingin mengibarkan bendera putih sekarang juga.

Kenzi yang mendengar penuturan dari sang ibu bukannya takut atau merasa bersalah malah cekikikan sendiri. Lihat bukan kelakuan si bungsu ini benar-benar menjengkelkan.

Fandra hanya menggelengkan kepalanya, untung aja ni bocah anak gue, kalok enggak udah gue tenggelamin di laut, tu bocah - batin Fandra.

Saat ini mereka telah sampai di rumah mereka, Kenzi langsung turun dan berlari memasuki rumahnya, guna menghindari omelan maut dari sang ibunya lagi. Namun, keberuntungan tak berpihak padanya, saat berlari ingin masuk tiba-tiba ia menabrak tubuh jangkung seseorang hingga membuatnya terhiyung ke belakang.

"Eh, Papi. Kok udah pulang dari luar kota?" tanya Kenzi dengan cengiran lebar, sedangkan papinya hanya menatap dirinya dengan garang.

"Kenapa lagi kamu?" tanya Devan setelah duduk di ruang keluarga dengan sang istri dan kedua anaknya.

"DO tu pasti," sahut Kenzo.

Kenzo Cristhian adalah Abang atau bisa disebut saudara kembar Kenzi, mereka hanya selisih lima menit saja. Kenzo tak berbeda jauh dengan Kenzi, iya tukang buat onar juga, emang kayaknya gak ada yang bener ini satu keluarga.

Selain Kenzo, ia juga memiliki satu kakak laki-laki yang saat ini tengah menganyam pendidikan di luar negeri. Sudah setengah tahun lebih sang kakak tidak pernah berkunjung, entahlah mungkin dia sudah mati pikir Kenzi selama ini atau lupa alamat pulang.

Leader Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang