01. Murid Baru

115 48 76
                                    

-Happy reading!!-

Adeeva Saquella Wardana, gadis cantik berkulit putih dengan senyum manis di bibirnya. Tak ada celah sedikitpun dalam wajahnya yang menunjukkan raut kesedihan.

Hidupnya lumayan menyenangkan, seperti sebuah petualangan panjang yang penuh teka-teki tak berujung.

Deeva termasuk gadis yang beruntung, karena ia adalah anak semata wayang dari pengusaha sukses, Prasetya Wardana. Apa pun bisa Deeva dapatkan dengan mudah.

Sudah seminggu lamanya Deeva tinggal di Jakarta setelah 2 tahun menetap di New Zealand. Ia pindah ke Jakarta karena ia sangat merindukan Indonesia, tempat ia dilahirkan. Dan mulai hari esok Deeva akan menjadi siswi baru di SMA Bachtiar, sekolah elite yang berada di daerah Jakarta Selatan.

"Non Deeva, makanannya sudah Bibi siapkan. Silahkan non sarapan dulu." Ucap seorang asisten rumah tangga dari luar kamar.

"Iya, Bi." Teriak Deeva dari dalam kamar.

Gadis itu pun mulai berjalan menuruni anak tangga rumahnya dengan raut wajah sedikit kesal. Rasanya Deeva ingin sekali marah ketika melihat ayahnya pergi begitu saja. Sama sekali tak mengucapkan salam, melirik Deeva pun tidak.

Dari dulu hingga sekarang pekerjaan dan jabatan adalah prioritas bagi Pras, ayah Deeva. Hubungan Deeva dengan ayahnya memang kurang baik, sejak kedua orangtua Deeva resmi bercerai 3 tahun lalu.

***

Deeva mulai memasuki area sekolah barunya yang sangat luas, tak jauh beda dengan sekolahnya saat di New Zealand. Ia pun memutuskan untuk berkeliling sebentar. Belum begitu ramai, mungkin ia datang terlalu pagi.

Deeva melihat segerombolan murid laki-laki yang duduk di bawah pohon. Mereka semua memakai almamater biru tua, sama seperti Deeva. Namun yang membedakan di almamater mereka ada 3 bintang, itu artinya mereka kelas XII. Sedangkan bintang milik Deeva hanya 2, yang artinya Deeva kelas XI.

Sekarang mereka menatap Deeva dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Dengan baju seragam putih ketat yang dua kancing teratasnya sengaja dibuka, lalu rok lipat berwarna biru muda kotak-kotak yang jauh dari atas lutut. Mustahil bagi seorang Deeva tak menarik perhatian.

Apalagi ketika Deeva memperlihatkan senyumnya, senyum manisnya. Senyuman yang kalau dilihat para kaum adam bikin hati adem kaya ubin masjid.

Cewek itu .. kenapa mirip banget sama--

Batin lelaki itu diseberang sana. Ia langsung berjalan ke arah Deeva berdiri, tanpa berhenti menatap Deeva.

Laki-laki bermata tajam itu menatap mata Deeva seolah-olah terperosok ke dalam lautan, sangat dalam, tanpa dasar. Ia suka cara Deeva memandang. Tetapi Deeva benar-benar luar biasa. Dia tidak menjadi salah tingkah ditatap sedemikian.

Mereka saling beradu pandang, seperti sama-sama tak mau melepaskan. Mereka bertatapan cukup lama.

Namun di detik berikutnya Deeva menyerah. Takut jantungnya jadi tidak bisa berfungsi dengan baik. Takut jantungnya akan loncat-loncat. Haha

"Ada perlu apa lo nyamperin gue ?" Tanya Deeva memecahkan keheningan diantara mereka.

"Cuma pengen liat mata lo dari deket." Jawab lelaki itu sekenanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GLADIOLUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang