Prolog

98 11 6
                                    

Hembusan langit sore yang lembut dengan awan yang sedikit menghitam, matahari yang mulai terbenam di ufuk barat. Burung – burung berterbangan berputar mengitari area pemakaman seolah – olah mereka adalah pelayat yang turut merasakan kesedihan yang mendalam. Setetes demi setetes air mulai berjatuhan membasahi bumi, seolah mengatakan bahwa mereka turut bersedih dengan apa yang terjadi.

Seorang anak laki – laki berdiri dengan tatapan kosong mengarah tiga batu nissan yang berjejer dengan tanah yang masih baru. Menggunakan celana pendek berwarna hitam serta kemeja putih pendek yang tidak sepenuhnya berwarna putih karena ada noda tanah yang mengotori area bawah. Air mata dipipinya sudah mengalir bagai aliran sungai yang deras. Rambutnya yang hitam dan sedikit panjang terurai dengan apik disela telinganya, bergerak halus saat angin menerpanya dengan lembut. Rombongan awan yang menghitam datang seakan turut berduka dengan keadaan yang menimpa si anak lelaki itu. Setetes demi setetes air hujan ia rasakan, namun tidak bergeming sedikitpun.

"Kalian tidak mungkin sengaja melakukan ini padaku bukan? Aku sudah menjadi anak baik, aku juga sudah menjadi adik yang baik seperti yang selama ini kalian inginkan. Tetapi mengapa kalian memberikan hukuman yang sangat berat kepadaku?"

Tangannya begitu terkepal dengan kuat seakan menahan segala emosi yang sedang ia rasakan saat ini.

"Mengapa aku harus menguburkan kalian seorang diri? Padahal ini semua salah mereka! Mengapa harus aku yang dihukum! Apakah aku kurang baik?"

Perlahan anak laki – laki itu mendongakkan wajahnya keatas, memejamkan matanya menikmati guyuran air hujan. Kulitnya yang tan eksotis menjadi semakin pucat, tubuhnya gemetar merasakan hembusan angin yang mulai menguat. Wajahnya tidak menunjukkan ekspressi apapun, ujung hidungnya yang mancung mengerut ketika mencium bau tanah yang menguar. Bibirnya yang tipis terbuka perlahan, menghela nafas dalam. Wajahnya mulai kembali menatap kearah depan, matanya terbuka perlahan memperlihatkan matanya yang unik dengan mata kanan berwarna biru dan mata kiri berwarna merah pekat.

"Bukan! Bukan aku yang jahat tapi dunia ini! Dunia ini telah tercemar oleh mereka. Singkirkan mereka maka semua akan kembali normal dan dunia ini akan kembali baik. Aku benar kan ayah, ibu, kakak?"

Hanya keheningan beberapa menit yang diisi dengan kebisingan suara hujan yang sedang membasahi bumi. Anak lelaki itu tersenyum, namun ada yang salah dari senyum itu.

"Aku menganggap bahwa kalian setuju. Maka sebagai anak yang baik, bukankah aku harus membantu Tuhan menyingkirkan mereka semua?"

Anak laki – laki itu berbalik meninggalkan area pemakaman itu. Berjalan dengan mantap, senyum yang ia perlihatkan semakin terlihat mengerikan ketika ia menarik salah satu sudut bibirnya. Menggumamkan sesuatu yang menjadi awal perubahan besar dalam hidupnya.

"Aku anak baik dan aku akan membantu Tuhan. Aku akan menjadi dewa kematian untuk mereka. 'Angel' bukankah itu terdengar indah?"

.

Beberapa tahun kemudian...

Matahari yang sedang bersinar terang tepat berada dipuncaknya, para awan yang lebih memilih memberikan jalan untuk sinar sampai ke bumi. Terdengar suara para anak – anak yang sedang bermain riang ditaman yang terletak di Kota A. Terlihat setiap sudut taman ini terdpat pepohonan yang rindang. Angin yang menerpa mereka terlihat lembut menyentuh setiap helai daun yang telah menguning. Semuanya begitu tenang dan terlihat damai.

"AAAAAAAA...."

Terdengar teriakan yang membahana dari salah satu anak yang sedang bermain disudut taman. Para orang tua segera berlarian menuju kearah anak mereka masing – masing, mengecek secara lagsung keadaan mereka. Betapa terkejutnya mereka ketika menemukan sebuah kain hitam dengan corak bunga mawar disudut kain. Bukan warna kain yang membuat mereka terkejut, namun apa yang berada diatas kain hitam itu. Tergeletak sebuah tubuh tanpa busana, kulit yang pucat pasi, dan keadaan mereka yang cukup dibilang mengerikan. Tubuh itu tanpa tangan kanan, kaki kiri, dan kepala mereka yang hanya sebelah kanan, namun anehnya tidak ada bercak darah sama sekali.

This Crazy Man Falls For You || JohnTaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang