CHAPTER: V/15 - INSIDEN

287 30 18
                                    

Secret : Insiden

"Karin...chan," panggil Miyon memecah keheningan yang sempat terjadi, "kenapa...?"

"Hanazono-san, kenapa kau bisa ada di rumah Kujyou-senpai?" pertanyaan itu mewakili pertanyaan Miyon, aku yakin itu. Orang yang bertanya tidak lain adalah sang ketua BEM baru. Seingatku dia bernama Sakurai Yuki.

Badanku langsung terasa kaku, andai saja aku bisa mengendalikan diriku dengan baik, mungkin aku akan berlari saat setelah ku lihat keberadaan teman-teman seangkatanku. Nyatanya, aku hanya bisa terpaku di tempat.

Aku sudah tidak bisa berpikir jernih, jadi ku tatap Kazune demi meminta pertolongan. Aku sedang dalam keadaan panik. Jikalau aku tidak panik pun aku bukan tipe orang yang bisa mencari alasan yang baik dan logis. Daripada salah bicara, lebih baik aku serahkan semua ini pada Kazune. Dia ahli dalam menangani hal-hal yang mendesak seperti ini.

Kazune sudah kembali pada ekspresi normalnya, memasang wajah datar seakan semua tidak mempengaruhi dirinya. Aku jadi yakin dia sudah menyiapkan jawaban untuk membantuku.

Usai bertukar pandang denganku sebentar, Kazune beralih untuk menatap Sakurai. Mulutnya bergerak ingin mengucapkan sesuatu, namun gerakan sekertaris satu BEM yang baru menghentikannya. Gadis itu berdiri sambil memasang ekspresi marah. Entah kenapa aku merasa dia adalah reinkarnasi Rika meski sebenarnya Rika masih hidup.

"Aku sudah memperhatikanmu sejak lama, Hanazono-san," serunya dengan suara lantang, "jadi benar, kamu memiliki hubungan spesial dengan Kujyou-senpai?"

Refleks ku cengkram ujung rok yang sedang ku pakai. Jantungku berdetak cepat, apapun itu, aku benar-benar panik. Oke, hari ini sudah dua kejadian yang berhasil membuat jantungku terpacu. Pertama, ketika Jin memberiku tawaran untuk mengantarku pulang. Kedua adalah kejadian yang sedang terjadi sekarang.

Ku teguk ludahku dengan susah payah. Nafasku mulai tidak beraturan. Ku perhatikan wajah-wajah di hadapanku satu persatu dan perhatianku lagi-lagi berhenti pada Kazune.

Orang yang bersangkutan kembali bungkam. Bibirnya membentuk garis lurus, seakan tidak ingin bicara karena dia bisa salah bicara. Ia tempelkan punggungnya di sofa, layaknya orang yang sedang menunggu waktu yang tepat untuk bicara.

"Karin-chan," suara Miyon bergetar ketika memanggil namaku, "jawab," lanjutnya dengan suara parau.

Dengan begitu, perhatianku beralih pada Miyon. Aku tidak mengerti, gadis itu terlihat sangat... ketakutan? Tubuhnya bergetar, tangannya mencengkram ujung rok yang ia kenakan, matanya berkaca-kaca-ingin menangis-dan nafasnya tidak beraturan. Atau mungkin, dia sedang marah kepadaku.

Ini parah. Aku baru saja bangun tidur, nyawaku belum sepenuhnya kembali ke dalam ragaku. Meski demikian, aku harus menghadapi masalah yang-lagi-lagi-menegangkan.

Kenyataan lain, Kazune sedang tidak bisa diandalkan. Dia mungkin merasa serba salah. Sebelumnya dia sudah mencoba untuk membantuku keluar dari cengkraman Rika. Terlalu mencolok jika dia terus-terusan membelaku. Tidak di hadapan Rika lagi, tidak di hadapan Jin lagi. Kalau saja kedua orang itu sudah pulang, Kazune pasti bisa membelaku dengan leluasa.

Lalu... apa yang harus ku lakukan? Aku harus menjelaskan apa pada teman-teman seangkatanku?

Jika aku salah bicara, maka keesokan harinya rumor-rumor buruk akan segera beredar di kampus. Apalagi yang sedang ku hadapi sekarang adalah orang-orang kepercayaan para dosen di fakultas, tangan kanan anggota dewan fakultas. Bisa saja status mahasiswaku-ataupun milik Kazune-dicabut gara-gara rahasia kami berhasil diketahui oleh anggota inti BEM periode baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[PART 2] Kamichama Karin: SECRET [RANDOM UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang