Kai baru selesai mandi ketika ponselnya berdering nyaring dengan nada dering khusus. Bosnya itu yang nelpon.
Kai auto panik, masalahnya dia baru selesai mandi cuk. Boarding time mereka juga jam 11 siang nanti. Lalu kenapa Soobin tiba-tiba nelpon?
Sambil memakai boxer dan mencomot celana kain dari dalam lemari, Kai menjawab telepon si-
-handsome-fuckboy-pervert-shit-Choi-Soobin-itu."H-Halo pak?"
"Saya di depan rumah kamu. Cepet kalo nggak mau ketinggalan pesawat."
Tut.
Sambungan telepon langsung diputus gitu aja.
Mampus.
Kai auto nengok ke kaca jendela kamarnya. Dan bener aja, Mercedes benz hitam milik Soobin sudah bertengger di halaman rumahnya.
Yawlooo, ini masih jam enam pagi.
Kai menyabet kemeja polos santainya lalu buru-buru menarik koper. Malang nasib, saking pengen cepat-cepat keluar dari kamar jari kaki Kai nggak sengaja terantuk kaki ranjang.
Gusti nu agung...
Kai rasanya pengen nangis. Sumpah rasanya nyeri banget.
"Mau kemana kamu buru-buru?" tanya Woojin yang lagi sarapan. Matanya memicing julid pada Kai yang sibuk mengancingi kemeja santainya. "Sambil nangis lagi, habis berantem sama gebetan?"
"Aduh, Ujin tolong bungkusin sandwich satu dong buat aku. Aku buru-buru banget ini. Bosku sudah nunggu di depan.." Kai nggak memedulikan matanya yang berair. Sumpah cuy, nyeri banget ini jari kakinya.
Dengan sigap Woojin nurutin Kai. Kalau menyangkut soal atasan dan pekerjaan mah si Ujin ini emang gesit. Motto kerja-nya "asal bos senang" memberi pengaruh yang besar, makanya doi awet bekerja sama dengan bosnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Walaupun Kai ragu, kalau atasan si Woojin ini Soobin, apa doi sanggup kerja dengan motto tersebut hm.
"Yak Kai! Kamu belum pakai sepatu!" teriak Woojin ketika melihat Kai sudah bergegas keluar pintu.
Kai masuk lagi ke dalam rumah.
Rempong banget dah. Melebihi persiapan ke kondangan bareng emak.
"Aduh, tunggu-tunggu. Aku taruh di mana kaos kakiku!" Kai mulai frustasi. Kalau sudah buru-buru gini, Kai memang sering lupa sesuatu.
Woojin cuma hela nafas sebelum nyahutin.
"Kaos kakinya sudah kamu pakai, Hueningkai Kamal bin Abigail Abu Bakar.."
Oh.
Kai nengokin kakinya yang rupanya sudah memakai kaus kaki. Gila, kapan dia makainya ya? Auh ah, itu mah urusan author.
Begitu keluar rumah, Kai ngeliat Soobin sudah nungguin sambil senderan di mobil. Waktu si bos nengok, Kai auto nahan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bluemaze
FanfictionThe white waves and the blue cloud in the sky. Everything is tangled, you, me and bluemaze.