"Seungwan-a."
Seungwan yang baru saja selesai memberi pengarahan pada dokter magang asuhannya mendapati Sehun berjalan menghampiri.
"Jeno ingin bertemu denganmu. Sudah seminggu ini kau tidak menemuinya."
Keadaan Jeno sudah membaik, sedang menjalani masa pemulihan. Sudah satu minggu berlalu sejak Jeno dioperasi, tapi sekalipun Seungwan belum pernah menemuinya. Bukannya tidak ingin, tapi Seungwan enggan melihat Sooyoung yang tidak lepas sedetikpun dari sisi Sehun.
Seungwan masih sayang hatinya untuk kembali tersakiti.
Pemikiran mengenai Sehun yang menerima begitu saja bantuan Sooyoung, tapi menolak setiap bantuannya sungguh mengganggu. Seungwan pernah mencoba bertanya, tapi tidak mendapat jawaban. Sehun selalu menghindar atau mengalihkan pembicaraan mereka, bahkan pergi begitu saja mengabaikannya.
"Aku akan menemui Jeno nanti."
"Jika karena Sooyoung, aku akan membawanya pergi."
Seungwan tersenyum, berbeda dengan hatinya yang meringis sakit. Ia tidak lagi merasakan Sehun sebagai kekasihnya. Waktu laki-laki itu terlalu tersita bersama kekasih yang lain.
"Terserah saja." Seungwan membuang pandangannya, menghindari kontak mata dengan Sehun, "aku harus pergi sekarang."
Baru saja Seungwan akan melangkah, tangannya dicekal oleh Sehun, "Maaf."
"Tidak perlu," pelan, Seungwan melepas cengkraman tangan yang tidak seberapa eratnya itu, "aku masih ada pekerjaan."
.
.
Sehun memang serius dengan perkataannya. Laki-laki itu membawa Sooyoung pergi karena sekarang Jeno sendirian di kamar rawatnya.
"Jeno-ya." Seungwan menyembulkan kepalanya menyapa Jeno dengan senyuman sebelum masuk sepenuhnya saat Jeno memekik kegirangan.
"Noona, kenapa baru menjengukku?"
Seungwan duduk di tepi ranjang Jeno, mengusap pelan surai gelap anak itu, "Maaf, Noona sangat sibuk akhir-akhir ini." Seungwan senang, wajah Jeno tidak sepucat dulu. Sekarang ia bisa melihat binar dikedua matanya.
"Noona, aku tidak menyukai wanita itu."
"Sooyoung maksudmu?" Seungwan menaikkan alisnya mendengar ekspresi dan nada suara Jeno yang jelas sekali tidak suka.
"Noona mengenalnya?"
Seungwan hanya mengangguk, enggan membahas lebih banyak tentang gads itu, "Bukankah dia baik?"
Jeno menggeleng, "Seungwan Noona tahu kan dari dulu keahlianku adalah membaca pikiran orang."
Seungwan mengernyit. "Kau benar-benar bisa mendengar pikiran orang seperti Lee Jongsuk di drama itu?" ingatkan Seungwan untuk tidak banyak bergabung saat ibunya tengah menonton drama.
Jeno tertawa, "Noona masih suka nonton drama ya?"
Seungwan mendengus.
Tawa Jeno terhenti, lebih tepatnya anak itu berusaha menahannya, "Aku tahu dari raut wajah dan sikapnya. Aku tahu Noona itu tidak menyukaiku. Dia hanya menginginkan Sehun Hyung."
Seungwan diam mendengarnya. Dari dulu Jeno memang pandai menganalisis sifat orang dan itu tidak pernah salah.
"Seungwan Noona berkali lipat lebih baik. Noona juga tulus menyayangiku."
"Siapa yang menyanyangi anak jahil sepertimu?"
"Seungwan Noona!"
Seungwan mengecup puncak kepala Jeno dengan sayang. Jeno sangat menggemaskan. Ia bersyukur Sehun tidak melibatkan Jeno dalam rencana jahatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Crystal
Fanfiction[SEHUN X WENDY] Angst, lil bit romance Cinta, laut yang tidak berwarna dan transparan sedalam apapun aku mewarnainya Sorrowful Diamond Crystal My Dear Diamond Crystal Terinspirasi dari "Diamond Crystal"nya EXO-CBX Remake dari FFku dengan pairing yan...