Setelah kehilangan langitnya, matahari sedikit demi sedikit belajar berdamai dengan hatinya, belajar membuka pintu hatinya sedikit demi sedikit walaupun masih berdarah darah rasanya.
Pagi ini sedikit lebih cerah dari biasa nya , hari pertama aku memulai bekerja setelah patah hati yang cukup panjang aku memberanikan diri memulai segala sesuatu yang ingin ku mulai. Skripsi ku sudah selesai namun aku belum melaksanakan wisuda sebab menunggu teman-teman lainnya selesai dan itu merupakan peraturan dari kampusku.
Pagi itu tidak dapat kulupakan dimana aku silau sebab melihat seorang laki-laki entah bangun tidur atau selesai mandi menggunakan handuk berwarna merah sebagai penutup pinggangnya dengan postur tubuh yang bisa dikatakan ideal sesuai penglihatan ku sebagai seorang wanita, dan wajah yang cukup membuat hati berdegup. Setelah sekian lama, aku merasa sedikit aneh dengan hatiku. Ku perhatikan laki-laki itu dengan fokus, menambah semangat ku untuk bekerja di tempat kerja baruku. Pas sekali dia juga bekerja di depan perusahaan ditempat aku bekerja. Singkat cerita, aku seringkali bercuri pandang hanya untuk melihat nya, cukup silau, menyenangkan.Aku tak pernah berfikir hubungan ini akan sejauh saat ini apalagi untuk perkenalan yang sedikit rumit.Aku ingat, waktu itu ada kejadian kemalingan motor di perusahaan aku bekerja dan pencurinya di bawa kedalam mobil untuk diberi beberapa pertanyaan. Lalu aku sedikit terkejut karena disana ada laki-laki itu, spontan aku langsung menuju kesana berharap dapat memulai percakapan dengannya. Cukup sulit, bagai wartawan aku dibuatnya aku bertanya dia menjawab dengan singkat padat dan jelas menutup cepat percakapan kai hari itu. Aku terus memutar otakku agar dapat terus berbicara cukup lama dengannya, namun kurasa itu belum dapat terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kalau Suatu Hari Aku Melupakanmu...
Teen FictionMatahari yang kembali bersinar setelah di redupakan oleh langitnya. Dan agar dia takkan pernah lupa bahwa kenangan yag baik dapat sedikit menutupi luka lama yang hampir membusuk.