Masa Lalu Aerona 6

4 1 0
                                    

Sesampainya Aerona di rumah Barbara,  ia pun disambut hangat oleh keluarga Barbara.

"Selamat datang nak..! Oh ya, silahkan masuk! Barbara ada diruang musik..!" kata Ibu Barbara.

"Terima kasih..!" kata Aerona.

Lalu, merekapun bertemu dan Barbara memeluknya.

"Aku senang kau kesini, oh ya..lihat lah! Kau butuh apapun disini, semuanya ada..!" kata Barbara senang.

"Wow..! Ada piano besar sekali..! Lihat ini, gitar akustik..oh! Impianku..! Lihat drum ini juga..! Kau hebat..!" kata Aerona senang.

Barbara tersenyum senang menatapnya.

"Kita akan membentuk band hari ini, aku ingin membantumu mendapatkan uang di kafe itu..! Tenang saja..!" kata Barbara senang.

"Benarkah?" kata Aerona.

"Tentu..! Ayo, kita namakan band kita dengan nama apa?" kata Barbara.

"Hm, kita pikirkan dulu..!" kata Aerona.

"Volvera bagaimana?" kata Barbara.

"Bagus, tapi artinya apa?" kata Aerona.

"Ya, itu sebenarnya bahasa Spanyol..! Ayahku berasal dari Spanyol, nama itu artinya lagu orang gila, hahaha..!" kata Barbara senang.

"Hahaha, kau ini..baiklah..kita pecinta musik-musik gila..! Hahah..!" kata Aerona senang.

Akhirnya, mereka mulai latihan bersama-sama.

"Kau mau diposisi piano?" kata Barbara.

"Aku tak bisa main piano..! Tapi ngomong-ngomong, siapa yang punya pianonya?" kata Aerona.

"Itu milik kakakku yang laki-laki, ia seorang pianis yang hebat seperti almarhum Ayahku, tapi karena Ayahku juga seorang tentara! Maka Ayah lebih mengabdikan dirinya pada tentar, menurunkan ilmunya pada kakakku tapi, kakakku sekarang menjadi tentara juga..!" kata Barbara.

"Sabar ya, kuharap ia cepat pulang berkumpul dengan kalian semua..!" kata Aerona.

"Aamiin..! Terima kasih..!" kata Barbara senang dan memeluknya.

"Baiklah, aku akan memilih instrumen drum saja..!" kata Aerona.

"Bagus, aku gitar..tenang saja..! Kita sama-sama vokal..!" kata Barbara.

"Baiklah..!" kata Aerona senang.

Akhirnya, mereka semakin akrab karena musik menyatukan mereka. Malam pun tiba, dan kini untuk pertama kalinya mereka bernyanyi bersama. Mereka tampak senang dan para pengunjung memberikannya tepuk tangan yang meriah. Akhirnya, pemilik kafe itu menyetujui perkataan mereka dan menerima mereka bekerja setiap malam di sana. Setiap harinya, Aerona dan Barbara tampak akrab dan selalu bersama kemanapun mereka berada. Hingga suatu ketika, Michael mengajak Aerona berbicara berdua.

"Apa? Kau akan meninggalkan aku lagi?" kata Aerona.

"Ya, maafkan aku..! Ini tuntutan mereka, aku harus bertugas di Srilanka..!" kata Michael.

Aerona terdiam dan tak bisa berkata apa-apa. Ia berusaha menahan air matanya, seakan tak terima Michael pergi lagi dan lagi meninggalkan dirinya sendiri.

"Ya Aerona, pahami aku ya..!" kata Michael.

Aerona memalingkan wajahnya dan tampak kecewa.

"Aerona.." kata Michael pelan.

Aerona menangis dan wajahnya memerah. Aerona tampak kikuk dan langsung memeluknya. Michael terenyuh dan memeluknya dengan erat.

"Tenang saja, kau bisa tinggal bersama Barbara..! Aku akan menitipkan dirimu pada keluarganya, ku sudah katakan pada mereka 2 hari yang lalu dan mereka sangat menerima kehadiranmu ditengah-tengah mereka selama aku bertugas di Srilanka..!" kata Michael.

Aerona menangis dan terdiam.

"Ayah!" bisiknya.

"Ya..!" kata Michael.

"Jangan lama-lama perginya, aku pasti merindukanmu..! Cepatlah kembali..!" kata Aerona menangis.

"Tentu, tenang saja sayang..!" ucal Michael kasihan.

Keesokan harinya, Aerona pun di titip kan pada keluarga Barbara.

"Jaga diri baik-baik Ayah..!" ujar Aerona menangis.

"Ya..! Terima kasih..kau juga ya..semangat sekolahnya..! Jadilah apapun yg kau impikan, ingat..jangan ulangi hal buruk yang dulu pernah kau lakukan sebelumnya..! Jadilah gadis Ayah yang baik..!" kata Michael membelainya.

"Ya..!" kata Aerona menangis.

Barbara menempelkan dagunya di pundak Aerona dan memeluknya dari belakang. Akhirnya, Michael pamit dan pergi menaiki mobil. Aerona menatapnya untuk terakhir kalinya. Ia menangis dan Barbara memeluknya. Aerona berusaha menerima kenyataan pahit itu dan berusaha kuat. Barbara selalu berada disampingnya dan selalu menguatkannya. Pagi itu, mereka tengah menikmati sarapan pagi bersama-sama. Aerona hanya terdiam dan termenung.

Masa Lalu AeronaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang