Prolog

412 54 17
                                    


Spesial thanks to Kak hyptin !! Ini yang sempat aku ceritakan ke kakak, terimakasih sekali lagi sudah menjadi pendengar dan penasihat yang baik. Selalu berhasil menjadi seorang kakak yang bisa aku banggakan. Kak,  aku sayang kakak banyak sekali!💜





"ERASMUS"Is to love; desired; beloved; lovable,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ERASMUS"
Is to love; desired; beloved; lovable,

"ERASMUS"Is to love; desired; beloved; lovable,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A Fanfiction Written By
Junseagurl









JEMARINYA mengepal di samping tubuh. Kedua netranya memandang penuh angkara yang disembunyikan mati-matian. Deru napasnya sudah memburu sejak awal acara di mulai. Namun terpatri dengan jelas bagaimana air mukanya terlihat begitu tenang, kontras dengan badai di dalam dirinya yang bercekamuk hebat. Ia tak ingin meluapkan kemarahan di tempat ini, tentu saja. Ia hanya perlu bersandiwara dengan baik-sedikit lebih lama. Iya, hanya itu.

Kabar baiknya, ia masih bisa menebalkan wajah untuk datang ke tempat ini. Masih bisa menopang tubuh dengan tungkai yang menguat kendati seluruh kesadaran nyaris lenyap ditelan kenyataan.

Daksanya menegang di samping meja bundar. Irisnya mengamati begitu tajam bak serigala lapar. Berotasi dengan cepat ketika menemukan bintang utama pada acara ini sudah menampakkan diri.

Dalam pandangannya, Jungkook dengan setelan tuxedo hitam adalah sesuatu yang patut diwaspadai. Netra rusa sang lelaki begitu cerah mengamati seluruh pasang mata yang hadir. Sedangkan Keira, gadis itu begitu anggun dengan balutan gaun putih menjuntai yang begitu apik tersemat pada raga rampingnya. Mengulas senyum manis dengan kepala menunduk malu. Cantik. Keira begitu cantik.

Acara pertunangan pada malam itu diiringi riuh tepuk tangan disertai teriakan yang menggema mengisi seluruh ruangan. Berhasil menciptakan kurva bibir lebih lebar dari kedua insan yang kini saling menatap penuh cinta, bergandengan tangan dengan tatapan malu-malu. Membuat satu diantara ratusan tamu yang hadir semakin geram dengan erangan yang tertahan di kerongkongan.

ERASMUS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang