Masa Lalu Aerona 8

3 1 0
                                    

Tak lama kemudian, mereka sampai disekolah dan mengikuti pelajaran di kelas. Tampak wajah Barbara yang sedikit murung. Ia berusaha menyembunyikan perasaannya pada Aerona. Tak lama kemudian, bel istirahat berbunyi. Semua murid menikmati makan siang bersama. Hujan pun masih turun hingga detik ini.

"Aerona, ayo kita makan..!" kata Barbara berusaha menyembunyikan perasaannya.

Barbara berusaha menampakkan wajah bahagia dan baik-baik saja didepan Aerona.

"Hm, baiklah..ayo..!" kata Aerona senang.

Mereka menikmati makan siang bersama.

"Barbara, kita harus bicara..!" kata Albern menghampirinya.

Barbara tampak murung dan Aerona tersenyum.

"Baiklah, silahkan kalian obrolkan apapun itu..! Aku mau membeli kopi dulu..!" kata Aerona senang.

Aerona pergi dan Albern menarik tangan Barbara menuju suatu tempat. Tak lama kemudian, Aerona tampak bingung dengan beberapa orang yang lari menuju lapangan. Aerona pun menikmati kopinya dan menarik salah satu orang yang berlarian itu.

"Ada apa kalian pada lari semua?" kata Aerona.

"Barbara sedang dipukul sama seseorang..!" ujar orang itu.

Betapa terkejutnya Aerona dan ia langsung menuju lapangan. Begitu ramainya orang mengelilingi lapangan basket itu. Tampak hujan yang turun begitu deras. Ada Barbara dan seorang yang habis memukul dirinya.

"Hentikan..!" ucap bibir Aerona mendekati mereka dan basah-basahan.

Mereka menatap kehadiran Aerona.

"Kau tak usah ikut campur..!" kata orang itu.

"Kau berani melukainya? Habis kau ditanganku..!" kata Aerona membela Barbara.

Barbara hanya menangis dan terpuruk ditanah.

"Kalau kau berani menyakitinya..! Habis kau..!" kata Aerona geram.

"Diam..! Kau tak tau apa yg terjadi..! Kau sudah kelewatan Barbara..! Aku sudah katakan padamu..! Aku bukan siapa-siapa dia..!" kata Albern marah.

"Tapi kau tega menghamilinya..! Tega kau Albern..!" kata Barbara berteriak.

Semuanya kaget bukan main saat mendengar ucapannya.

"Kau bohong..! Kau bisa diam?!" kata Albern marah.

Aerona maju dan langsung menghajar Albren. Semuanya kaget dan berusaha melerai mereka.

"Sekali lagi kau berani menyakitinya atau menyentuh Barbara..! Mati kau bedebah..!" kata Aerona geram.

Ia menghajar Albren hingga babak belur. Barbara berusaha melerai mereka dan menangis. Dan akhirnya, Aerona terkena pukulan keras dihidungnya yang menyebabkan darah yang begitu banyak keluar. Barbara panik dan langsung membawa Aerona yg lemah dan terluka itu menuju ruang pengobatan. Barbara mengobatinya dan sesekali menangis atas perlakukan kasar Albern.

"Barbara, mengapa kau tak mengatakan hal ini padaku? Mengapa kau diam? Selama ini kau anggap aku ini apa? Apakah aku tak bisa membantumu?" ucap bibir Aerona sedikit kesal.

"Maafkan aku Aerona..! Aku diam seperti ini karena suruhan dia..! Aku tau dia sudah menghamili Anna..! Anak murid kelas sebelah, aku jujur sakit hati dan tak tau apa yang harus kulakukan..!" kata Barbara menangis.

"Mengapa kau tak akhiri saja hubungan kalian? Jika dia benar-benar bukan pria yang baik buat kamu..!" kata Aerona geram.

"Aku masih mencintainya, aku masih sayang padanya!" bisik Barbara miris.

Ia menunduk dan menangis. Aerona pun tak dapat menerima semua itu dan hanya bisa diam.

"Aerona!" kata Barbara berbisik.

"Sudahlah..! Aku lelah kalau seperti ini..!" kata Aerona kesal dan pergi meninggalkannya.

"Aerona maafkan aku..!" kata Barbara menangis dan menahan tangannya.

Aerona menghempaskan tangannya dan pergi meninggalkan Barbara sendirian. Barbara hanya bisa menangis dan tak tau harus apa lagi. Tak lama kemudian, semua murid pulang dan Aerona berjalan seorang diri menuju rumah Barbara.

"Aerona, tunggu aku..!" kata Barbara mengejarnya.

Aerona berlari dan menjauhinya. Akhirnya Aerona sampai dirumahnya Barbara dan disambut oleh Ibunya.

"Hai Aerona..! Dimana..?" kata Ibu Barbara belum selesai bicara.

Seakan merasa tak di hargai keberadaannya, Aerona langsung masuk kedalam kamar Barbara.

"Dimana Barbara?" tanya Ibu Barbara.

"Aerona..! Ku mohon jangan pergi..!" kata Barbara menangis dan menghampirinya.

"Sudahlah, aku muak disini..! Terima kasih banyak sebelumnya sudah menerima diriku disini..!" kata Aerona mengemas barang-barangnya.

Masa Lalu AeronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang