Chapter 4

3 0 0
                                    

Halo,, apa kabar semuaa? Semoga kalian semua baik" aja ya. Aku cuma mau ngucapin terima kasih banyak buat yang mau membaca cerita aku ini dan juga udah membiarkan cerita ini menempati perpustakaan kalian😄
Gak usah lama" deh ya,, cus

Happy reading guys😂

----

Murid baru. Kata murid baru masih melekat pada raga anak-anak kelas sepuluh, karena mereka baru bersekolah di SMA itu kurang lebih satu bulan.

Jika biasanya kelas sepuluh akan dinamai kelas X A dan baru kelas sebelas disuruh memilih jurusan, atau semacamnya maka hari ini berbeda karena ada perbedaan dari angkatan sebelumnya, dimana kelas sepuluh sekarang diharuskan memilih jurusannya antara kelas IPA atau IPS. Dan itu tandanya mereka tidak akan mengalami perubahan kelas lagi. Tiga tahun akan di kelas itu dan teman sekelas itu.

Azkia berada di kelas IPA 1. Jangan beranggapan kalau dia itu pintar seperti yang seharusnya hanya karena dia kelas IPA 1. Kalian salah, dia tidak terlalu pintar dan juga disini tidak ada perbedaan antara kelas unggulan dan kelas lainnya karena memang enggak ada yang kek gitu di sekolah ini.

Karena sudah kurang kebih satu bulan berbaur dengan sekolah baru kini mereka pun tidak canggung untuk sekedar ngobrol atau meminta bantuan. Tapi tetap saja teman Azkia itu-itu saja.

Azkia, Agnia dan Ghea satu kelas, itulah kenapa mereka tidak kesusahan dalam hal apapun entah itu soal pelajaran ataupun tempat ngobrol saat jam istirahat.

"Gak kerasa ya kita udah hampir sebulan sekolah disini" ucap Agnia pada Azkia dan Ghea,, oh ya mereka punya personil baru lho nama nya Adira.

"Iya ya, eh kantin lumayan penuh nih. Yakin gak nunggu istirahat kedua aja?" Tanya Azkia pada teman-temannya

"Ah gak usah, tuh ada yang kosong atu. Rezeki kita tuh, yo Az kita tempatin meja nya dulu biar Ghea sama Adira yang pesen makanan gimana?" Tanya Agnia

"Iya Az cepetan gih, gue pesen makanan dulu bye. Yo Dir" ucap Ghea seraya meninggalkan Azkia dan Agnia.

Tanpa menunggu waktu lagi Agnia segera mengajak Azkia ke meja yang mereka kira kosong itu.

"Lo yakin ini kosong? Ada buku sama hp orang lho itu" tanya Azkia

"Ya udah sih, nanti juga yang punya ngambil" jawab Agnia sembari duduk santai di salah satu kursi.

"Ya udah deh" jawab Azkia dengan pasrah.

"Eh eh itu meja kita ada yang nempatin tuh, cewek lagi. Tuh cewek gak punya mata apa, udah jelas-jelas ada buku sama hp punya Arya. Ckckck" ujar seseorang tak jauh dari meja yang di tempati Azkia dan Agnia.

Azkia langsung berdiri kala mendengar itu.

"Udah sih Az santai aja kali" ujar Agnia

"Eh bege, itu kakak kelas tau" ujar Azkia

"Ah masa?" Tanya Agnia tak percaya dan langsung menolehkan kepalanya ke arah suara tadi yang tanpa sadar bahwa orang tadi sudah berada di dekat meja itu.

"Eh hehe kak Azka ya? Pak ketos kan ya?" Ucap Agnia cengengesan dengan nada yang gugup. Jangan tanyakan keadaan temannya yang satu lagi karena sudah jelas dia ketakutan tapi masih bisa diselamatkan oleh wajah datarnya.

Azka hanya menatap keduanya dengan tatapan yang datar. Dia tidak datang sendiri, dikelas sepuluh hanya ada Bagas dan Arya kalo di kelas sebelas ada Rio, Refan, dan tentunya Azka si pak ketos. Bagas dan Arya bisa bergabung dengan kelas sebelas karena mereka teman sekampung Rio, Refan dan Azka. Usia mereka sama hanya saja Arya dan Bagas telat masuk sekolah, itulah sebabnya.

AZAR (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang