Seungwan duduk di kursi di balkon kamarnya. Malam ini cuaca sangat cerah. Dengan cahaya yang minim, ia bisa melihat satu dua bintang bercahaya di langit.
Kepalanya mendongak, tangannya meraih kalung yang setia melingkar di lehernya beberapa tahun ini, menggenggam cincin yang menjadi bandul dengan erat.
Cincin berwarna putih dengan hiasan batu berkilau yang pernah menjadi kado terindah untuknya. Lalu dilihatnya ukiran kata disana, always and forever, selalu dan selamanya, harapan yang sampai sekarang berusaha Seungwan yakini untuk terwujud.
Pikirannya menerawang, kebiasaan barunya saat sendirian ditemani angin malam. Jika menjadi dewasa seberat ini, ia lebih memilih menjadi anak kecil yang tidak tahu apa-apa atau remaja yang hanya tahu cara menikmati hidup.
Sepuluh tahun lalu, di usianya yang ke 16, pertama kalinya ia menginjakkan kaki di sekolah menengah atas, saat itulah kenangan yang paling indah dimulai. Saat itu ia mempercayai ungkapan yang mengatakan masa sekolah adalah masa paling indah.
Di hari itu, ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Oh Sehun, teman satu kelas yang akhirnya jadi teman satu bangkunya selama tiga tahun.
Seungwan bukanlah anak tertutup yang tidak pandai bergaul atau kutu buku yang buta akan dunia luar. Seungwan sama seperti remaja kebanyakan. Begitupula Sehun. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk akrab satu sama lain.
Kehadiran Sehun tidak membuat kehidupannya berbalik 180 derajat seperti di drama-drama yang sering ibunya tonton. Tapi kehadiran Oh Sehun mampu membuat hidupnya menjadi lebih indah, terasa berwarna.
Dari teman, mereka menjadi sahabat. Hingga satu sekolah tahu, dimana ada Seungwan disitu ada Sehun. Tidak akan ada Sehun tanpa ada Seungwan di sisinya. Ya, mereka sahabat karib yang-terlampau- akrab. Karena tanpa diketahui siapapun, mereka telah jatuh pada perasaan yang tidak seharusnya dimiliki sahabat.
Cinta.
Sempat ragu dengan rusaknya hubungan yang telah terjalin karena perasaan lain yang menetap, mereka tetap memutuskan untuk mencoba.
Menghabiskan waktu istirahat di halaman belakang sekolah, kencan setiap pulang sekolah, atau menginap di akhir pekan. Semua terasa indah.
Tapi tetap saja, seiring berjalannya waktu, pasti perubahan terus terjadi. Yang paling menyakitkan adalah lima tahun lalu, dimana titik balik kehidupan Sehun dimulai.
Ayahnya dipecat karena dituduh melakukan penggelapan dana, yang kemudian ditemukan meninggal karena bunuh diri didalam penjara. Ibunya sakit-sakitan sebelum satu bulan kemudian menyusul sang ayah membuat Sehun hanya hidup berdua dengan Jeno, adiknya yang baru berusia sepuluh tahun, yang memiliki kelainan jantung sejak kecil.
Seungwan bukanlah orang gila harta yang akan meninggalkan kekasihnya di masa sulit. Bagaimanapun keadaan Sehun, ia akan tetap disisi kekasihnya itu.
Sehun adalah laki-laki dengan harga dirinya yang setinggi langit. Ia selalu menolak semua bantuan Seungwan. Sekecil apapun itu, termasuk membelikan minum saat Sehun kehausan. Sehun berhenti kuliah di semester enam dan lebih memilih bekerja di café milik temannya, Jongin, sebagai manajer.
Seungwan pikir semua baik-baik saja saat itu. Sehun dan Jeno yang tidak lagi dirundung duka dan kesedihan, hidup mereka berkecukupan. Ketegaran Sehun mampu membawa adiknya untuk bangkit, meski Seungwan tahu Sehun masih hancur di dalam.
Tidak ada apapun yang janggal, sampai suatu hari Sehun mengatakan sebuah rencana yang tidak pernah terpikirkan Seungwan terjadi.
Sebuah pembalasan dendam, pada orang yang telah menjatuhkan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Crystal
Fanfiction[SEHUN X WENDY] Angst, lil bit romance Cinta, laut yang tidak berwarna dan transparan sedalam apapun aku mewarnainya Sorrowful Diamond Crystal My Dear Diamond Crystal Terinspirasi dari "Diamond Crystal"nya EXO-CBX Remake dari FFku dengan pairing yan...