Selama ini telah kulakukan banyak hal.
Berusaha keras mewujudkan semuanya.
Namun, kala itu aku merasa sangat lelah.
Aku lelah menuntut diriku sendiri tak henti melakukan hal yang bahkan menguras tenaga, hati dan jiwa
Awalnya aku begitu semangat melakukan ini
Entahlah, mengapa aku begini
Apa aku tak bahagia?Kemudian aku pergi kekamar, mengunci pintu dan duduk dimeja
(sambil menatap susunan buku)"Mari kita lihat apa saja yang sudah kulakukan selama ini, apa yang sudah kulakukan untuk diriku sendiri ataupun orang disekitarku, apa yang membuatku lelah tiba-tiba, apa aku sudah menyerah untuk impian yang tak seberapa itu? Apa yang akan ku lakukan sekarang? Apa solusinya? "
Pertanyaan itu tak bisa kujawab. Jika ku biarkan terus, akan ada banyak pertanyaan yang terus muncul. Lalu kuputuskan untuk menghentikan fikiran sejenak
Kemudian aku membuka buku agenda harian.
Sambil membuka lembaran, aku kembali melanjutkan fikiranku
Termenung sejenak memikirkan apa jawaban dari pertanyaanku.
"Kenapa? Kegiatan? Peranku? Kelak? "
Kata itu muncul otomatis dalam fikiranku, entahlah datang darimana, seperti layar otomatis yang begitu saja muncul di otakku.
Tiba-tiba terbesit dalam fikiran" suatu hari aku mungkin akan menjalani peran lain yang menuntut perhatian yang lebih besar, mungkin sangat besar. "
(Memindahkan tangan, menopang dagu. Bersiap untuk memikirkan cerita yang tak sebentar)
" Menjadi wanita karier, istri, ibu misalnya." lanjutku.
Entah kenapa aku bisa memikirkan hal yang sangat jauh ini, padahal aku sadar, saat ini belum waktuku untuk ini.(Kembali membuka lembar buku harianku)
" lihat, begitu panjang daftar tugas harianku! Dan semuanya tentang aku, waah daebak! "
Sisi diriku yang lain :" itu mungkin karena aku masih berkesempatan hanya mengurusi diriku. Kalau nanti aku jadi istri, kalau nanti aku jadi ibu, kalau aku wanita karier. Akan ada banyak kepentingan oranglain yang akan masuk dalam agendaku. "
(Aku tersenyum lebih kepada diri sendiri)" Makanya aku menggunakan waktu dengan baik sekarang. Supaya nanti ketika aku harus melakukan banyak hal diluar kepentingan pribadiku, tak ada yang ku sesali. Waah betul juga aku! "
Aku tersenyum lebih besar. Manusia lebih suka terjebak dalam pikirannya. Berasumsi seperti yang mereka mau.
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap dan terus melakukan kegiatan.
Ku pikir itulah yang menjadikanku seperti apa dimasa depan. Aku menjadi keren untuk bekal yang kan ku bawa di masa depan.
Inilah yang akan menjadi salah satu ladang amalku.
Dengan semangat yang menggelora.
Aku takkan gentar.
Mengingat begitu banyaknya manfaat yang tersemat.
Kemudian memutuskan bahwa aku akan mulai lebih jauh menekuni dunia ini.
Pertanyaan yang membuatku bahagia. Jawabannya adalah mereka.
Ternyata bahagia itu sangat sederhana. Melihat bagaimana mereka tersenyum, tertawa dengan wajah berbinar dan kita adalah salah satu penyebabnya.
Bukankah itu lebih dari cukup untuk membuat bahagia?Aku akan menjadi seperti apa adanya diriku. Bahkan aku akan menjadi lebih dari diriku sekarang
(Mengambil pena merah muda kesukaan, bersiap untuk menulis)
" Aku akan membuat catatan, aku sekarang adalah aku di masa depan "
Tulisku. Deretan kata-kata ini menjadi pengingat diriku, jika suatu hari nanti hampir menyerah lagi seperti tadi" Teruntuk aku, tulisan ini adalah hadiah dari aku untuk aku. Terimakasih telah berjuang hingga saat ini. Perjalanan melewati belukar, lereng terjal, naik turun, rasa lelah, banyak ide yang telah kita lewati kemarin. Entah berapa kali aku akan menyerah lagi. Tercapai atau tidak, setidaknya aku sudah memperjuangkan kamu kemarin dan nanti. Tapi ingatlah! Jadilah untuk yang terbaik, karna kamu saat ini menentukan kamu esok hari. Aku menjadi hebat dan yang terbaik untuk aku dimasa depan, untuk orang disekitar. Terima kasih aku:) " Tulisku lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Retorika Rasa
RandomPerihal rasa dan segala hal pada alur kehidupan ini. Hanya sebuah ungkapan untuk mengabadikan semua menjadi kisah-kisah kita Disini, kucurahkan rasa itu dalam setiap kata Ig : Latifah_saifuri Fb: Syaifuri