4//•I love you bunda

35 20 11
                                    

"Bu tari...."gumam Dira memelas,dan didetik berikutnya,ia sudah berhambur di pelukan Bu tari.

"Ibu tau perasaan adek gimana... Pokoknya yang terpenting.. adek selalu berdoa sama Allah,rajin shalat,sering² mengaji, insyaallah dengan begitu kakak adek bisa cepat pulih dan mengingat semuanya lagi. Dan yang pasti juga pasti bunda adek bahagia ngeliat adek saleha.. jangan sia-siakan waktu dek.. waktu itu berharga. Waktu tidak bisa dikendalikan ataupun diulang,jadi gunakan waktu berharga adek untuk hal-hal yang penting. Udah ya nak,jangan menangis lagi, kita makan aja yuk? Ibu juga lapar"ucap Bu tari panjang lebar.

"Ibu makan duluan saja,Dira ada suatu hal yang lebih Penting. Waktu berharga bukan?"balas Dira sembari mencium punggung tangan Bu tari dan berjalan keluar RS. Tak lupa juga sebelumnya ia mengucapkan salam.

***

"Assalamualaikum.. ay—"ucapan Dira terhenti saat manik mata hitam nya melihat sang ayah sedang makan malam bersama—entahlah bersama siapa. Tapi yang jelas sepertinya ia seumuran dengan wanita yang sedang makan bersama ayahnya.

Adira mulai melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Ia tak mau berfikir negatif dulu akan hal ini. Di pikirannya ia mencoba menenangkan dirinya dan meyakinkan dirinya bahwa itu hanya anak dari teman sang ayah,namun... Mengapa hatinya seakan menolak?

Mengapa hatinya sakit saat melihat sang ayah sedang terbahak-bahak dengan—perempuan itu. Sungguh sedari kecil ia tak pernah melihat ayahnya seriang ini didepannya. Boro-boro disenyumin, diperhatiin aja gapernah. Samasekali.

"Yah..."panggil Dira yang kini sedang menggeser kursi makannya agar ia bisa mendudukinya.

"Ayah.."ia seperti diabaikan dengan ayahnya. Ia seperti tak dianggap disini. Seakan-akan ia hanyalah rerumputan.

"Ayah.. plis jawab Dira..."ucap Dira lagi, Yap. Kini sang ayah meliriknya dan seakan bertanya ada apa.

"Dia—"

"Kakak tiri kamu"

Deg.

Ya Tuhan.. cobaan apalagi ini.. mengapa hari ini ia sangat lelah,capek,sesak. Rasanya ia harap bahwa semua ini tidak nyata. Ya.. benar.. ini hanya mimpi! Hanya mimpinya!

Adira mulai menyubit kecil lengannya.

"Aww" ada apa ini?? Mengapa lengannya terasa sakit. Kata orang,kalau mimpi tidak mungkin bisa merasakan sakit. Kalo orang mimpi diselingkuhin gimana yak? Apa terasa sakit? Kankan malah ngaco. Back to topic.

"Ka—kakak tiri?? Maksudnya? Ay—" lagi-lagi omongannya diselak. Mungkin ini karma karena tadi ia juga menyelak ucapan Bu tari.hehe. mian eomma tari.

"Dia kakak tiri kamu! Apa kurang jelas yang saya ucapkan barusan?!"

Pandangan nya buram karena air matanya yang kian menambah.

"Penjelasan ayah barusan 'emang kurang jelas' bisakah anda profesional sedikit untuk berbicara?"

Plak!

"Itu karena kamu bodoh"

Plak!

"Itu karena kamu berani melawan saya!"

Plak!

"Dan ini karena kamu,anak yang kurangajar dan gatau sopan santun lahir di keluarga saya!"

Tamparan ayahnya memang begitu menyakitkan, bahkan amat menyakitkan. Tapi hatinya lebih sakit lagi saat mendengar perkataan kasar sang ayah.

Sungguh,apa ayahnya memang tak akan pernah menyayanginya. Apa ayahnya tak pernah merasakan bagaimana perasaannya saat dibentak olehnya. Apa yang ayahnya benci darinya?

All I WantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang