Jeonghan

9 0 0
                                    

ѕσυℓмαтє αυ

° тαтσ ιηιѕιαℓ ηαмα ∂αη тαηggαℓ ℓαнιя ѕσυℓмαтє αкαη мυη¢υℓ ∂ι ʝαяι кєℓιηgкιηg ɱαʂιɳɠ-ɱαʂιɳɠ ѕααт мєηgιηʝαк υмυя 15 тαнυη°

-----------------------------------------------------------

Kutatap jari kelingkingku, disana terpatri inisial nama dan tanggal lahir soulmateku.

Tidak seperti kebanyakan orang yang ingin cepat-cepat menemukan soulmate mereka diriku lebih memilih mengulur waktu untuk menemukannya.

Jika kalian berpikir aku tidak percaya dengan soulmate mungkin jawabannya adalah iya.

Karena menurutku semua orang mempunyai hak untuk menemukan orang yang mereka cintai bukan malah bergantung dengan soulmate ini.

"AKHIRNYA AKU BERTEMU DENGAN SOULMATEKU" Salah satu sahabatku berteriak senang.

Diantara lingkaran persahabatan kami hanya 2 orang yang belum menemukan soulmate yaitu aku dan yang barusan berteriak.

'Ah sial karna cuman aku yang belum menemukan soulmate pasti mereka akan memaksaku memulai pencarian'

"Sebelum kalian ngomong sesuatu kuperingatkan aku tidak akan mencari soulmateku" Ucapku tegas.

Segala macam protes keluar dari mulut teman-temanku tetapi aku memilih untuk menulikan indra pendengarku.

-----------------------------------------------------------
Rumah

Terdengar ketukan dari luar pintu kamarku.

"Masuk ngak dikunci kok" Ucapku sambil bangkit dari posisi rebahanku.

"Kenapa ka?"

"De datang dong ke turnamen basket kaka" Pinta kakaku.

Permintaan nya kali ini agak aneh karena dia biasanya melarangku pergi menonton pertandingannya.

Oh iya jika kalian bertanya-tanya siapa kakaku dia adalah Kim Mingyu lelaki flamboyan yang hobinya menggoda cewek-cewek.

Kontras kan perbedaanya denganku? Tapi kuakui walaupun kak Mingyu suka menggoda cewek dia sangat setia menunggu soulmatenya.

"Tumben kak? Biasanya juga ngelarang ade nonton" Ucapku dengan nada meng-introgasi.

"Yeuuu santai ngak usah gitu ngomongnya kan ade lucky charmnya kaka" Ucapan Mingyu sangat tidak bisa dipercaya tapi akupun tidak bisa menolak karena ini adalah tahun terakhir kakaku berada di sma.

"Lucky charm palamu sekolah kita kan power house ngak mungkin ngak menang kan" Yahh walaupun dia tidak bisa menolak setidaknya dia bisa menekan kakaknya agar memberikan alasan sebenarnya.

"Yahhh tapi kan ada pepatah expect the unexpected jadi ayolahhh sekali ini aja nanti kaka traktir es krim satu bulan penuh"

Tawaran yang menarik.

"Okedeh kapan?" Tanyaku akhirnya mengiyakan permintaannya.

"Besok"

Mendengar itu aku langsung terdiam karena besok adalah hari minggu dan hari minggu adalah jadwal rebahan.

Melihat tatapan ku yang menajam kak Mingyu langsung berjalan cepat menuju pintu kamarku.

"Pokoknya kamu udah nge iyain lohhh dahh besok kita berangkat jam 6 pagi"

Bantal mendarat sempurna di pintu kamarku karna kak Mingyu sudah menduga aku akan melemparkan bantal ke arahnya jadi dia dengan cepat menutup pintu kamarku.

𝙆𝙞𝙢 𝙈𝙞𝙣𝙜𝙮𝙪 𝙮𝙤𝙪 𝙨𝙡𝙮 𝙗𝙖𝙨𝙩-!!!

Aku hanya bisa menghela napas, selamat tinggal rebahan.

-----------------------------------------------------------

Pertandingan sudah selesai, dan sudah kuduga mereka pasti menang dengan mudah yahh karena sekolahku adalah power house.

Jadi apa tujuan sebenarnya kak Mingyu membawaku ke sini.

Aku berjalan menuju lobi karena kak Mingyu minta bertemu disitu.

"Sudah kubilang kalian akan menang  dengan mudah jadi apa tujuan kaka sebenarnya?" Tanyaku sambil menghampiri kak Mingyu yang bersandar di dinding.

Belum sempat kak Mingyu menjawab seseorang memanggilnya.

"Yak Kim Mingyu selamat ya kita akan bertemu di final" Ucap seseorang.

Saat dia datang aku merasa jari kelingku seperti terbakar.

Mataku terbelalak saat tahu maksud dari rasa itu.

Orang yang sedang berbicara dengan kak Mingyu adalah soulmateku.

Saat tatapan kami bertemu aku dapat melihat kebahagiaan yang tersirat disana.

"Nahh Han kan sudah kubilang lebih baik masuk ke sekolahku saja" Ucap Kak Mingyu sambil menepuk bahu orang yang dia panggil 'Han' itu jangan lupa senyum menyebalkan mulai terbentuk di wajahnya.

Karena kesal akupun menedang kakinya 'lumayan keras' dan kak Mingyu hanya dapat meringis belum lagi aku sudah melemparkan tatapan membunuhku kearahnya.

"Maafkan dia ya dia ngomong dengan seenaknya mungkin otaknya sedang error" Ucapku membungkuk hormat dan meminta maaf atas nama Kim Mingyu.

Lelaki didepanku hanya tertawa kecil melihat kelakuan kami.

"Ah tidak apa-apa, oh iya namaku Yoon Jeonghan salam kenal soulmate" Ucap Jeonghan mengulurkan tangannya untuk handshake

"Salam kenal" Ucapku menyambut uluran tangannya dan melakukan handshake.

"Dari tatapan matamu aku tahu kalau kau tidak terlalu suka dengan konsep soulmate ini jadi bagaimana kalau kita mulai dengan berteman dulu?" Tanya Jeonghan.

Aku terdiam sebentar laki-laki ini sangat tulus dengan ucapannya dan hampir membuatku merasa buruk karena benci dengan hal yang berbau soulmate.

"Boleh saja bagaimana kalau besok sepulang sekolah kita pergi ke kedai es krim yang baru dibuka?" Tanya ku.

Senyum tulus mengembang di wajah Jeonghan dia senang karena soulmatenya mengambil langkah lebih dulu.

"Boleh saja nanti aku jemput oh iya bisa pinjam hp mu sebentar"

Melihat tatapan bingungku Jeonghan dengan cepat menjelaskan kalau dia ingin memasukkan nomor hpnya.

Aku yang baru mengerti maksudnya langsung menyerahkan ponselku.

"Yak love bird kan jadi nyamuk disini dah yuk dek pulang" Ucap Kak Mingyu tepat setelah Jeonghan mengembalikan ponselku.

Sontak saja kami langsung melihat ke arah kak Mingyu astaga kami sampai lupa kalau dia disini.

"Sampai jumpa besok" Ucap Jeonghan sambil melambaikan tangannya dan pergi ke arah yang berlawanan.

"Ohhh jadi ini alasan kaka, jadi mak comblang?" Tanyaku tajam.

Mingyu hanya bisa cengengesan menghadapi tatapan tajam adiknya.

Kutatap jari kelingkingku.

Y̶J̶0̶4̶1̶0̶

Tanpa kusadari senyuman sudah bertengger dibibirku.

Sepertinya dia bukan orang yang buruk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

soulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang