Chapter 10 : Tawaran

131 9 6
                                    

VOTE DULU YUK!



Jennie mengacak rambutnya frustasi. Ia tidak menyangka bahwa orang yang disukainya adalah kakak dari rivalnya.
" Kenapa harus Taehyung yabg jadi adek nya coba?! Bisa gila gue kalo calon adek ipar gue modelannya kek alien pluto gitu, " dumal Jennie. Mingyu menatap Jennie aneh. Pasalnya, gadis itu baru saja sampai di bengkel dan langsung mendumal tidak jelas.
" Napa sih lu, Jen? Dateng - dateng dah ngedumel, " ujar Mingyu kesal.
" Lo tau ga sih, Gyu? " Jennie bertanya  sembari mengambil posisi duduk disamping Mingyu.
" Tck, ya gak tau lah! Lo kan belom ngasih tau, " decaknya.  Jennie langsung menunjukan cengirannya.
" Hehe, iya juga sih, " ujar Jennie. Tiga detik setelahnya, gadis itu kembali menatap Mingyu serius yang membuat Mingyu langsung tersentak kaget melihat tatapan Jennie.
" Gyu, jadi tadi pas gue mau pulang sekolah gue tuh ketemu orang yang gue suka terus—"
" Tunggu. Apa? Lo suka sama orang? Kok bisa? " Mingyu menyela. Jennie menoyor kepala Mingyu pelan. Ck, memangnya Jennie itu apa? Sampai kalau ia suka pada seseorang Mingyu langsung kaget begitu.
" Ya bisa lah ! Emang lo pikir gue apaan?! " sungut Jennie.
" Y-ya gue kaget aja Jen. Lo 'kan kalo di sekolah jarang ada temen laki. Ditembak ama anak cowok di sekolah juga lo tolak mulu. So Taeyong aja yang cakepnya kayak karakter anime gitu lo tolak. Malah di sekolah lebih banyak shipper lo sama cewek daripada sama cowok. Ya kan? Kayak Jenlis, Jenrene, Jensoo, Chaennie—"
" Ck, udah - udah jan di lanjutin. Yang jelas, gue tuh lagi pen cerita ama lo tentang dia. Btw, lo orang pertama yang gue ceritain nih. Jadi, mau denger ga? " Mingyu mengabgguk sebagai respon.
" Oke. Jangan lo potong tapi. Jadi gini gyu, gue tuh ketemu dia pas dia ga sengaja nabrak gue pas gue mau berangkat sekolah. Gak tau kenapa gue langsung demen aja gitu liat tuh cowok. Matanya, idungnya, bibirnya, oiya pas dia lagi senyum tuh manis buanget gyu terus—"
"Gue gak perlu detail orang yang lo suka, " Mingyu menyela dengan jengkel.
" Oke - oke. Nah, abis itu yg hari dimana gue ga ke bengkel itu gue ketemu lagi sama dia di rumah gue. Gue pikir dia maling eh ternyata dia temen abang gue. Gue udah mikir, kalo dia temen abang gue mungkin dia bakal sering maen kali ke rumah. Makanya gue seneng banget. Eh tapi hari ini—" Jennie menghela napasnya.
" Hari ini kenapa? " Tanya Mingyu penasaran.
" Hari ini gue tau kalo dia ternyata kakaknya si Taehyung, " Ujar Jennie dengan bibir mengerucut.
" What?! Kakaknya Taehyung?!" Jennie mengangguk lemah.
" Bakalan susah buat pdkt lo Jen klo kek gini, "
" Makanya. Lo gak punya solusi gitu biar gue bisa pdkt sama kakaknya si alien itu?" Tanya Jennie.
" Hmmm—Ah, gue tau! " Jennie langsung menatap Mingyu penuh harap. " Apa? "
" Gimana kalo lo ajak kerjasama aja tuh anak? "
" Kerjasama gimana? " Tanya Jennie bingung.
" Ya lo ajak kerjasama aja, lo minta dia deketin lo sama kakaknya dan sebagai balesannya nanti lo deketin dia ama Irene. Lo udh tau kan berita yang kesebar kalo Taehyung suka sama Irene? "
" Tapi kalo itu cuma rumor? Lagian kalo si Taehyung emang suka sama Kak Irene pasti dia bakal gebet Kak Irene lah, " Mingyu mengangguk. " Iya juga sih, "
Setelahnya hening. Mereka sama - sama memikirkan cara agar Jennie bisa pdkt dengan orang yang disukainya. Jennie menatap sekitar sembari berpikir. Tatapannya jatuh pada dua mobil yang diparkir berdampingan. Dia baru menyadari keberadaan mobil itu rupanya.
" Lah, itu kan mobil abang gue. Terus satunya lagi itu kan mobil si Taeayam, " ujar Jennie. Mingyu mengikuti arah pandang Jennie dan mengangguk. " Iya. Abang lo sama Taehyung pengen modip mobilnya di sini, "
" Kok gue gak pernah liat si? " Tanya Jennie. Mingyu memutar bola matanya. " Ya iyalah, orang lo aja ga ke bengkel dua hari belakangan, " ujar Mingyu.
" Eh eh tapi Jen. Lo kan bisa ngancem Taehyung. Lo bilang aja kalo dia ga mao bantuin Lo buat deket sama kakaknya, nanti lo bakal rusakin mobilnya dia atau bakal lo jual atau Lo apain kek lah, " lanjutnya.
" Gak gitu juga kali, Gyu. Lagipula, dia juga ga bakal peduli kalo mobilnya kenapa - napa. Dia pasti lebih milih kehilangan mobilnya daripada comblangin gue sama abangnya. Dia kan holkay, kalo mobil nya rusak atau ilang tinggal beli lagi dia mah. Lagian, kalo gue ngancem gitu nanti reputasi bengkel lo jadi jelek lagi. Taehyung pasti bakal bilang ke orang - orang kalo bengkel lo ga bener. Nanti bisa - bisa bengkel lo sepi terus tutup lagi. Terus---nanti gue kerja dimana? " Jennie tidak mau jika nantinya bengkel Mingyu akan jelek reputasinya hanya karena Jennie yang mengancam Taehyung. Mingyu itu sudah banyak membantu Jennie jadi Jennie tidak ingin jika sahabatnya itu kesusahan hanya karena ingin membantu dirinya.
" Yaudahlah yang jelas besok gue bakal kasih Taehyung tawaran. Nanti dia bisa bilang apa yang dia mau. Udahlah yok kita kerja aja, "



























