Part 4

8 2 0
                                    

“aku hanya ingin seperti kemarin, bukan seperti sekarang. Yang terbentang nya jarak ditengah tengah kita”

-Aleya Zean...

_____________________

Aku benar benar merindukannya batin Zean. Sudah 1 Minggu, Adit berusaha mendekatinya. Dan Nathan yang menjauhinya. 

Disaat Nathan dkk berjalan menuju arah Zean dkk. Nathan seolah olah tak perduli dengan Zean, dia hanya melintas dengan tatapan datar. Mengundang banyak tanya dari sahabat sahabatnya, juga sahabat Nathan.

Jika Zean mencoba mendekatinya, Nathan selalu pergi. Ini sangat membuat Zean kesusahan untuk menjelaskan dengan benar masalah ini.

Zean frustasi. Disatu sisi, bunda nya selalu memaksa dia bersama Adit. Zean kini sering kali ketahuan menangis oleh sahabat sahabat nya.

“Zean... Lu kenapa si? Udah 1 Minggu Lo gini.” tanya Irene.

“ Lu ada masalah sama Nathan ya?” tanya Nara.

“Gak papa kok. Kalian jangan khawatir” ucap Zean sambil tersenyum palsu.

Dia tidak mau melibatkan sahabat sahabat nya.

“Yaudah yuk ke kantin” ajak Bony. Zean mengangguk lalu mengikuti mereka keluar.

Di lorong, Zean mendapati Nathan yang sedang mengobrol dengan seorang siswi.

Saat Zean ingin menghampiri Nathan. Nathan sempat melihat Zean, lalu dia merangkul pinggang siswi itu, sampai membuat siswi itu memerah.

Zean berhenti melangkah, dia nampak mundur. Sakit hatinya, dia melihat sendiri Nathan merangkul siswi lain. Yang Zean tau, siswi itu. Siswi yang pernah mencoba memberi minum Nathan saat itu.

Matanya sudah berkaca kaca, dia tak boleh menangis. Tidak boleh!

Gak bole nangis Zee... Lo harus yakin Nathan gk gtu. Batinnya. Tapi yakin bagaimana? Jika dia melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Zean berbalik, dia melupakan sahabatnya yang sama terkejut dengan kejadian tadi.

“Zeannn!!!” mereka menyusul Zean.

""""

Benar benar. Hancur sudah hari hari bahagianya. Nathan yang menjauhinya, bundanya yang selalu memaksa sampai membentak. Dan perjodohan yang tidak diinginkan nya.

Kenapa gini? Kenapa harus ginii???!!!batin Zean. Dia benar benar frustasi.

***

Pulang sekolah, kini Zean mengindari Adit. Dia terus mencari kemana Nathan berada. Ternyata dia ada di parkiran, duduk di motor sport nya. Ditemani oleh sahabat sahabat nya.

Zean tersenyum. Dia mendapati Nathan sekarang ini.

“Nathan....” seru Zean dengan senyum nya. Nathan yang sedang bercanda dengan sahabat sahabat nya menoleh.

“Apa?” tanya Nathan dingin. Zean mengigit bibir nya. Nathan berbeda sekali sekarang.

“em... Pulang bareng yuk!” ajak Zean, dia berusaha membuat Nathan kembali padanya.

My Mine♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang