Hari demi haripun berlalu..
Tak sadar pertemanan mereka sudah lumayan erat hanya dalam 3 bulan saja.
Mereka sering bermain di rumah jane, dan tentu saja Eric yang semakin terang-terangan menyatakan perasaan kepada Ucha. Bukan sekedar gombal..hanya saja Eric seperti terobsesi ingin melindungi Ucha dan membuatnya bahagia.Sore ini Eric mengajak Ucha untuk pergi makan dengannya. Uchapun setuju karena Eric yang akan membayar semua tagihan makanannya hehe
Cantik.
Kata Eric dalam hati sambil memandangi muka Ucha pada spion sebelah kiri." Cha kok tumben si lu pake rok pendek begitu biasanya dandanan lu tomboy. Apa karna bergaul ama Jane nih lu jadi kecewean begini? "
" Apaansi ric kan gue emang cewe ya pantes dong kalo gue pake rok apa salahnya coba. " balas Ucha dengan nada sedikit kesal
" ya gak salah sih cha. Tapikan kita naik motor... hmm bentar deh bentar "
Eric menepikan motornya lalu menengok ke belakang melihat wajah cemberut Ucha
" apa lo " kata Ucha kesal
" ini jaket aku, kamu harus pake ya sayang. Kamu berharga buat aku jadi aku gamau kaki kamu masuk angin. Hahahaha " Tawa Eric membuat beberapa orang menengok ke arah mereka
" gue tabok lo sekali lagi manggil pake sayang, udah buruan laper nih " balas Ucha dengan mata melotot namun disaat Eric tak melihat Ucha pun tersenyum atas perlakuan Eric. Romantis pikirnya.
" siap tuan putri "
__________________
Sesampainya di mall mereka langsung menuju tempat makan kesukaan Ucha. Ucha suka banget sama makanan korea jadi mereka berdua memesan Mandoo, Tteokbokki, Bulgogi, dan Galbi. Oh ya tidak lupa Ucha juga memesan minuman Banana Milk kesukaannya.
Yup, Ucha memang doyan makan tapi tetap saja badannya ideal..mungkin karna Ucha sering sekali berlatih dance." Cha lu serius abis kan makan segitu? Badan lu kecil tapi makan lu banyak, muat lambung lu? " tanya Eric tak percaya
" sut bawel, kita liat aja nanti. Kalo misalnya abis lo harus traktir nonton yaa "
Eric hanya menggelengkan kepalanya namun juga mengiyakan agar bisa menonton bersama Ucha.
Saat selesai makan mereka pergi membeli tiket nonton bergenre horror. Ucha pergi ke toilet dan Eric pun menunggu di sofa bioskop. Saat sedang di toilet Ucha melihat seorang perempuan yang seperti mamanya, dan benar saja ternyata itu adalah mamanya yang akan ngedate dengan laki-laki tak dikenal.
" Bunda?! "
Bunda pun sontak kaget. Dengan perasaan yang campur aduk ia cepat-cepat merapihkan riasannya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada anaknya tersayang.
Ucha yang masih kaget terdiam dan menahan air matanya. Ucha tak percaya akan bertemu bundanya saat sedang bersama Eric. Ucha malu dan tak tahu apa yang akan ia katakan pada Eric, walaupun Eric sudah tau tentang segala permasalahan keluarganya..Ucha tetap saja malu dan sedih atas hidup yang ia alami.
Saat Ucha keluar dari toilet sudah ada Eric yang menunggunya di depan toilet. Eric takut Ucha akan melakukan sesuatu yang berbahaya di dalam sana.
" Cha lu gapapa kan? " tanya Eric sambil mengusap pipi ucha yang basah karna tak mampu menahan air matanya lagi.
" Gapapa ric, mending sekarang kita pulang yu adek gue sendirian dirumah kasian " jawab Ucha sambil mengusap air matanya.
" yaudah ayo gue anter lu, sekalian nanti beli makanan buat dia, kasian dia sendirian dirumah "
Mereka pun bergegas kerumah Ucha. Di perjalanan Eric hanya melihat Ucha dari spion yang sedang menangis sambil melihat jalanan yang mereka lalui. Eric tak mau berbicara apapun karna takut akan memperburuk suasana, Eric hanya mengusap kaki Ucha dan tersenyum padanya dari Spion.
Sesampainya di rumah Ucha, Eric kaget karna melihat tulisan bahwa rumah Ucha dijual. Eric menghentikan motornya tiba tiba dan sontak membuat Ucha ikut kaget tak percaya. Di depan pintu sudah ada barang-barang ucha dan sebuah surat.
Ucha anak bunda, maafin bunda
Karna tidak menjadi bunda yang baik untuk kamu dan adik kamu. Bunda akan menikah dengan seseorang yang bunda cintai. Kamu dan Adikmu sudah bunda titipkan kepada Ayah. Nanti malam Ayah akan menjeput kamu nak.
Maafin bunda karna tidak sanggup menjalankan hidup ini bersama kalian. Bunda selalu teringat wajah Ayah kalian dan rasanya sangat melelahkan.
Bunda pergi ya, bunda minta maaf..Love bunda
Tak lama kemudian muncul mobil hitam. Keluar lah ayah Ucha dan langsung menghampiri Ucha dan Eric.
" ngapain ayah kesini ?!" bentak Ucha
" kak.. bundamu sudah pergi, ayah mau merawat kaka sama adek. Kaka mau kan ikut ayah? Ayah kangen banget sama kaka " balas Ayahnya dengan nada lembut dan menenangkan.
" ga mau. Kaka gamau. Ayah jahat, ayah yang bikin semuanya jadi kaya gini. Ayah yang udah hancurin keluarga kita yah " tolak ucha sambil menangis tersedu sedu.
" kenapa ayah tega, kenapa ayah harus selingkuh sama perempuan lain. " balas ucha lagi yang sudah jatuh terduduk karna tak kuat menahan tangis amarahnya.
Ayahnya yang melihat hanya diam terpaku karna yang dikatakan Ucha semua benar. Ayahnya pun menyesali semua yang ia lakukan karna menghancurkan keluarganya. Eric pun tak sanggup melihat Ucha yang menangis tersedu-sedu, Eric ikut duduk dibawah sambil memeluk Ucha. Menenangkan Ucha, mengusap punggung Ucha. Dan Eric berinisiatif agar Ucha tinggal dengannya, toh masih ada satu kamar kosong tersisa.
" om bagaimana kalau Ucha tinggal dulu dirumah saya, sampai nanti Ucha lebih tenang saya akan anterin kerumah om " usul Eric
" Baik nak, nanti saat Ucha sudah lebih tenang tolong hubungi saya. Saya mohon agar kamu menjaga Ucha baik baik ya. " jawab ayah Ucha
" Kaka, ayah pulang dulu..maafin ayah udah ngancurin segalanya. Nanti disaat kaka sudah tenang, ayah janji akan perbaikin semuanya "
Ayahnya pun mengelus kepala Ucha dan pergi meninggalkannya.Segini dulu yaa ceritanya, aku gabisa banget nulis cerita banyak maafin yaaa gaisss. Di part selanjutnyaaa aku berusaha akan bikin cerita yang panjang. Semoga kalian suka ya. Love u All😍💖
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNE
Teen FictionIni bukan hanya tentang persahabatan. Tentang hidup, cinta, dan juga pengorbanan.