Azan maghrib sudah sedari tadi berkumandang.Kini Raya tengah Bersiap-siap akan berangkat ke cafe setelah ia mandi dan melaksanakan sholat mabhrib.Yap,Raya memang bekerja disalah satu cafe.
sebenarnya Raya tak butuh pekerjaan itu.karna,Harta peninggalan Orang tuanya masih cukup untuk kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari-harinya.Tapi Raya sangat ingin bekerja karna bekerja bisa membuatnya tidak terlalu memikirkan rasa sedih yang dialaminya setelah ditinggal keluarganya itu.
Raya telah siap dan segera berangkat.
"mbo,Raya berangkat ke cafe dulu yah."Pamit Raya sedikit berteriak.
"Iya nak.Hati-hati jangan kemalaman pulangnya ntar mbo khawatir."ucap mbo linah dengan raut wajah khawatir.
"iya mbo tenang aja.Enggak akan malam-malam kok."Raya berusaha meyakinkan mbok linah."yaudah mbok,Raya pamit berangkat dulu yahh.assalamualaikum"Raya menyalami mbok linah dan langsung berangkat menuju cafe.
~_~
Suasana cafe cukup ramai hari ini.Raya pun dibuat sibuk mengantarkan pesanan para pelanggan.
"Raya gue minta tolong yah bisa?."Ucap tina salah satu rekan kerja Raya."Gue kebelet banget nih mau bokerr.tolong yah meja nomor 7.pliss ngak ada penolakan."Tina langsung melesat pergi setelah menyerahkan nampan pesanan pelanggan kepada Raya.
Raya menerima dengan senang hati nampan tersebut.Dan Raya segera mengantarkannya.
"green tea latte sama steak potatonya mas."Ucap Raya ramah sembari meletakan pesanan tersebut dimeja.
"Ehh iya."
Raya tersenyum dan segera meninggalkan meja tersebut.
"hmm aya"
Raya diam ditempat saat orang itu memanggil namanya.Nama panggilan saat ia masih kecil.Kenapa orang itu tau,Siapa dia?.
Raya putar balik melihat wajah orang itu.Tidak asing baginya.Tapi siapa?.Apa dia pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya.
"hai"sapaan yang membuat Raya semakin bingung.
"Biasa aja kali liatnya.Sini duduk dulu"ucap orang itu tersenyum kearahnya,menunjuk kursi didepannya.
Raya menuruti permintaan orang itu.Ia duduk dengan beribu pertanyaan diotaknya.Tapi Raya enggan mengatakannya.Ia lebi memilih duduk terlebih dahulu.
"Heh jangan kayak orang linglung gitu."Ia tertawa melihat wajah Raya bingung.
"Lo siapa?kenapa lo bisa tau nama itu."Ucap Raya akhirnya buka suara.
"Lo beneran lupa sama gue?Tega bener lo.Ini Gue Agam Temen lo.Agam gautama."
"Lo boongkan.Masa agam kenal sama gue setelah 5 tahun gak ketemu."Raya menatap intens orang didepannya.
Orang itu berdeham membalas tatapan intens yang ditunjukan Raya."lo Raya dianka.Ayah namaain Aya dianka Karna Aya harus jadi orang Yang gemar menolong,Baik dan berwibawa.Jadi Kamu ngak boleh nolak kalo Aya tolong."
Seketika Raya teringat sesuatu.Bayangan seorang anak kecil yang sedang menangis dipinggir jalan dengan keadaan yang memprihatinkan.Bajunya kumal,penampilannya lusuh.Menangis seorang diri.
"akhhhhhhhh Agamm ini beneran lo kan,iya kan.kok lo jahat sih ngak pernah nemuin gue.Lo kemana ajah selama ini.Lo jahat banget asli deh."Raya refleks menjerit saat agam mengucapkan kalimat itu.
Agam buru-buru menutup mulut Raya dengan tanganya karna,mereka sudah jadi pusat perhatian satu cafe.
"Iya ini gue,Gak usah pake jerit segala kali"
"hehehe maaf kan gue refleks"Raya kembali pada posisinya.
"Lo kenapa kerja?emang lo di izinin kerja disini sama om dan tante?."Tanya Agam.
yap,memang Agam heran kenapa Raya bisa kerja disini padahal kedua orang tua Raya Memiliki perusahaan.Ia tahu karna Memang Agam dulu pernah ditolong oleh Raya dan ia dibawa kerumah keluarganya.Rumahnya pun bisa dikatakan besar jika bagi Agam.
"Mama sama papah udah ngak ada.Udah bahagia di syurga sama Rio juga."Ucap Raya sedikit lirih mengatakannya.
"Maksudnya om Radi sama tante Ririn udah meninggal?Rio juga?"
Raya hanya membalas dengan anggukan pelan.Raut mukanya langsung berubah.Agam pun syok mendengar kabar tersebut.Bagaimana tidak,orang yang dulu membantunya saat ia dalam keadaan susah sekarang sudah tiada sebelum ia melakukan balas budi.Mungkin jika tidak dibantu oleh Raya dan keluarganya ia tidak akan sampai pada posisi saat ini.
"Papah sama mama kecelakaan waktu mau nganter Rio ke tempat les melukisnya.Waktu itu gue ngak ikut karna gue baru pulang sekolah."melihat wajah syok Agam, Raya pun berusaha menjelaskan meski sulit baginya.
"Gausah dijelasin kalo itu buat lo keinget om sama tante.Nanti aja kalo suasana hati lo mendukung buat cerita."
Raya mengangguk.Agam masih tetap diam.Ia begitu menyayangi keluarga Raya.Agam sudah menganggapnya sebagai keluarganya sendiri.Padahal agam baru ingin menunjukan hasil usahanya dan ingin berterima kasih kepada om Radi dan tante Ririn.
"Trus sekarang lo dirumah sendirian?"Tanya Agam membuyarkan lamunan Raya.
"Ngak sendirian.Ada mbok linah sama anaknya.Orang yang gue tolong waktu beberapa minggu setelah keluarga gue udah ngak ada."
kedua sudut bibir Agam terangkat."Ternyata dari dulu hobi lo masih sama ya,Suka nolong orang.Gue salut sama lo."
"Apaan sih Gam,Nolong orang itu bukan hobi tau,tapi kewajiban setiap manusia."Ucap Raya sembari tersenyum.
"gue bahagia bisa ditolong orang kayak lo.Orang baik kayak lo dan keluarga lo."
"Lebay lo."
Agam hanya tertawa mendengar balasan Raya tersebut.Mungkin bagi Raya kata-kata Agam hanya lelucon.Tapi ini memang bener-bener tulus dari hati Agam.
"Udah lah gue mau lanjut kerja dulu yah.Cafe lagi Rame nih.Gak bisa banyak ngobrol.Lain waktu aja kita ketemu"Raya hendak berdiri Tapi tangannya ditahan oleh Agam.
"Kasih dulu nomor telepon lo."Agam menyodorkan ponselnya keRaya.
Raya lantas tersenyum dan mengambil ponsel milik Agam dan Langsung menuliskan nomor telepon miliknya.
"Thank you."
#cuapAuthor
Maaf banyak typonya
Jangan lupa votment😁😁🙏
Next kak:)))))
sebelumnya terima kasih buat kalian yang udah baca ceritaku dan terus ngasih suport
Aku padamuuuuu:)))))