Bel pulang sudah berbunyi lima menit yang lalu. Jennie baru saja keluar dari toilet. Gadis itu tadinya ingin berbicara pada Taehyung, tapi tiba - tiba ia ingin buang air kecil. Jadilah ia ke toilet dulu.
Jennie bertanya - tanya, " Taehyung udah pulang belom yak?"
" Gue ke kelas aja deh, kali aja dia masih ada di kelas, "

Jennie melangkahkan kakinya menuju ruang kelas. Omong - omong, hari ini ia tidak bertengkar atau berdebat dengan Taehyung. Saat pelajaran pun, Jennie mengalah saat ia dan Taehyung mengangkat tangan secara bersamaan untuk menjawab pertanyaan dari guru. Tentu saja Jennie harus bersikap baik dulu agar Taehyung dapat membantu dirinya agar dekat dengan Kai, abangnya.
Jennie sudah berada di kelas. Ia dapat melihat Taehyung tengah menaruh sesuatu di lokernya. Ia berjalan menghampiri Taehyung.
" Tae, gue mau ngomong. " ujar Jennie saat sampai di samping Taehyung. Taehyung sedikit terkejut dengan kedatangan Jennie yang tiba - tiba.
Ia menatap Jennie dengan pandangan bertanya - tanya.
" Ngomong apaan? Gue sibuk jadi ga bisa lama - lama, " ujar Taehyung dengan lagak soknya. Dalam hati, Jennie sudah mengumpati Taehyung yang bersikap sok sekali. Jennie menghela napas untuk meredakan emosinya.
" Jadi—gue punya tawaran buat lo, "
" Tawaran apa? " Tanya Taehyung bersidekap dada.
" Gue minta lo buat deketin gue sama abang lo—"
" Tunggu - tunggu. Ngapain lo minta gue buat deketin lo sama abang gue? Jangan bilang—lo suka sama dia? " Tuduh Taehyung. Tepat sekali tuduhannya itu.  Jennie hanya mengangguk pelan sebagai jawabannya.
" Gak gak gak. Gue ogah. Ogah banget gue deketin abang gue sama cewek kayak lo, " ujar Taehyung mengibaskan tangannya.
Jennie rasanya ingin mencakar wajah Taehyung. Kenapa dia tidak mau membantu Jennie dekat dengan abangnya? Lalu, apa - apaan itu tadi? Ia bilang, ' cewek kayak lo'. Memangnya, Jennie cewek seperti apa?
Tapi tenang. Jennie masih bisa mengendalikan jari - jari indahnya agar tidak melukis karya di wajah Taehyung.
" Ayo apa tolongin gue. Gini aja deh, kalo lo mau bantuin gue—gue bakal turutin permintaan lo, " ujar Jennie membujuk. Taehyung tampak tertarik dengan topik pembicaraan ini sekarang.
" Oke. Tapi—lo juga harus bantuin gue, " ujar Taehyung. Jennie tersenyum lebar sembari mengangguk - angguk. Taehyung sempat tertegun melihat tingkah Jennie. Jennie sebenarnya tidak sadar saat bertingkah seperti itu di depan rivalnya. Habis, Jennie kelewat senang bukan main.
" Oke - oke. Lo mau gue bantu lo apa? " Tanyanya.
" Bantuin gue deket sama Irene, " jawab Taehyung. Jennie terdiam—terkejut lebih tepatnya. Jadi, rumor itu benar?
" Jadi, rumor kalo lo suka sama Kak Irene itu—bener? " Tanya Jennie masih tidak percaya. Taehyung hanya berdehem pelan menjawabnya.
" Tapi, kenapa lo ga ada tanda - tanda ngegebet dia? Lo—ga berani? " Tanya Jennie hati - hati.
" Ck, tentang itu lo ga perlu tau. Yaudah kalo ga mau, gue juga ga mau deketin lo ama abang gue, " ujar Taehyung mengambil ancang - ancang  ingin pergi. Jennie buru - buru mencegahnya.
" Eh jangan - jangan. Iya. Oke. Gue juga bakal bantuin lo deket sama Kak Irene, "
" Besok lo harus bikin gue kenalan resmi sama Irene, " ujar Taehyung.
" Kenapa gak lu duluan yang deketin gue sama abang lu? "
" Mau dibantuin apa nggak? "
Jennie berdecak, " Iya - iya. Tapi besoknya lo harus deketin gue sama abang lo, "
" Oke. Kalo gitu, kita harus mulai baikan dikit. Seenggaknya kita jangan berantem di luar kelas. Maksud gue, kita kalo di kelas bisa saingan atau berantem juga ga masalah. Asal, jangan sampe ketauan kelas lain. Gue ga mau Irene ngecap gue jelek nantinya. Kalo berantem, seenggaknya jangan sampe ketauan Irene, " ujar Taehyung menjelaskan.
" Yaudah nanti kita ngomongin lagi di chat. Lo add aja id line gue. Ada di grup kelas, " ujar Jennie.
" Lo aja yang add gue. Abis itu lo minta add back ke gue. Masa gue minta add back ke lo, " tolak Taehyung. Jennie memutar bola matanya malas. Apa hal seperti itu saja harus dipermasalahkan?!Jennie benar - benar tidak habis pikir dengan Taehyung.
" Yaudah iyaaaa, " ujar Jennie mengalah. Taehyung hanya mengangguk - angguk dan berlalu dari kelas meninggalkan Jennie.
Sepeninggalnya Taehyung dari kelas, Jennie mendengus sebal.
"Kalo bukan gara - gara Kai, gue gak mau terlibat sama alien itu, " ujar Jennie kemudian berjalan keluar kelas.











TBC

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

SEE YOU NEXT CHAPTER! 👋

fall in love with my rival Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang