Sembilan Belas ; Ugh, dugun

206 37 14
                                    

Dabel apdet:v

Ini panjaaaaang banget. Sabar ya, jangan di scrool cepet. Hayati aja, oke.

Vomment nya dong. Biar aku makin semangat..























Ini hari sabtu. Karena Jaemin wakil ketua dance, gue ijin ke dia untuk gak ikut eskul. Gue mau ke ayah. Bang injun juga lagi sibuk, dia ngurusin anak pramuka.

"Gue mau ke ayah! Ijin beberapa waktu emang gaboleh apa?!"

"Tapi se enggaknya, lo ijin ke tempat langsung. Lo kan juga baru ikut beberapa pertemuan doang," ucap Jaemin masih dengan sabarnya. Gue yang dari tadi ngegas.

"Lo itu wakilnya Jaemin. Kalo ada lo ngapain gue harus jauh-jauh ke sekolah? Hey, dua tempat itu lawan arah!"

"Jarak ke sekolah dari sini gak jauh-jauh banget, Hira. Tanggung jawab, lo udah gede," tuturnya.

"Jaemin, please. Gue mau nemenin ayah tanpa ada hambatan harus ketempat lain selain rumah sakit. Bang injun sibuk dan udah pergi dari pagi. Gue mau ke ayahh," lirih gue yang udah capek nge gas.

Jaemin tuh maunya apa sih? Jelas jelas gue titip absen sama dia kan bisa. Wong nyatanya Lami aja sering kok titip absen ke temen sekelasnya.

Akhirnya Jaemin ngehela napas lalu ngacak rambutnya.

"Lo bakal nginep?"

"Ya."

"Kesana naik apa?"

"Ojol."

"Gak, gue yang anter."

Gue berdecak sebal saat menyaksikan ke egoisan dia sekarang ini. Jadi, siapa yang harus disalahin?

"Tadi lo bilang, lo sibuk dan mau ke sekolah. Tapi, sekarang lo malah mau nganter gue. 2 jam kesana? Hello, sampe sekolah mungkin kelas dance udah bubar," jawab gue kesel setengah mati.

"Gue gak mau lo kenapa kenapa lagi kaya kemaren," jaemin nunduk.

Oh masalah pas ruang loker itu.

"Justru kalo gue di sekolah gue bakal terancam," jawab gue malas.

"Tapi beneran, lo kaya gitu karena gue,"

"Berenti nyalahin diri sendiri. Udah siang, ojol gue udah didepan. Lo mending ke sekolah."

Lalu gue pergi dari hadapan Jaemin.























Gue memasuki ruangan ayah dan mendapati ada kak Saeron disana.

Iya, gebetannya bang injun. Entah sejak kapan kita jadi akrab. Padahal diantara mereka gak ada status apapun. Ya, selain gebetan. Status gak jelas.

"Loh, kakak sejak kapan disini?"

"Dari pagi. Maaf ya, ga ngabarin kamu atau Renjun," ucap kak Saeron gak enak gitu.

"Gapapa kali, kak. Malah Hira jadi ada temennya."

"Kesini naik apa?"

"Ojol, hehe."

"Lah ga sama Jaemin? Belom berangkat kan dia?"

Gue menghela napas dan ikut duduk disamping kak Saeron setelah nyium punggung tangan ayah.

"Belom. Tadi nawarin sih, tapi Hira nolak," jawab gue.

"Berantem ya kamu? Masalah apa? Yang si Hina?"

"Ngga kok, bukan itu. Ya masalah eskul dance aja sih," jawab gue.

[✓]Candu, JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang