Langkah kaki Diana berhenti tepat di bawah pohon maple saat angin menerbangkan anak rambutnya di sekitaran telinga.
Kemudian dia memutar tubuhnya ke belakang untuk menanggapi ucapan pemuda yang sejak tadi mengikutinya.
"jadi malam itu lo datang?" tanya nya dengan pelan,hampir tak terdengar namun telinga Diana cukup tajam untuk mendengar.
Diana masih belum membuka mulutnya,dia ingin pemuda itu mengatakan semuanya.
"dan lo lihat semuanya?"
"Dee,lo tau kan di agama gue itu hal yang wajar?gue kira lo gak bakalan datang."
"Apa hubungannya sama kedatangan gue?" akhirnya mulut Diana terbuka juga.Kilat matanya menatap tajam ke arah pemuda itu dengan penuh luka.
"ada atau bahkan gak ada gue juga lo tetep bakalan ngelakuin itu kan sama Louisa." ada jeda sebentar,
"dan ini itu tidak ada hubungannya dengan agama."
"Dengerin gue dulu,Dee."
"Dari tadi gue dengerin lo kok,cuman lo nya aja yang muter-muter,ribet.Kalau lo suka sama dia ya yaudah,terus urusannya sama gue apaan?mau minta bantu sama gue buat deket sama Louisa?" Nafas Diana berhembus tidak teratur,sebentar lagi pasti dia akan menangis.
Tidak,dia tidak boleh menangis di umum terlebih lagi di hadapan pemuda itu.Diana harus pergi dari sini secepatnya.
"Udah selesai kan?jangan ganggu gue lagi.Dan semoga langgeng ya sama Louisa." ucap Diana sebelum berakhir beranjak pergi dengan cepat.
Bertepatan dengan dia membalikkan tubuhnya untuk pergi dari situ,Setetes air bening keluar dari kedua matanya.Daun maple berguguran seiring angin berhembus kencang,sesuai dugaanya pemuda itu tidak mengejarnya dan mengharapkan dirinya untuk menggantikan posisi Louisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geborgenhett (Love under the maple tree)
Novela JuvenilYa,Diana memang tidak bisa memaksakan kehendaknya walapun dia ingin. Sekarang dia harus bagaimana?kehilangan dua orang yang paling berarti di hidupnya sekaligus membuatnya mau tidak mau harus seperti daun maple yang jatuh dengan senang hati di musim...