Bab 5: Kesalahan Perhitungan

3.1K 552 25
                                    


Peristiwa malang

Feisha bangun sebanyak tujuh kali karena kelaparan, dan pemandangan gelap gulita di luar yang selalu menyambutnya setiap saat. Pada ketujuh kalinya, dia akhirnya tidak tahan lagi.

"Kapan tepatnya matahari terbit di sekitar sini!?" Dia berteriak di lorong kosong.

"Kamu tidak bisa melihat matahari dari hotel ini," suara dingin Isefel terdengar dari belakangnya. Feisha melompat satu kaki ke udara dan dengan cepat berbalik.

"Kenapa sih kamu tidak membuat suara saat berjalan?"

"Karena kau punya terlalu banyak kotoran di telingamu," kata Isefel, menatap telinga Feisha. Feisha mengabaikannya.

"Jam berapa?"

"Tiga sore."

"Aku tidur selama itu?" Feisha sedikit terkejut.

"Tidak," kata Isefel, ringan. "Hanya tiga hari."

"..." Tidak heran dia sakit kepala. "Eh, apakah masih ada makanan yang dimasak?"

"Pergi ke restoran."

Suatu pikiran muncul dibenak Feisha. "Melihat aku belum makan dalam tiga hari, bisakah aku mendapatkan uangku kembali?" Tiga hari adalah lima puluh dolar, dan lima puluh dolar adalah uang yang banyak.

Isefel hanya menatapnya, sampai Feisha akhirnya menghela nafas dan menyerah.

"Oke, oke, aku tahu. Setiap orang memiliki tugas untuk berkontribusi." Perampokan di siang hari.

Setelah melakukan rutinitas paginya, ia menemukan deretan seragam hotel, terlipat rapi di dalam lemarinya. Feisha memilih setelan hitam, ditambah dengan kemeja putih yang sepertinya disesuaikan agar pas dengannya. Mengagumi sosok tampan di cermin, Feisha disambut dengan rasa pusing, yang datang bersamaan dengan semangat untuk memulai pekerjaan baru. Dia berjalan keluar dari pintu dengan kepala terangkat tinggi, melihat lorong hotel yang panjang, dan menyadari bahwa dia tidak tahu dimana restoran berada.

"Boss Isefel!"

"Manajer Gin."

"Manajer Hughes."

"Ketua Asa!"

"Manajer Dea."

"Manajer Antonio."

"Manajer Layton."

Tidak ada respon. Feisha mulai lagi dari atas. Di hotel yang kosong itu, sesuatu yang mirip dengan kehadiran hantu melewatinya.

Gin berdiri di sudut dengan alis berkerut, dan tangan bersilang di depan dadanya.

"Jangan panggil aku Manajer Gin, hanya Gin saja nama pertamaku, nama belakangku adalah Vatikan yang Mulia. Nama lengkapku adalah Gin Laise Dracula Vatican."

Nasi? Nama yang bagus. Yang paling diinginkan Feisha saat ini adalah nasi.

(Feisha salah dengar, Laise menjadi Rice/Nasi)

"Bisakah kamu memberitahuku arah menuju restoran?"

Ekspresi Gin berubah menyeramkan. "Kamu ingin tahu bagaimana menuju ke restoran?"

"Ya."

"Kalau begitu jawab pertanyaan pertama."

Uh oh.

"Kamu masih ingat apa yang terjadi tiga hari yang lalu, kan?" Gin bertanya dengan manis.

Feisha berusaha menghindari pertanyaan itu. "Banyak hal yang terjadi tiga hari yang lalu."

[END] [BL] SPIRIT HOTEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang