Chapter 4

24 3 0
                                        

Happy reading ^^
Typo bertebaran hehehe













Seorang lelaki berjalan sendirian di malam yang gelap sambil menendang kerikil di depannya, dengan suasana hati yang tidak baik

"Aishhh seharusnya aku tidak pulang tadi, dirumah membuatku tertekan, aku harus melakukan hal paling terbaik di depan mereka, kenapa dunia ini sangat kejam"

flashback......

"YESANG!! "

" ada apa ayah"

PLAKKKK

"apa ini, kenapa nilai mu turun hah!!!! , kau harus jadi yang pertama di sekolah, kau tidak dengar ucapan ku!!!!, dulu kau selalu mendapatkan peringkat pertama, tapi skarang, kau malah mendapatkan peringkat yang ke dua, kau hanya di kalahkan oleh anak miskin itu!!!, Kita ini ada orang yang terpandang, kau harus mengambil posisi pertama mu bagaimana pun juga, anak dari kim taewook harus jadi yang pertama di sekolah"  ucap Taewook pergi, yesang hanya menunduk dan memegang pipi kirinya yang terkena tamparan ayahnya.

Flashback end........

sakit rasanya jika dirimu di paksa harus menjadi nomor satu apapun yang kau lakukan harus benar-benar terbaik, Yesang hanya memghela nafas berat, dia bingung harus melakukan apa agar mengembalikan peringkat pertama nya lagi, dia benar-benar frustrasi, sampai lah ia di sungai han dia duduk di bangku yang berada di sana, ada sedikit  kelegaan ketika melihat sungai itu, ketika sedang melamun ia melihat seorang nenek yang sedang ingin di curi, nenek itu berusaha melindungi barang berharga nya dari si preman, Yesang yang melihat itu berjalan menuju ke arah nenek itu.

"tolong lepaskan nenek ini, lebih baik kalian pergi sebelum saya memanggil polisi " ucap Yesang memunggungi si nenek itu

"heh, siapa kau, berani berani nya mencampuri urusan kami"  ucap salah satu preman itu

" kau tidak perlu siapa aku, sekarang lebih  baik kalian pergi  " ucap Yesang dengan nada dingin

" kami tidak akan pergi sebelum kami mengambil barang itu dari nenek ini " ucap preman itu mulai meninju Yesang tetapi karena Yesang jago bela diri ia menangkis serangan preman itu dan mulai mengajar para preman itu, hingga akhirnya para preman itu kalah dan melarikan diri, ia berbalik ke belakang melihat si nenek yang sedang ketakutan

"nek, anda tidak papa " tanya Yesang hati hati

" sssaya baikk, untung ada dirimu nak kalau tidak nenek tidak tahu apa yang terjadi nanti " ucap nenek itu

" nenek memang habis dari mana?, kok malam malam gini nenek keluar, gk ada yang jagain lagi, memang cucuk nenek kemana? " tanya Yesang

" saya habis menjual perhiasan saya, karena cucuk saya sakit, kedua orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan " ucap nenek itu sedih

" ohh seperti itu, kalo begitu saya antarkan pulang ya nek, biar tidak ada yang mengganggu nenek lagi "  ucap Yesang sambil menggandeng tangan nenek itu

" rumah nenek ada dimana? " tanya Yesang

" ohh di depan sana terus  belok kiri " ucap nenek itu menunjuk nunjuk, tak lama kemudian mereka sampai di depan rumah yang sudah tua bahkan jauh dari kata layak

" nekk, ini rumah nenek? " tanya Yesang prihatin

"iya nak ini rumah nenek maaf kalo rumah nenek jelek, kau mau masuk nenek buatkan minuman hangat untuk mu"  ucapan nenek itu, Yesang hanya tersenyum dan mengangguk ia mengikuti nenek itu masuk kedalam

Good Bye ✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang