"Hari pertama sekolah, berangkat bareng Abangmu ya, Nay," kata Abah mengawali pembicaraan pada sarapan pagi ini.
"Hmm, gimana ya, Bah? Naya mau naik sepeda aja," tolak gadis yang menyebut dirinya 'Naya' pada Abahnya.
Umma yang baru saja menaruh mangkuk sop di meja makan, kali ini ikut berbicara, "Kenapa gak mau bareng sama Bang Arhan dan Bang Aryan? Sekarang 'kan udah satu sekolah," Umma duduk di sebelah kiri Abah.
"Abah sama Umma kayak gak tau Naya aja, dia 'kan emang aneh. Udah cewek sendiri, ribet pula," ledek Arhan sambil melahap sarapannya.
Ketiga Abangnya kompak menertawakan Naya dengan maksud bercanda.
"Hisshh! Abah, Umma! Naya diledekin sama Abang!" dengus Naya tidak terima.
Umma mengukir senyum tipis di bibirnya, "Kali ini masalahnya apa? Kenapa gak mau bareng sama mereka?"
"Bukan begitu, Umma. Naya cuma gak mau ada yang tahu, kalau Naya adiknya Bang Arhan sama Bang Aryan. Naya udah cukup cari tahu soal ketenaran mereka di sekolah, yang ada nanti pada deketin Naya biar kenal sama Abang. Naya mau punya kawan yang terima Naya apa adanya, bukan karena ada apanya. Abah, Umma sama Abang semua, tolong ngertiin Naya, ya?" pinta gadis bernama Naya seraya mengatupkan kedua tangannya, tanda memohon.
Aryan berdeham,"Oke! Tapi, kalau ada yang macam-macam sama kamu, Abang gak akan tinggal diam,"
"Arhan juga!" sambung Arhan.
Naya menarik napasnya untuk mengontrol tawanya yang entah kenapa ingin keluar,"Untung aja Bang Amar udah lulus SMA. Gak kebayang rasanya, kalau Naya punya Abang kembar tiga," Naya menahan tawanya melihat perhatian dari Abang kembarnya ini.
"Yah, Abang cukup do'ain kamu aja deh, Dek! Yang jagain udah banyak," kata Amar sambil mengelap mulutnya dengan tissue, tanda ia telah menyelesaikan sarapannya, "Amar berangkat duluan ke kampus," tangannya pun menyalimi Abah dan Umma lalu, mengucapkan salam.
"Naya juga berangkat, 'kan naik sepeda. Takut telat," seperti Amar, Naya juga melakukan hal yang sama.
Tersisa Arhan dan Aryan yang masih menyantap sarapannya dengan santai.
"Kalian berdua gak ikut berangkat? Naik mobil potensi terkena macet lebih besar loh," kata Umma memandang si Kembar yang tampak santai.
"Hari ini Arhan naik motor, Ma,"
"Hari ini Aryan naik motor, Ma,"
Jawab mereka bersamaan, maklum, namanya juga kembar. Untung saja, tidak terlalu mirip dalam wajah. Kecuali, persamaan dalam bentuk hidung, mata, mulut, tinggi badan, dan warna kulit yang kuning langsat.
Arhan dan Aryan saling tatap, sementara Abah dan Umma menahan tawa melihat kelakuan putra kembar mereka.
"Lo ngapain ikut-ikut gue, Yan? Udahlah, lo naik mobil aja!" tanya Arhan 'tak terima.
"Dih! Lo kali yang ikut-ikut, gue yang ngomong duluan!" bantah Aryan 'tak kalah sewot.
"Gue lahir duluan! Jadi, gue Abang! Gue duluan dong!" sahut Arhan lagi.
"Aelah, cuma beda lima menit doang," ucap Aryan hampir seperti berbisik.
"Arhan! Aryan! Berangkat sekarang!" perintah Abah dengan maksud agar mereka berhenti memperselisihkan sesuatu yang sepele.
"Iya, Bah!" ucap mereka lagi bersamaan lalu menyalimi Abah dan Umma. Tak lupa, mereka juga mengucapkan salam setelahnya.
Mereka pun berjalan bersampingan sambil geser-menggeser bahu, tentu saja masih mempersalahkan hal sepele tadi.
Abah geleng-geleng memperhatikan tingkah keduanya, kebiasaan buruk mereka yang tidak terlalu suka dibilang kembar. Aneh,"Kalau masih ribut, besok sekolah naik sepeda bareng Naya!"
"Iya, Bah! Enggak ribut!" teriak mereka lagi-lagi bersamaan lalu mulai merangkul satu sama lain.
Umma tak sanggup menahan tawanya lagi, setelah putra kembarnya keluar rumah, Umma melepaskan tawanya, "Masya Allah! Anakmu itu,"
"Loh? Anaknya Umma juga, masa iya Abah sendiri? Ya, gak jadi," Abah dan Umma melepas tawanya bersama untuk beberapa saat.
***
Hanaya Nabilah Al-Hafiedz. Atau bisa dipanggil Naya, adalah seorang gadis berparas cantik. Jangan berpikir tentang seberapa panjang rambutnya. Karena mahkotanya itu, telah tersimpan baik di dalam jilbabnya. Ia baru saja memutuskan berjilbab semenjak duduk di bangku Aliyah saat masih di Bandung.
Kebetulan Abahnya memiliki urusan di Jakarta, maka dari itu, Naya pun ikut pindah. Ketiga Abangnya, telah berada di Jakarta sejak masih SMP. Semasa Abah dan Umma berada di Bandung bersama Naya, mereka dirawat baik oleh Paman dan Bibinya.
Sebenarnya, rumah mereka memang di Jakarta. Karena pekerjaanlah, yang membuat Abah harus pindah dari satu kota ke kota lainnya. Naya kecil yang tidak mau ditinggal oleh Abah memutuskan untuk selalu mengajak Umma dan Naya kecil saat itu untuk ikut pindah sesuai dengan kota tujuan kerjanya. Dan kali ini, mereka kembali ke Jakarta. Abah sudah berpikir mantap akan menetap di sini.
Bagaimana dengan ketiga Abangnya? Ya, ada Raihan Amar Al-Hafiedz, anak pertama dari Abah Hafiedz dan Umma Fatimah. Naya biasa memanggilnya Bang Amar. Untuk urusan agama, Abang tampan yang satu ini jagonya.
Lalu, ada si kembar Arhan dan Aryan. Bernama lengkap, Ahmad Arhan Al-Hafiedz dan Ahmad Aryan Al-Hafiedz. Arhan lahir lima menit lebih dulu dari Aryan. Soal ketampanan pastinya tidak kalah dengan Amar. Hanya saja, mereka masih suka bermain-main di usia remajanya ini, jadi terlihat agak nakal dan pecicilan. Wajar sebenarnya, mereka masih duduk di bangku kelas dua belas SMA, yang artinya hanya beda setahun dengan Naya.
Sudah hampir tiga tahun, Abah, Umma, dan Naya berhubungan komunikasi dengan mereka hanya dengan via Videocall. Tak masalah, setiap Ramadhan dan hari raya juga hari-hari libur panjang tiba, ketiga putranya mengunjungi orang tua dan adik perempuan satu-satunya ini. Tentu saja, tidak bahagia tinggal jauh dari orang tua. Tapi, Abah dan Umma sendiri yang memutuskan agar saat itu, mereka tidak perlu ikut pindah. Anggap saja, untuk melatih kemandirian, merasakan hidup jauh dari orang tua.
Namun, sekarang mereka kembali tinggal bersama. Apalagi dengan adik perempuannya, Naya, yang semakin lama semakin cantik saja. Ketiga Abangnya yang merasa sok tahu tentang laki-laki seumurannya di Jakarta, tentu saja melakukan penjagaan Extra pada Naya. Mau tidak mau, Naya harus siap dijaga oleh tiga Abang yang merangkap sekaligus menjadi bodyguardnya.
***
Jadi, kalian baru saja membacanya dan sudah tahu rahasia Hanaya yang niatnya mau dirahasiakan?😂
Oke, tak apa😂
Jaga baik-baik, ya❤
Jangan ada yang tahu lho!
Oke, work pertamaku👑 Krisarnya silakan🤗
Terima kasih:)
@QZareal
#mulmed diambil dari google👑
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Hanaya [Hiatus]
Teen Fiction[BACA AJA DULU💜] Percaya, 'kan? Yang namanya perubahan itu memang tidak mudah. Ketika kita berada di zaman milenial yang kebanyakan lebih mementingkan pacar dan dunianya dibandingkan ilmu agama. Miris memang! Namun bukan berarti tidak ada sama seka...