Pendidikan dasar dan menengah selama 12 tahun telah dilewati dengan baik oleh Dian. Ia selalu mendapatkan peringkat 3 besar di sekolah dan Lulus dari SMA dengan nilai sangat memuaskan.
Dian memang cerdas dan pandai. Ia banyak menghabiskan waktunya untuk belajar demi meraih cita-citanya. Sejak kecil Dian memang bercita-cita menjadi polwan.
Seperti semua orang, perjuangan meraih cita-cita tidaklah mudah. Namun usaha meraih cita-citanya menjadi polwan membutuhkan perjuangan ekstra luar biasa daripada orang lain, dan tentunya keajaiban Tuhan.
Bagaimana tidak? Dian hanyalah lelaki yang terlahir dari keluarga konservatif golongan menengah ke bawah.
Orangtuanya memang mendukung keinginan Dian bergabung di kepolisian tapi tidak akan pernah membiarkan ia menjadi polwan.
Dian sedih, dan merasa dunia sungguh tidak adil. Usaha kerasnya selama 12 tahun menjadi siswa berprestasi di sekolah tidak cukup untuk membuatnya mendapatkan restu dari orangtuanya dan kepolisian untuk mewujudkan cita-citanya menjadi polwan.
Dian memutuskan lari dari rumah, dan mulai melacur demi memenuhi kebutuhan hidup. Berharap ada om-om baik hati yang mau membantunya menjadi wanita, syarat paling mutlak yang harus dimilikinya apabila ingin menjadi polwan.
Naas, Dian digerebek polwan saat sedang melayani om-om nakal di hotel.
Sudah tidak mungkin lagi bagi Dian untuk menjadi polwan. Kini ia hanyalah sampah masyarakat dan dan diperlakukan seperti penjahat yang mustahil bertobat, walau pun ia tidak salah apa-apa.. Membuatnya menjadi penghuni langganan lapas wanita tiap kali terjaring operasi razia penyakit masyarakat.
Dian hanya bisa berdoa semoga tidak ada Dian-Dian lain yang bernasib sepertinya.
