☄ tiga ☄

6 4 0
                                    

Aku melihat pie buatan ibu Percy dengan tidak berselera. Apakah tidak ada makanan lain? Aku sangat lapar, tapi aku tidak mau makan pie bulat aneh.

Ya kalian bisa bilang aku pemilih.

"Psst! Apa tidak ada nektar atau semacamnya?" Aku menyenggol Percy yang asik makan pie itu. Huh rasanya aku mual.

"Aku baru tahu kau pemilih. Coba makanlah dulu, ini enak." Kata Percy sambil memberikan sepotong pie kepadaku.

"Tidak mau. Aku tidak suka buah ungu dan makanan aneh itu." Balasku sedikit keras dan tidak sadar menghentikan acara makan.

"Kau baru saja menyakiti perasaan ibuku." Percy menggeram rendah, ya aku tahu dia pasti marah. Apa aku harus meminta maaf?

Huft! Baiklah, demi bantuan.

"Aku tidak bermaksud nona, maafkan aku nona Sa-sailor?" Cicitku pelan, sungguh aku tidak tahu siapa namanya.

PUK!

Ruth memukul pahaku dengan tasnya. "Kau pikir dia Sailor Moon?" Matanya mendelik tajam.

Aku menggaruk kepala belakangku yang tidak gatal. "Aku tidak tahu siapa namanya." Bisikku pada Ruth.

"Tidak apa, aku mengerti. Namaku Sally Jackson-panggil saja Sally. Kau siapa?" Tanyanya dengan senyuman cukup manis.

Semoga dia tidak terkejut dan lari. "Aku Ares, senang berkenalan denganmu." Kataku sedikit canggung. Rahangnya terjatuh, Sally menoleh ke arah Percy.

"Iya ibu, dewa Ares." Jawab Percy yang mengangguk mantap. Lalu Sally kembali menatap mataku.

"T-tapi penampilannya? Dia tidak terlihat kejam sama sekali." Ujar Sally dan aku sedikit kecewa.

Memang aku tidak seram! Sungguh menyebalkan terjebak dalam tubuh remaja culun seperti ini.

"Dia memang tidak seram, tapi dia sangat tampan. Aku seperti pernah melihatnya, tapi dimana ya?" Sally mengakui aku tampan. Wah pasti sebuah kemajuan dan juga sindiran untukmu Ruth!

"Aku juga bu, tapi sudah lah itu tidak penting. Sekarang lebih baik kita selesaikan acara makan dan aku akan membawa mereka pergi dari sini."

Ruth mengelap mulutnya. "Aku pikir besok." Namun Percy menggeleng.

"Aku baru ingat, jika flat ini hanya memiliki dua kamar. Jika aku tidur bersama ibuku dan kau tidur dikamar satu lagi, apa kau rela tidur bersama Ares?" Tanya Percy dengan satu alis yang terangkat.

"Tidak mungkin." Ucap Ruth tegas, aku hanya memutar bola mata saja. Percy tersenyum jahil, dia sudah tahu ternyata.

"Nah karena acara makan kalian sudah selesai, ayo pergi sekarang." Kataku, tapi Ruth menahan lenganku.

"Kau dan Percy yang pergi, aku hanya bisa mengantarmu sampai sini." Aku menautkan kedua alisku. Apa tadi katanya? Jadi dia mau pergi meninggalkanku begitu?

"Tidak." Kataku jelas.

Dia sudah terikat padaku dan aku tidak mau dia pergi begitu saja, tidak sebelum aku tahu semua tentang dirinya.

Entahlah, aku heran kenapa aku bersikap seperti ini. Padahal awalnya dia hanya lah pengganggu kecil.

Tapi sekarang aku merasa sedikit senang ada dirinya.

"Tapi, kita hanya berjan-"

"Aku bilang tidak. Kau akan ikut bersamaku, suka atau pun tidak suka." Tegasku dan kali ini nadaku kubuat sangat dingin.

Biarkan saja, pokoknya tidak ada yang boleh membantahku. Karena aku tidak suka itu.

"Seseorang telah menjadi posesif disini." Sindir Percy padaku. Dasar demigod sialan!

The True Rebel, Ares.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang