Masa Lalu Aerona 7

2 1 0
                                    

"Aerona, silahkan dimakan..! Kau suka sayur jamur itu kan?" kata Ibu Barbara.

"Aku lelah..! Terima kasih, aku mau istirahat sejenak..!" kata Aerona beranjak pergi dan meninggalkan mereka.

Ibu Barbara dan Bibinya saling bertatapan. Barbara mengejarnya.

"Aerona..! Aku..!?" kata Barbara terhenti ketika Aerona menutup pintu kamarnya cukup kuat.

Barbara tampak kasihan padanya. Perlahan, matahari mulai terik dan siang itu, Aerona tengah termenung di kamar Barbara.

"Aerona..! Apakah aku boleh masuk?" kata Barbara.

"Masuk saja..!" kata Aerona bosan.

Barbara masuk dan kaget bukan main saat menatap Aerona.

"Kau minum dan merokok?" kata Barbara.

"Hm, kenapa? Apakah aku mengganggumu?" kata Aerona menghisap rokoknya.

"Jangan seperti itu Aerona..! Tolong jangan..!" kata Barbara membuang bir itu dan mengambil rokoknya.

Aerona menunduk dan memegang kepalanya. Barbara berdiri dan menatapnya. Barbara kasihan pada Aerona dan mengetahui perasaannya.

"Aerona..! Kau jangan pernah melakukan hal itu, aku tak suka melihat kau seperti itu..! Kau jangan pernah merasa sendiri, ada aku disini..aku yang sayang padamu..! Aku selalu ada untukmu kemanapun kau berada..! Aerona..! Aku sayang padamu..!" kata Barbara meneteskan air matanya.

Aerona menangis. Tanpa mereka sadari Bibi Barbara mengintip mereka. Barbara langsung memeluknya dengan erat dan mengelus sayang kepala Aerona. Aerona terdiam tanpa sepatah katapun. Barbara menempelkan dagunya pada kepala Aerona.

"You and I must make a pact.. We must bring salvation back.. Where there is love, I'll be there.." bisik Barbara.

"I'll be there!" bisik Aerona.

Perlahan, Aerona mulai bangkit atas bantuan Barbara dan semangat darinya. Hingga suatu ketika, mereka kembali sekolah. Aerona dan Barbara berangkat sekolah bersama-sama. Tak lama kemudian, mereka pun beristirahat.

"Oh ya, kau tau apa jawabannya?" kata Barbara membawa sebuah buku teka teki silang.

"Entahlah, yang aku tau pemain piano yang legendaris itu hanya Mozart..!" kata Aerona.

"Hm, baiklah kita coba..!" kata Barbara.

"Barbara..!" jerit seorang pria berwajah tampan menghampirinya.

"Albern?" ucap Barbara senang.

Aerona menatap pemuda yang bernama Albern itu.

"Bisa kita bicara sebentar?" kata Albern.

Barbara menatap Aerona dan Aerona menganggukkan kepalanya pelan.

"Tentu..!" ujar Barbara senang.

Akhirnya, merekapun berbicara berdua dan meninggalkan Aerona. Malam pun tiba, dan mereka tengah menghibur para pengunjung di kafe itu. Semua pengunjung tampak senang pada mereka.

Tak lama kemudian, mereka selesai dan berbincang bersama.

"Oh ya, maafkan aku ya..! Tadi aku meninggalkanmu dan Albern..!" kata Barbara senang.

"Hahah, tenang saja..!" kata Aerona.

"Oh ya, kau tau..! Apa yg terjadi setelah aku dan Albern berbicara tadi?" kata Barbara.

"Ada apa?" kata Aerona.

"Aku dan dia, resmi menjadi sepasang kekasih..!" kata Barbara senang.

"Benarkah? Wah, bagus itu..! Aku harap dia yang terbaik untukmu..!" kata Aerona senang.

"Ya! Terima kasih..! Aku senang sekali..! Jujur, dialah yg aku cintai selama ini..! Dia yang aku idam-idamkan..!" kata Barbara senang.

"Ya, aku paham..hahaha! Hm, semoga kalian memang jodoh ya..! Aku dukung sepenuhnya padamu..!" kata Aerona senang.

"Terima kasih, kau memang sahabat terbaik yang pernahku punya, mungkin bukan sahabat terbaik..! Tapi, kau belahan hatiku.!" kata Barbara senang.

Aerona tersenyum dan mereka berpelukan. Beberapa bulan kemudian telah berlalu, dan kini persahabatan mereka begitu erat dan takkan pernah bisa di pisahkan. Mereka selalu bahagia bersama. Begitu juga perasaan dan hati Barbara yg selalu berbunga-bunga karena Albern, sang kekasih. Dibalik itu semua, Barbara tengah menyimpan sesuatu pada Aerona. Walau terkadang ia sering menangis sendiri, ia berusaha agar Aerona tak tau keadaannya.

Barbara tak mau membuat Aerona khawatir pada kondisinya selama ini. Hingga suatu ketika, di pagi hari mereka tengah menikmati sarapan pagi bersama-sama. Mereka bersenda gurau dan tertawa bersana. Aerona selalu nyaman berada disamping Barbara. Dan hari ini curah hujan cukup deras di Liverpool. Mereka berangkat sekolah bersama di temani payung yang meneduhkan mereka.

Masa Lalu AeronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang