part 1 -jaga malam yang tak terduga

4.2K 320 6
                                    

Jung Renjun namanya, salah satu dokter spesialis anak di rumah sakit milik negara. Istri Jung Jeno ini mendapat shift jaga malam. Seperti hari-hari sebelumnya, dia bersama salah satu staf perawat duduk di lobby rumahnya sakit sambil berbincang apa saja yang menarik perhatian.

"Renjun, kamu nggak ada niat buat punya anak sama Jeno?" tanya Shuhua, perawat yang bersamanya.

Wajah yang semula berhias senyum kini meredup karena pertanyaan yang terlontar dari bibir sahabatnya.

"Bukan gitu Shu, dari awal aku udah dapet shift malem, jam 7 baru keluar gedung, sampe rumah aku ngerjain tugas rumah yang begini sama begitu. Abis itu istirahat kadang juga mas Jeno kekantor," jawabnya.

Shuhua hanya menganggukkan kepalanya. Satu pertanyaan terlintas diotaknya.

"Kan ada hari libur. Emang kalian nggak 'main'?" katanya sambil meminum kopi. Renjun memasang wajah facepalmnya.

"Heh! Aku nikah muda bukan karena nafsu ya," tunjuknya cepat didepan wajah Shuhua.

Si cewek itu kaget. 'Apaan sih' batinnya.

"Ya kita juga 'main' juga sih kadang. Ya gitu kadang siang kalo hari libur malem sih hehe. Tapi ya namanya belum dikasih sama Tuhan kita bisa apa dong," jawabnya pasrah.

Cewek cantik itu mengangguk kemudian terkekeh "tehmu udah dingin tuh," tunjuknya pada gelas teh yang sedari tadi dipegang sama dokter cantik.

Dokter muda itu mengarahkan pandangannya kearah gelas teh tersebut kemudian meminumnya isinya.

"Jujur aja sih gue kaget denger lo mau nikah pas udah kerja tiga bulan disini. Heran gue pernah denger kabar kencan nggak, apalagi pacaran. Eh taunya mau nikah. Gue bahkan sampe mikir lo diapa-apain sama cowok," ujarnya diakhiri gelak tawa.

Si empunya terkekeh.

"Mikir apaan sih sampe ngira gue diapa-apain," ujarnya lagi.

"Ya siapa tahu. Secara kan badan lo oke banget udah gitu cantik lagi siapa sih yang nggak bakal noleh sama nafsu ke lo," jawab Shuhua.

Hening untuk sementara waktu. Renjun yang sibuk dengan tehnya sementara perawat cantik itu dengan ponselnya.

"Oh tadi gue denger ada ambulance yang jalan kok belum sampe ya?" yang ditanya mengendikkan bahunya cuek.

"Mana tahu. Tapi iya sih lama banget. Merinding nih gue. Jangan-jangan bukan ambulance asli lagi," kata perawat itu sambil mengusap lengannya.

Renjun jujur aja udah ngerasa nggak enak. Maklum kan? Orang udah jam 3 pagi sih,

"Shu lo nggak mikir aneh-aneh kan? Ini Shuhua bukan lampor?" Shuhua malah cengengesan.

"Ya gitu lah hehehe," Renjun berdecak sebal, bibirnya mencebik.

"Udah jadi dokter masih aja kay bocah. Sadar umur dong Njun," ledeknya.

"Masih muda ya, masih 25 juga," Shuhua cekikikan.

Tidak lama terdengar suara sirine dari kejauhan. Renjun dan Shuhua menyipitkan mata. Semenit kemudian mereka bergegas. Petugas mengeluarkan brankar yang berisi seorang wanita yang tengah menahan sakit didampingi oleh lelaki yang diketahui sebagai suaminya.

"Shuhua telepon dokter Heo!" titahnya begitu melihat keadaan wanita tersebut. Brankar tersebut dibawa masuk.

"Suster Bae tolong buka pintunya!" wanita itu semakin meringis kesakitan dengan sang suami yang senantiasa menenangkannya.

Sesampainya di ruang yang dituju, Renjun langsung berbalik keluar setelah memberi pesan pada suami pasien. Ia menemukan Shuhua yang tengah berlari kearahnya.

"Dokter Huang hahhh..... hahhhh...." tangan putih gadis itu menumpu pada lutut kemudian mengangkat satu tangannya. Raut wajah Renjun semakin terlihat panik.

"Dokter Huang, dokter Heo  berada di Jeju sejak sore tadi," jelas gadis itu. Renjun mengusap wajahnya kasar.

"Dokter pembukaannya hampir sempurna!" teriak seorang perawat dari ambang pintu.

Seolah mengerti kegelisahan sang rekan kerja, Shuhua menggenggam tangan kecil yang gemetar tersebut dan mengusapnya.

"Huang Renjun, lihat aku," dokter muda itu menatap Shuhua dengan wajah gelisahnya.

"Kau seorang dokter kan? Bantu dia," ucapnya.

"Tapi aku bukan dokter kandungan Shu," ujarnya sambil mengerang kesal.

"Terlepas kau dokter kandungan atau bukan, kau harus membantunya karena dia sedang membutuhkan, dan setidaknya kau pernah belajar hal itu," Renjun menghela nafas.

Dia beralih pada perawat yang setia berdiri diambang pintu ruang bersalin.

"Tolng katakan aku akan datang sebentar lagi," ucapnya. Perawat itu mengangguk lalu berbalik.

"Tolong bantu aku Shu," pintanya.

"Aku akan membantumu. Aku akan ambilkan pakaian khusus. Tunggu disini," ujar gadis itu lalu berlalu.

Renjun melepas jas labnya kemudian melemparnya asal. Tidak ada waktu kembali keruangannya sekarang ini. Shuhua kembali dengan baju berwarna hijau dan memberikan kepada Renjun. Dokter Huang itu segera berganti di kamar mandi terdekat. Kedua orang tersebut memasuki ruang bersalin setelah Renjun kembali.

"Mohon Anda agar tetap menemani istri Anda disini," pinta Renjun pada suami si wanita. Lelaki tersebut mengangguk mantap.

"Anda bisa mengejan sekarang nyonya," titah Renjun.

"Eunghhhh..... Akh...," wanita itu mengejan dengan wajah merahnya.

"Hahh..." ia mengambil nafas sejenak sebelum akhirnya kembali mengejan.

Suami wanita itu terus saja membisikan kata-kata ditelinga istrinya. Kemudian Renjun yang terus memberinya semangat. Sekitar dua jam lebih akhirnya erangan panjang disusul tangisan bayi memenuhi ruangan.

Tangis wanita itu pecah begitu juga sang suami yang kemudian mengecupi wajah sang istri.  Renjun memberikan bayi merah itu pada salah satu perawat setelah melihatnya sekilas untuk dibersihkan.

"Selamat bayi Anda laki-laki. Suster akan membersihkan bayi Anda. Istri Anda akan dipindahkan ke ruang rawat setelah dibersihkan," ucap Renjun dengan senyum lebarnya

"akan ada dokter yang memeriksanya nanti. Saya permisi," Renjun membungkukkan badannya kemudian suami wanita tersebut.

Mereka sempat mengucapkan terimakasih pada Renjun sebelum keluar diikuti Shuhua. Ah rasanya Renjun ingin menangis tapi malu.

"Bagaimana rasanya?" tajya Shuhua. Senyum Renjun semakin lebar.

"Menakjubkan sekaligus mengharukan," jawabnya.

"Minta sana sama mas Jeno," ledeknya yang hanya ditanggapi dengan senyuman.





Hehehe
Gimana?
Voment dong hehehe
Makasih

Not Bad To 💍💐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang