Secret : Keberanian
Dua bulan berlalu.
Tahun pelajaran baru telah dimulai. Kegiatan di fakultas berjalan normal seperti sedia kala. Karena ini adalah tahun ajaran baru, semuanya sudah berubah. Embel-embel mahasiswa baru yang dulu ku miliki sekarang berpindah tangan pada adik-adik tingkatku yang berhasil tersaring masuk ke dalam jurusanku. Sekarang aku adalah seorang mahasiswa semester tiga.
Dua bulan yang lalu, aku mendapati kenyataan bahwa aku sedang mengandung. Kabar bahagia, namun ada kekhawatiran yang ku rasakan dari kabar tersebut. Ada hal yang ku takutkan.
Ketakutan itu timbul karena pihak fakultas maupun orang-orang yang ada di jurusanku tidak mengetahui status asliku. Pada dasarnya aku sudah menikah, namun karena beberapa alasan aku menyembunyikan kebenarannya. Dengan adanya kebohongan itu, orang-orang bakal salah paham misal saja mereka tahu aku sedang hamil dengan statusku yang masih lajang.
Di sisi lain, rasa takutku timbul karena baik aku maupun Kazune tidak bisa menjelaskan kebenarannya. Keadaan tidak memungkinkan. Kami berdua sudah mendiskusikan itu sebelumnya. Jika kami mengaku telah menikah, maka semuanya akan berjalan rumit. Hari-hari kami akan berlalu dengan banyak hambatan.
Pertama, semua orang pasti akan menjadikanku bahan bully-an karena aku telah merebut hati orang paling dikagumi di fakultas. Aku sudah pernah cerita sebelumnya, hampir sebagian besar gadis di fakultasku mengidolakan Kazune. Mulai dari senior sampai anak-anak angkatanku. Tidak sedikit pula yang telah mengungkapkan perasaannya pada Kazune.
Kedua, jika kami mengatakan kebenarannya, Kazune pasti akan mendapat hukuman berat. Sebelum ini Kazune telah memberiku pilihan itu-dia bersedia menerima hukumannya. Namun, aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.
Kazune telah melewati setengah jalannya sebelum sampai di garis finish. Dia telah membangun image baik di lingkungan fakultas. Dia telah menjadi panutan banyak orang dan dia telah dipercaya untuk mengemban tugas menjadi ketua BEM selama satu periode.
Aku tidak bisa membayangkan hukuman apa yang akan diberikan oleh pihak fakultas pada Kazune. Dia telah menipu seluruh orang di fakultas. Itu bukan suatu hal yang patut untuk dipuji terlepas dari semua prestasi yang telah ia capai.
Ketiga, pihak fakultas tidak akan membiarkan namanya tercoreng karena telah mempercayai Kazune. Hukuman terberat yang bisa ku pikirkan adalah drop out. Pihak fakultas memiliki beberapa pilihan. Mengeluarkan aku saja, Kazune saja ataupun kami berdua. Pilihan terakhir adalah mimpi terburuknya.
Memikirkan hal itu membuat kepalaku berdenyut sakit. Perutku pun terasa kaku. Dokter menyarankanku agar tidak terlalu memikirkan masalah yang ada, namun aku tidak punya pilihan lain lagi. Mana mungkin aku diam dan bersantai ketika masa depanku dan Kazune terancam rusak.
Ku pijat pelipisku sendiri sambil mengelus perut. Beruntung karena usia kehamilanku masih muda, jadi aku tidak perlu mengkhawatirkan tentang perubahan fisik. Belum ada tanda-tanda perutku membuncit.
Cepat-cepat ku sudahi aktivitasku sebelum orang-orang menatapku dengan curiga. Saat ini aku sedang berada di kantin, duduk sendiri sambil menikmati makan siangku. Setiap orang bisa saja curiga ketika aku melakukan gerakan yang tidak biasa.
Bicara tentang sendirian di kantin, satu-satunya teman yang bisa ku jadikan tempat curhat sedang tidak bisa menemakiku. Miyon, gadis tersebut kini sudah menjadi anggota inti BEM. Berguru pada pengalamanku sebelumnya, aku yakin Miyon sedang sibuk mempersiapkan banyak hal untuk melanjutkan rentetan acara ospek.
Begini kronologinya.
Selama liburan musim semi, lagi-lagi Kazune tidak bisa menemaniku karena sibuk mempersiapkan acara pelepasan jabatannya. Itu adalah acara terakhir yang akan dia tangani. Itu sebabnya Kazune ingin fokus membuat acara itu jadi sukses. Dengan alasan yang menyentuh itu mana bisa aku protes untuk minta ditemani?
KAMU SEDANG MEMBACA
[PART 2] Kamichama Karin: SECRET [RANDOM UPDATE]
FanfictionSecret by : Aichi Chiyuri