1. Tas
"Woy! Sini lo!"
Teriak itu tertuju pada seseorang. Salah satu murid kelas 10 yang akhir-akhir ini sering menjadi bahan bully-an dari salah satu senior kejam di Sma Tri Tanjung atau biasa kenal dengan nama STRITA.
Bian, bocah kelas 10 itu meremas celananya dengan penuh harap agar lelaki dihadapannya tak berulah padanya hari ini. "I-iya, Kak Zello?" sahutnya bertanya.
Katara Zello Arlantara. Cowok berbadan tegap dengan rambut berantakan dan wajah yang sedikit mengantuk berdiri diambang pintu. Dua tangan kekarnya direntang lebar menghalangi pintu masuk.
Ditatapnya Bian tajam. "Beli air mineral dingin satu. Nggak pake lama!" bentak Zello diakhir kalimat.
"I-iya kak," jawab Bian cepat lalu pergi dari sana sebelum dia benar-benar mendapat sumpah serapah dari iblis menakutkan yang sering dijumpainya akhir-akhir ini.
Lelaki dengan tampilan kacau bak berandalan swkolah itu masih berdiri di sana. Menatap tajam setiap orang yang melangkah melewati kelasnya.
Namun ada beberapa murid yang memilih untuk memutar balik dan mengambil jalan lain sebab takut jika melihat langsung Zello dari jarak dekat.
Zello itu nakal. Tidak tau sopan santun. Cowok keras kepala yang memiliki segudang masalah. Kerjaannya keluyuran dari satu kelas ke kelas lainnya, jika bosan, maka akan mengunjungi sekolah lain.
Pergaulan yang bebas menjadi salah satu alasan mengapa Zello menjadi berandalan sekolah. Beberapa kali cowok itu membuat ulah hingga harus berhadapan dengan Bu Ina, Si Guru Bk yang terkenal cerewet juga terkadang dingin pada murid yang tak taat aturan sepertinya.
"Bro," sapa seorang cowok kemudian memasuki kelas setelah menepuk pundak lelaki itu.
Zello hanya membalas dengan deheman kecil yang serak.
Terlalu lama berdiri didepan kelas membuat lelaki itu bosan. Ia melangkah masuk kedalam kelas lalu menarik paksa tas milik Rian diatas meja dan melangkah mendekati kursi guru.
"Bosan gue, cabut yuk," ajak Rian. Ia bosan memandang ponsel terlalu lama.
"Masih pagi Yan, jangan misuh-misuh," sahut Dandi yang sedari tadi berdiri didepan kelas dengan spidol hitam ditangannya sambil mencorat-coret papan tulis tak beraturan.
Rian menarik napas pelan. "Kalo ngomong ada baiknya sambil ngaca, Di."
Tidak menghiraukan ucapan Rian. Kali ini Dandi menoleh pada Zello, menatap temannya yang akhir-akhir ini terlihat murung. "Tas lo udah diambil belum Zell?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KATARA HATISA
Teen FictionKatara Zello Arlantarla, seorang pembully nomor 1 di STRITA harus mengklaim Hatisa Zelli Malidra-Si cewek matre menjadi kekasihnya demi membalaskan dendam. Berkat dari mengembalikan tas tanpa alamat dan dengan sengaja mengambil minuman Zello. Zelli...