4.

26 8 0
                                    

Maudy🥀
   4.Muak.

"Jadi kamu di D.O?" Tanya Daniel kepada Maudy yang sedang ada di ruang tv.

"Seperti yang anda dengar" Balas Maudy dengan tatapan menuju ke televisi.

"Nak ga boleh gitu sama papa" Perintah Diana yang berada disamping Maudy,Diana mengelus Maudy mengisyaratkan supaya tidak memanaskan suasana.

"Terus papa boleh gitu sama kita? Mama ga inget apa? Papa udah ninggalin kita selama 5 tahun! Sekarang buat apa lagi ia kemari. Heh!" Maudy berdiri dan melipat kedua tangannya didada tanpa menatap Daniel.

"Memalukan! Diana, apa gini didikanmu terhadap anakmu ini?! Menjijikan! Itu sebabnya saya ingin anak laki laki" Ucap Daniel smbil menatap Maudy dengan mata terpelotot.

"Jangan pernah anda menyalahkan mama. Ini semua salah anda,jadi orang itu ngaca dikit kek" Maudy meninggalkan Diana dan Daniel diruang tv,ia langsung ke kamarnya dengan mata yang berlinang. Kejadian ini mengingatkannya akan masa lalunya.
..

Selesai Maudy pergi Diana berdiri mendekati Daniel yang sedang emosi terhadap perilaku Maudy "Pa,aku minta tolong sama papa,tolong Maudy agar ia bisa bersekolah lagi, kasihan dia masih kecil yang butuh pendidikan".

"Percuma aku menyekolahkan dia kalo dia sama orang tuanya saja begini. apa saja yang telah kamu ajarkan?!" Daniel menghempaskan tangan Diana yang berada dilegannya,ia segera pergi ke kamarnya dengan emosi yang sama.
.
Sabtu
Pukul 07.29

Maudy keluar dari kamarnya dan segera kedapur untuk mengambil minumnya.

Kebiasaannya setiap bangun tidur selalu mengambil minumannya. Katanya kalo kita minum ketika bangun tidur akan menyehatkan paru paru.

Namun ketika Maudy ingin mengambil minumnya. Didapur terlihat Daniel sedang memasak sesuatu,tumben.

"Tumben Anda masak,buat siapa?" Tanya Maudy sambil mengambil minumnya.

"Buat kalianlah karena papa hari ini lagi happy" Ucap Daniel sambil tersenyum senang namun hanya dibalas Maudy dengan ber-O ria.

Maudy berbalik berencana ingin kembali kekamarnya namun ketika ia mau berbelok,Diana muncul didepannya dan mencegatnya.

Maudy memutar bola matanya malas ke Diana. Kebiasaan Diana muncul lagi udah tau Maudy tidak suka kepada Daniel namun masih saja dicegat.

"Apa lagi ma? Maudy mau ke kamar dulu" Ucap Maudy dengan menatap Diana dengan malas.

"Hmm enak banget ini baunya,wah wahh Maudy kamu harus coba masakan papa karena papa kamu udah diterima menjadi kepala sekolah di SMA Angkasa" Jelas Diana dengan muka yang sangat gembira.

Namun Maudy sama sekali tidak tertarik dengan topik yang Diana ucapkan itu. Maudy hanya ingin pergi,ia muak melihat pria dibelakangnya ini.

"Ma? Sudah berapa kali Maudy bilang! apa mau Maudy bilang lagi?" Kini Maudy terlihat emosional terhadap Diana,tidak biasanya ia seperti ini.

"Na-nak?" Diana menatap Maudy sendu dengan berharap supaya Maudy tidak memanaskan suasana lagi.

"Oke Maudy bilang ya ma" Ucap Maudy sambil menaruh minumnya dimeja terdekat. "DIA BUKAN PAPA MAUDY!" Bentak Maudy.

Maudy pergi meninggalkan mereka berdua. Maudy lama kelamaan muak drama apa lagi yang mereka buat,ckk astaga. Gumamnya.

Ketika Maudy ingin meninggalkan mereka,Daniel langsung mencegat Maudy. "Berhenti Maudy!"

Maudy mendengar perkataan Daniel langsung berhenti dan melihat kearah sumber suara.

"Apakah kamu tidak bisa melihat saya senang sedikit saja? Kamu harusnya bersyukur dengan saya bisa menjadi kepala sekolah kamu. Kamu bisa bersekolah disana!" Ucap Daniel panjang lebar namun dihiraukan oleh Maudy.

"Sudah dongengnya? Oke saya mau pergi dulu" Ucap Maudy lalu pergi begitu saja.


Inget ya! Kejadian yang dilakukan Maudy jangan ditiru! Ini hanya cerita!
.
I believe that you are smart people

Maudy🥀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang