-Alex point of view-
Long Island, New York, December 2017.
SIAL! Dasar tidak berguna!
Aku menutup mataku seraya menarik nafasku dalam-dalam dan melepaskan asap putih ke sekelilingku. Membiarkan senyawa nikotin mengambil ahli seluruh indra di tubuhku dan menunggu rasa sakit ini untuk pergi. Aku menyandarkan kepalaku ke dinding di belakangku. Mencoba mengingat kembali cuplikan-cuplikan kejadian memuakan yang baru saja terjadi. Meski aku benar-benar benci mendapati diriku yang seperti ini, ini bukan salahku. Kalau di ingat baik-baik, aku sudah mengingatkan gadis itu untuk tidak pergi dan berhati-hati. Tapi gadis bodoh itu dengan sengaja menempatkan dirinya dalam masalah. Kalau saja ia tidak melakukan tindakan bodoh semacam itu, aku tidak akan mungkin seperti ini.
Aku menghisap puntung rokok yang terbakar di sela-sela jariku sekali lagi. Lambat dan dalam. Aku benar-benar berharap setiap helaannya akan membawa rasa sakit di dadaku ini pergi. Tapi sepertinya benda ini tidak berguna. Heh... Entah sudah berapa batang yang sudah habis terbakar, tapi sedikit sekali rasa sakit yang di bawanya pergi. Aku membuang batang rokok sialan itu ke lantai dan menginjaknya dengan ujung sepatuku. Mataku yang lelah menyapu seluruh ruangan tidur yang sekarang lebih mirip dengan sarang binatang. Semua benda berserakan di lantai. Bercampur dengan pecahan kaca sialan, dan barang-barang tidak berguna lainnya. Sial! Sepertinya aku harus memanggil seorang pelayan untuk membersihkan kekacauan ini besok pagi.
Semua gara-gara gadis itu! Ah... Iya, gadis itu... apa yang sedang dia lakukan sekarang? Aku sudah tidak mendengar isakan gadis itu dari balik pintu sejak beberapa waktu lalu. Apa dia tertidur? Bisa-bisanya dia tertidur setelah membuatku menjadi seperti ini? Dasar tidak tahu malu!
Meski sepertinya ini bukan ide yang baik, aku tetap tidak bisa menghentikan kakiku yang langkah menuju pintu kayu yang tertutup rapat. Ada bunyi pecahan kaca yang remuk di bawah sepatuku ketika aku melangkah! Aku melangkah ke dalam kegelapan dan kesunyian malam mendapati wanita jalang sialan itu meringkuk diatas sebuah sofa hitam di sebelah jendela kaca yang besar.
Lihatlah gadis bodoh ini. Kalau tidur seperti ini, besok dia pasti akan sakit leher dan merasa nyeri diseluruh badannya. Dengan sigap aku mengangkat tubuh kecil berbalut gaun merah ketat yang menggairahkan itu. Sialan! Dasar jalang sialan! Untuk siapa dia berpakaian seperti ini kalau aku tidak ada disana? Apa yang ingin dia tunjukkan dengan berpakaian seperti ini! Apa dia benar-benar ingin menggoda laki-laki lain saat aku tidak ada? Dasar sundal!
Aku menghela nafas dalam-dalam. Mencoba mengalahkan kegeraman yang memenuhi dadaku. Dia pantas diberi pelajaran. Tapi tetap saja, ada bagian lembut di hatiku untuk gadis ini. Setelah semua yang dia lakukan, aku tetap saja mendapati diriku mengkhawatirkan gadis ini. Mengangkatnya dalam dekapan tanganku dan dengan hati-hati membaringkannya diatas tempat tidurku. Lihatlah wajahnya, menyedihkan. Meski matanya tertutup, aku menyadari kantung matanya lebih besar dan kembung dari pada biasanya. Sepertinya dia tertidur setelah menangis semalaman.
Hah... sudahlah... asal dia tahu dia bersalah dan tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan memaafkannya kali ini. Sekali lagi aku menarik nafasku dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Ini sudah seperti mantera bagiku. Kinan... gadisku yang bodoh.
Aku duduk terdiam disana untuk sesaat. Mataku tidak bisa lepas dari lekuk badannya yang terlihat jelas di balik kain satin merah yang membungkus tubuhnya itu. Perlahan jari-jariku menyentuh kulit cokelat terang yang membungkus leher gadis ini. Lembut dan kenyal meski sedikit dingin. Ah... Daging muda yang segar....
_____________________
Mau tahu apa yang terjadi setelahnya?
Yuk baca kelanjutannya di:
- https://bit.ly/3dQyZsN (web)(Completed story)
- https://bit.ly/3gby6MY (Mobile) (Completed story)
KAMU SEDANG MEMBACA
Familiar Pain (Indonesia)
RomantikWARNING: 21+ (ADULT CONTENT: Secara rutin menyinggung Kekerasan dan adegan panas, yang tidak di anjurkan untuk pembaca di bawah umur.) "Apa aku harus merusakmu, supaya kamu tidak bisa lari lagi?" - Alex "Kamu mengirimkan aku ke neraka, dan aku menye...