Pagi pun tiba, dan tampak cahaya matahari yang masuk kedalam celah-celah jendela kamarnya.
"Aerona..! Bangunlah..!" kata Michael.
"Hm, aku masih mengantuk..! Sudahlah..aku lelah..!" kata Aerona menyelimuti dirinya.
"Kau kira bus mau menunggumu untuk beberapa tahun kedepan? Kau akan telat sekolah..!" kata Michael.
Aerona kaget dan loncat dari tempat tidur. Dengan cepat, ia bergegas dan ikut sarapan dengan Michael.
"Hati-hati Nona..! Kau harus minum susu itu..! Kau tau aku sudah menyiapkan semuanya..!" kata Michael bergurau."
Sudahlah Ayah, tak perlu banyak omong..! Aku terlambat..! Sampai jumpa..!" kata Aerona menikmati rotinya cepat-cepat.
Michael tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya. Aerona beranjak keluar rumahnya.
"Hei! Tunggu dulu anak muda..!" kata Michael mendekatinya.
"Apalagi Ayah? Aku sudah telat..!" kata Aerona kesal.
Michael tersenyum dan mengacak-acak rambutnya.
"Ayah, apa yang kau..?!" kata Aerona kesal.
"Sudah sana..! Hati-hati..!" kata Michael mencubit pipinya.
Ia pun menampakkan wajah kesalnya dan berlari.
"Dasar anak kecil..! Bagaimana nanti jadi tentara kalau suka telat bangun..!" kata Michael meledek.
"Akukan mau jadi musisi bukan tentara..!" kata Aerona tiba-tiba muncul dari balik pintu dan kembali berlari keluar.
Michael tertawa dan terheran-heran melihat sikap Aerona. Disekolahnya, Aerona terkenal dengan sikapnya yang bandel dan sering telat. Setiap harinya ia selalu kena hukuman dari para guru.
"Aerona..! Kau selalu terlambat..! Apakah kau tak bisa bangun pagi?!" kata seorang Guru yang memukul meja kelas.
Semuanya menatap Aerona dan Aerona menunduk di ldepan kelas.
"Maafkan aku Bu..! Aku tidak..!" kata Aerona belum selesai bicara.
"Cukup..! Jangan banyak alasan..! Silahkan kau duduk di kursimu..!" kata sang Guru.
"Baik Bu..!" katanya menunduk dan berjalan menuju mejanya.
"Baiklah, anak-anak..! Kalian jangan mencontoh sikap dan etika dari Aerona..! Itu tidak baik..!" kata sang Guru.
"Baik Bu..!" kata semua murid.
"Ugh..! Akanku bunuh Guru yang satu ini..! Banyak omong!" bisik hati kecilnya.
Ia tampak kesal dan malas mengikuti pelajaran musik kali ini. Hari pun semakin siang, dan mereka semua menikmati makan siang mereka bersama-sama. Aerona pun bermain ukulele seorang diri dan menikmati makan siangnya sendiri di taman sekolah. Tak lama kemudian, ia pulang sekolah dan di sambut hangat oleh Michael.
"Aerona, ayo makan..! Aku sudah memasakkan makanan kesukaanmu..! Kemarilah.!" kata Michael senang.
"Terima kasih Ayah..! Oh ya, Ayah..nanti malam..! Aku bernyanyi lagi di kafe itu..!" kata Aerona.
"Hm..ya, jangan sampai larut lagi ya..! Ayah tak mau kau terlambat sekolah..!" kata Michael senang.
"Tenang saja komandan..! Aku takkan telat..!" kata Aerona.
Michael tertawa dan mengacak-acak rambutnya.
"Ayah, apa yang kau?!" kata Aerona.
"Hahaha..! Hm, ya gadisku yang hebat..! Andai saja kau mau seperti Ayah, menjadi seorang tentara yang begitu mengayomi dan mengabdi pada negara..!" kata Michael senang.
"Hm Ayah..aku perempuan..! Aku tak suka hal itu..! Aku lebih suka musik..! Musik membuatku tenang..latiyan militermu..! Membuatku stress..!" kata Aerona berlagak aneh.
Michael tertawa dan menikmati makanannya.
"Kau ini..selalu saja seperti itu..! Ya ya..baik..! Ayah paham kau perempuan..! Tau tau tidak? Teman Ayah, ada yang menjadi seorang tentara dan dia perempuan juga..!" kata Michael.
"Aku tak suka Ayah, ayolah..bisakah kau mendukungku sedikit?" kata Aerona.
"Hm, baiklah..Ayah dukung, ayah ingin mengajakmu pergi menuju pantai sore ini, bagaimana? Disana ada beberapa wahana carnaval..! Kau pasti suka..! Ayah akan belikan ice cream.!" kata Michael senang.
"Tak ada bir Ayah?" kata Aerona.
"Ah..! Kau ini..! Jangan minum itu..tak baik bagi seorang penyanyi..!" kata Michael senang.
"Kau ini, Ayah..ayolah..!" kata Aerona.
"Sudahlah, Ayah tak suka kau minum bir lagi.!" kata Michael.
Setelah mereka makan, merekapun bersiap-siap menuju pantai. Aerona tampak senang dan Michael memberikannya ice cream.
"Enak sekali..!" kata Aerona.
Michael senang dan berusaha memanjakan Aerona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masa Lalu Aerona
Teen FictionDalam menjalani hidup, penting sekali bagi mahkluk sosial untuk berinteraksi dengan sesama. Bermula dari hanya berinteraksi, hubungan manusia dapat berkembang menjadi relasi yang lebih mendalam, yaitu sahabat. Sahabat merupakan seseorang yang dapat...