Part 5

4 2 0
                                    

"jika kamu memang menyerah terhadapku, katakan saja. Mungkin dari situ aku akan berhenti mengikuti kata hatiku, dan mengikuti keinginan orang lain."

————

Zean pulang dengan keadaan basah kuyup. Dia tadi terjebak hujan, dan tidak ikut dalam mobil Adit.

Pasti Adit mencarinya. Tapi Zean tidak memperdulikan itu.

Dilihat bundanya yang sudah pasti menunggunya untuk memarahinya.

"Kamu kenapa gak pulang bareng Adit sih Zee?!" Bentaknya.

"Jadi basah kuyup gini kan! Bunda bi--" ucapan bundanya terpotong.

"Aku capek." Ujar Zean dingin. Lalu dia pergi dari hadapan bundanya.
Zean pergi ke kamar, membanting pintu kamar. Dan berganti baju.

*

Zean terlentang diatas kasurnya. Dia menatap obrolan dia dan Nathan dahulu, setelahnya membaca chat nya akhir akhir ini. Dimana Nathan kadang hanya membaca dan tidak membalas sama sekali.

Nathanqu:*

Me:

Pagi Nathan!!
I love you pagi:*

Selamat siang!
I love you siang:*
Nathan udah makan?
Kamu makan sama siapa?
Sama cewek itu ya?(
Nathan kok tadi cuek aja?
Nathan aku cariin kamu kemana mana kok gak ada?

Selamat sore!
I love you sore:*
Nathan pulang bareng yuk!
Nathan kamu Dimana?

Kamu udah nganterin Wulan nya?
Langsung pulang ya
Udah sampe belum?

Read

Selamat malam!
I love you malam')

Itu adalah pesan yang baru saja dikirim kan Zean. Karna cukup mengantuk Zean pun tertidur.

*

Pagi hari telah menyambut, Zean turun dengan tas disekapan nya.

Bundanya telah menunggu di meja makan bersama kakak kakaknya.

"Hari ini kamu-"

"Iya!" Dingin Zean.

Kakak Kaka Zean hanya bisa diam dan menatap Zean sendu. Ia sekarang dikeluarga menjadi seperti es, dingin dan tidak tersentuh.

*
Zean berjalan di lorong, dia akan menuju kelas Nathan terlebih dahulu untuk memberi kotak bekal untuk Nathan.

Semoga Nathan suka! Batinnya.

Dia melangkah, namun pada saat belokan. Zean melihat Nathan sedang digandeng oleh Wulan. Zean bersembunyi. Setelah Nathan lewat, ia keluar dari persembunyiannya.

Lalu melangkah ke kelasnya Nathan.

"Hai Zee!" Nampak yang menyapa Zean hanya fickri dan Andovi. Sedangkan yang lainnya menatap lain.

"Ngapain lo kesini?" Tanya Rizal judes. Zean menghela nafas.

"Gw cuman mau nga-"

"Gausah! Cewek pura pura polos kek lu mending pergi deh!" Bentak Rizal membuat Zean kaget.

"Sabar Zal. Kita belum tau yang sebenarnya." Ucap Andovi. Zean menunduk.

"Lu beneran selingkuh Zean?" Tanya Andovi. Zean menggeleng cepat.

"Gue gak selingkuh!" Tegas Zean.

"Buktinya kata Nathan, lu sama Adit pelukan!" Ujar Rizal lagi. Rizal ini tipe yang akan trus menyudutkan lawannya.

Zean menggeleng. "Itu salah paham! Disitu Adit ngehalangin gua, tapi Nathan liatnya dari belakang jadi kayak ngemeluk!" Jelas Zean.

"Kenapa bisa gitu?" Tanya fickri.

"Ceritanya panjang. Gue takut kalian gk akan percaya." Ujar Zean.

"Emang kenapa?" Tanya Andovi.

"Malam itu, gue diajak sama bunda ke rumah temennya. Dan ternyata itu rumahnya Adit." Ucap Zean, semua terkejut. "Lalu, kita dinner sekeluarga. Pas akhir, bunda sama Tante ngejodohin gua sama Adit." Lanjutnya

Semua benar benar terkejut.

"Gue tau itu permintaan Adit ke Tante Rina, lalu Tante Rina minta ke bunda gw, bunda itu. Selalu nurutin kemauan sahabat nya itu." Jelasnya lagi. Sahabat sahabat Nathan saling pandang.

"Gue selalu ketahuan sedih sama sahabat sahabat gua karna, gua gk mau perjodohan ini. Di satu sisi, Nathan yang salah paham, disatu sisi gua yang selalu dipaksa." Zean menggeleng. "Gua gak bisa gini. Gua bingung." Ucap nya sambil menghapus air mata yang keluar.

"Heh! Lu ngapain ke sini." Seru seseorang, saat mereka menoleh ternyata itu Wulan yang datang bersama Nathan.

Zean buru buru memberikan kotak bekal itu ke Andovi sambil berbisik, "suruh dia makan ya."

"Gu-gue permisi." Ujar Zean, lalu menunduk. Zean tidak, Nathan melihatnya menangis.

Lalu ia keluar dari kelas Nathan.

Nathan memberikan tatapan bertanya pada sahabatnya.

Sedangkan sahabatnya malah saling pandang.

*

Pokoknya Zean harus berjuang lebih keras kali ini, untuk membuat Nathan kembali seperti dulu.

Dia berjalan menuju kelas Nathan, niatnya untuk mengajak Nathan kekantin bersama.

Namun dilihatnya di kaca kelas, Nathan dengan Wulan yang sedang bersandar di bahunya. Dan sahabat sahabat Nathan di bangku belakangnya.

Beberapa kali melihat hal ini lagi.

Kenapa? Kenapa kamu gini? Apa kamu benar benar sudah menyerah terhadap ku Nathan?  Batin Zean, matanya berkaca kaca. Kenapa Zean harus menjadi cengeng? Dia tak ingin menangis, tapi air matanya turun begitu saja.

Sahabat sahabat Nathan melihatnya, lalu menyenggol Nathan agar menoleh ke Zean. Nathan terkejut. Walau bagaimana pun juga hati nya masih milik Zean, melihat Zean hampir menangis seperti itu membuat hati Nathan seperti digores.

Andai aku bisa memilih, aku tidak ingin berada di zona ini. Tidak ingin!

Lalu Zean berbalik dan pergi. Membawa kesedihan dalam larinya.






Maaf kalo jarang up. Jangan lupa voment ya teman teman.

Byee


AchanOFC09

My Mine♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang