Chapter 9 : Jadi...dia

109 10 2
                                    

VOTE DULU YOK GUYS!

.
.
.
.
.
.
.

" Lama banget sih lo, bang. Jamuran nih gue nungguin lo, " Ujar Taehyung pada kakaknya yang baru saja turun dari mobil mewahnya. Kakaknya memutar bola matanya m ndengar ucapan Taehyung barusan.
" Maap - maap, tadi gue ada urusan dulu di kampus, mobil gue juga sempet mogok tadi.  "
" Terus pas gue nelpon kenapa lo gak jawab? " Taehyung bersidekap dada.
" Lah, lo pikun? Handphone gue 'kan ketinggalan di rumah gegara lo minta cepet - cepet dianter ke sekolah tadi pagi, "
Taehyung terdiam. Ia baru ingat bahwa ponsel kakaknya itu tertinggal. Tapi memang dasarnya Taehyung, ia tidak mau disalahkan barang sedikit pun. Maka pria itu lebih memilih untuk mengakhiri percakapan.
" Ah udahlah cepetan. Gue cape pen pulang, " Ujarnya langsung masuk ke dalam mobil. Kakaknya hanya mendengus melihat perlakuan adik laki-laki satu-satunya itu tapi setelahnya ia ikut masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya membelah jalanan Seoul untuk pulang.





" Jadi...Gimana sama kursus balet nya, Jen? Mau atau nggak? "

Jennie yang hendak memasukan sesendok nasi ke dalam mulutnya seketika terhenti mendengar pertanyaan sang appa. Jennie tambah tidak mood untuk makan malam. Eommanya, Chaerin menatap putri tunggal nya itu, begitu juga dengan Mino yang menunggu jawaban anak itu. Meskipun mereka sudah tahu apa keputusan akhirnya nanti walaupun jawaban Jennie berbeda nantinya.
Gadi itu menghela napasnya pelan sebelum menjawab pertanyaan appanya.
" Walaupun Jennie jawab ga mau appa juga bakal mutusin buat Jennie ikut kan? " Ujarnya menatap piring dihadapannya.
" Appa ngelakuin ini semua buat kamu, Jen. Kamu percaya appa kan? "
Jennie lagi - lagi menghela napasnya. Ia harus bersabar. Ia tidak ingin ada pertengkaran lagi antaranya dan appanya itu. Gadis itu kemudian menatap appanya.
" Jennie percaya kok, " Ujarnya tersenyum paksa. Sedangkan appanya tidak menyadari senyuman paksa itu. Pria paruh baya itu justru tersenyum mendengarnya dan mengusak surau Jennie lembut.
" Itu baru putri appa ! " Serunya senang.

Jennie tersenyum tipis membalasnya.
' Jadi, kalo aku gak nurutin semua perintah appa aku bukan putri appa gitu? Appa masa ga biasa sadar sih kalo Jennie tuh gamau ikut yang kayak gituan! '

Sayangnya kalimat - kalimat itu hanya bisa Jennie ucapkan di dalam hatinya. Ia tidak ingin akibat jika ia berbicara seperti itu nantinya akan ada keributan. Ia tahu bahwa appanya itu tidak mau ditentang.
Chaerin menatap putri tunggalnya itu. Ia dapat mengetahui bahwa Jennie sebenarnya tidak mau mengikut hal - hal semacam itu. Ia mengelus punggung sang anak dengan lembut. Jennie menoleh ke samping dan melihat eommanya itu. Ia tersenyum pada eommanya. Setelahnya, keluarga itu kembali melanjutkan acara makan malam mereka.

Berbeda dengan kediaman keluarga Jennie yang menghabiskan makan malam bersama seluruh anggota keluarga, di rumah Taehyung hanya ada dirinya dan sang kakak lelakinya itu.
" Besok appa sama eomma pulang kan? " Tanya Taehyung memecahkan keheningan. Kakaknya menelan makanan di mulutnya, kemudian ia menatap Taehyung.
" Iya. Lo harus ikut jemput mereka di bandara besok. Abis gue jemput lo, kita ke bandara sama-sama, "
Taehyung hanya mengangguk - anggukan kepalanya. Setelah itu, sepasang kakak beradik itu melanjutkan kembali makan malam mereka dengan tenang.













06:00 KST
Seoul Senior High School

Jennie datang lebih pagi hari ini. Jika kemarin ia berangkat dari rumah pukul enam, sekarang ia sudah sampai sekolah pukul enam. Tentu saja untuk menumpang wifi sekolah, Jennie belum membeli kuota omong - omong. Jennie memilih datang lebih pagi hari ini karena ia tidak ingin Taehyung tiba - tiba datang dan mengejeknya yang menumpang wifi sekolah.

fall in love with my rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang