Bonus ; 2

241 23 1
                                    

Jangan lupa starnya♡


































































"Ndaaa pelmenn."

Gue yang lagi ngambil beberapa bahan bulanan sontak nengok ke Jaejun yang berada di gendongan gue.

"Kenapa sayang? Ejun mau apa?"

"Ejun mau pelmen ndaaa, pelmenn," rengeknya. Tangannya berusaha menggapai permen yang ada di rak.

Untung gue pake gendongan khusus buat nge gendong Jaejun. Mungkin kalo ngga, dia udah sibuk lari larian. Ya, mengingat anak gue ini udah berumur 3 tahun lebih 4 bulan.

"Kan kemarin ayah udah beliin?" Jawab gue sambil ngambil beberapa bahan lagi.

"Ndaaa, ejun mau pelmenn."

"Nanti gigi ejun sakit lagi loh. Terus dikasih obat pahit lagi sama ayah. Ejun mau?"

Dan Jaejun ngegeleng dengan lucu.

"Nah beli permennya nanti aja ya. Ejun mau ini ga?" Gue mengambil satu kotak susu rasa coklat.

"Mau ndaa," ucapnya lucu.

Gue yang gemes cuma bisa nyium pucuk kepalanya aja karena posisi gendong Jaejun menghadap ke depan bukan menghadap ke gue.

"Ejun mau berapa?" Tawar gue.

"Emm yimaa!" Ucapnya semangat dengan menunjuk jarinya menjadi 3.

Gue terkekeh geli. "Salah sayang, lima begini. Kalo yang tadi itu tiga," gue membenarkan posisi jarinya.

"Hehe, maaf ndaa," ucapnya.

Gue menggeleng pelan lalu kembali memasukkan kebutuhan yang lain. Setelah selesai, gue mendorong troli ke kasir. Beruntung saat gue datang gak ada antrian.

"Ndaa, cucu ejunn," pinta Jaejun.

"Iya nanti ya. Itu biar tante kasirnya hitung dulu. Mbak, nanti susu kotaknya satu kasih ke anak saya ya mbak," ucap gue.

Kasir itu mengangguk sambil senyum. Setelah semua beres, satu kotak susu di berikan ke Jaejun.

"Adik kecil, kok sama bundanya aja? Ayahnya mana?" Tanya mbak kasirnya.

"Ayah keljaa!" Jawabnya semangat.

Gue tertawa gemas. "Ayahnya lagi perjalanan kesini mbak. Oh iya, bayar pake ini ya mbak," gue menyerahkan black card milik Jaemin.

"Baik, bu."

Drrt drrt

"Halo?"

"Sayang, kamu dimana? Udah selesai belanjanya? Ish harusnya tunggu aku aja. Ribet kan kamu sambil gendong Jaejun gitu."

"Lebay kamu. Ini aku sama Jaejun udah di kasir. Kamu udah sampe?"

"Bu, maaf kartunya."

"Ah, iya mbak. Terimakasih. Saya titip belanjaan ya mbak sambil nunggu suami saya," ucap gue. Mbak kasirnya ngangguk.

"Aku udah sampe. Ini lagi jalan kesana. Tunggu aku ya," ucap Jaemin tergesa.

"Gaperlu lari. Aku sama Jaejun gak akan kemana kok," gue tertawa.

"Jaejun lagi apa?"

"Lagi minum susu kotak. Ejun, bunda lagi telfon sama ayah. Coba sayang sapa ayah," ucap gue ke Jaejun sambil menempel ponsel ke telinganya.

[✓]Candu, JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang