part 6 - floristnya kak Mark

1.4K 114 12
                                    

Pagi ini berjalan seperti biasa. Jeno yang harus pergi kekantor pagi-pagi sekali dan Renjun yang menjalankannya piket paginya. Oh jangan salah, ia memang mendapat tugas untuk berjaga malam pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Kemudian praktek pada hari Senin sampai Kamis.

Kebetulan rumah sakit tempat Renjun bekerja terdapat dua dokter spesialis anak. Jadi Renjun tak perlu lelah-lelah selama seminggu untuk bekerja.

"Abang," panggil Renjun pada abangnya.

Jaemin menoleh sebentar lalu kembali menyantap sarapannya. Renjun mengernyit heran

"Mas abang kenapa tuh?"

Suami Huang Renjun itu kemudian menatap sang istri dan kakak ipar bergantian. Guratan lelah nampak di wajah tampannya -ya meski lebih tampan dirinya sih.

"Tanya sama Mama aja sana," bisik Jeno.

"Nggak ah. Mama kadang-kadang juga nggak paham," bibir mungilnya mengerucut lucu.

Winwin yang mendengarnya pun hanya menatap Renjun.

"Sok tau kamu!" ucap sang Mama tiba-tiba.

"Apa sih Mama ah!" teriak Renjun.

Jeno mencubit pelan pipi Renjun.

"Injun sayang nggak boleh gitu dong,"  sahut papa Huang.

Renjun hanya mengerucutkan bibirnya.

"Ihh abang pundung ya gara-gara nikahannya diundur!" kata Renjun sambil mengangkat sumpitnya menunjuk Jaemin.

"Hushhhh dek turunin ah nggak sopan," tegur Jeno sambil menarik tangan kanan Renjun.

Renjun melirik Jeno sebal. Dia memandang sang kakak yang berwajah muram. Kasian sekali, Jaemin, si fuckboy sekolah kini harus mengundurkan jadwal pernikahannya. Apakah itu karma?

"Abang jangan sedih deh nanti kak Mark nggak cinta sama abang lagi,"

"Mark itu cintanya sama abang ya, jangan bawa-bawa cinta dong,"

"Ya terus aku suruh bawa abang gitu? Dih ogah abang aja berat aku nggak kuat!"

"Jen lu kasih makan apa sih dia jadi doyan ngegas sekarang?"

Jeno melirik Jaemin sekilas sambil tersenyum tipis. Dia mencolek jahil pipi tembam istrinya. Renjun yang sedang sensitif itupun menepis tangan Jeno.

"Ngisi kali dia," jawabnya asal.

"Apa sih ah! Ngisi-ngisi apa? Angin sih iya," jawab Renjun malu-malu.

"Alah Injun malu-malu tuh biasanya aja malu-maluin kok," sambung papanya.

"Eh tapi beneran Renjun ngisi?" tanya Winwin sambil meminum tehnya.

"Nggak kok. Kan baru kemaren 'main' masa udah ngisi si toker amat ih" elak Renjun.

"Siapa tau aja Njun begitu," kata Jaemin.

"Ah sok tau ah!"

Renjun memutar tubuhnya menatap Jeno yang sedang meminum kopinya. Senyum manis ia tujukan untuk suami tampannya.

"Mas aku nanti beliin kopi yang kaya punya bang Jaemin oke?" ujarnya sambil membentuk simbol 'ok' menggunakan tangannya.

Semua orang dimeja makan menataoa Renjun dengan heran. Apa tadi? Kopi yang kaya punya Jaemin? Yang rasanya kek air comberan yang bahkan Ren aja belum coba_-.

"Dihh kopi rasanya kaya air comberan aja kok diminta sih Njun?" katanya sambil menatap Renjun yang berbinar matanya.

Sang Mama menatap sangsi Renjun dengan menyipitkan satu matanya.

Not Bad To 💍💐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang